Jejak Digital: Jangan NakalKamis, 10 Oct 2024 06:49 |
|
Jumlah Korban Tewas di Gaza Lampaui 42.000 Menyusul Pembantaian Baru tarhadap 45 Warga PalestinaRabu, 09 Oct 2024 17:27 |
Oleh: Hanum Hanindita, S.Si
Sungguh mengejutkan kasus gangguan kesehatan mental tinggi pada populasi ibu hamil, menyusui dan ibu dengan anak usia dini. Bahkan di Lampung 25 persen wanita mengalami gangguan depresi setelah melahirkan (republika.co.id). Hal tersebut terungkap dalam data laporan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2023. Kemudian hasil penelitian Andrianti (2020) terungkap 32 persen ibu hamil mengalami depresi dan 27 persen depresi pasca melahirkan. Selain itu, penelitian skala nasional menunjukkan 50-70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Angka ini tertinggi ketiga di Asia (ameera.republika.coi.id).
Andini Dwi Arumsari Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menjelaskan baby blues bisa terjadi akibat perubahan di dalam diri perempuan, mulai perubahan fisik dan psikologis setelah melahirkan.Perubahan yang terjadi karena menyesuaikan pola kehidupan anak. Andini menambahkan, perubahan psikologis juga dialami beberapa ibu yang merasakan stress karena ketidaksiapannya dalam menjalani kehidupan yang baru (um-surabaya.ac.id).Menurut ketua komunitas perempuan dari Wanita Indonesia Keren (WIK) dan psikolog Maria Ekowati kondisi baby blues parah bisa juga dialami wanita yang hamil karena “kecelakaan” hingga berada dalam rumah tangga yang tak harmonis atau mengalami KDRT (ameera.republika.co.id).
Minimnya Support System Bagi Ibu di Masa Kini
Sejatinya ada 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya baby blues. Pertama faktor individu. Hal ini bisa berasal dari kesiapan seseorang wanita untuk menjadi ibu baik mental maupun fisik. Dari fisik misalnya mengalami kehamilan yang lemah atau sulit, kurang gizi, memiliki riwayat penyakit tertentu, kurang istirahat, dan sebagainya. Dari mental misalnya rasa takut menghadapi proes persalinan, bayangan menakutkan mengurus dan mendidik anak, memiliki trauma psikis tertentu, dan lain sebagainya. Kondisi mental dipengaruhi oleh tsaqofah dan ilmu yang dimiliki terkait cara pandangnya terhadap hidup berumah tangga, mendidik anak, merawat anak serta segala hal terkait lainnya.
Kedua, faktor masyarakat dan lingkungan. Hal ini berasal dari luar diri ibu. Contohnya kurang perhatian atau dukungan dari suami dan keluarga besar, terlalu banyak mendengar informasi terkait pengurusan dan pengasuhan anak sehingga membuat ibu merasa bingung, adanya fenomena “mom shaming” yang membuat ibu menjadi insecure, dan lain sebagainya.
Ketiga, faktor negara. Menggejalanya baby blues bukan hanya menjadi urusan individu atau keluarga saja, tetapi negara juga memiliki peran yang besar sehingga baby blues banyak mengganggu kesehatan mental ibu. Negara tidak memberikan support system bagi seorang ibu. Urusan kesiapan menjadi orangtua dan segala hal yang berkaitan dengannya diserahkan kepada urusan pribadi masing-masing keluarga. Akhirnya setiap keluarga, memiliki standar yang tidak pasti dalam hal persiapan menjadi orangtua. Standar yang digunakan pun menjadi beragam, ada yang mengambil standar Islam, ada pula yang mengambil standar Barat, bahkan tak sedikit yang minim persiapan.
Semua ini akibat kehidupan sekulerisme kapitalisme yang telah mengurangi bahkan tidak memberikan support system bagi seorang ibu. Sistem ini telah menihilkan peran agama dalam kehidupan, akibatnya kehidupan manusia jauh dari agama dan kering dari rasa keimanan. Hidup hanya disandarkan pada nilai-nilai materi semata. Alhasil sosok ibu dalam sistem sekulerisme kapitalisme sama sekali tidak dikaitkan dengan agama namun justru hanya dilihat dari penampakan fisiknya. Akibatnya ketika menjalankan perannya calon ibu dan para ibu merasa begitu berat. Mereka terbebani dengan keberadaan anak dan jenuh dengan rutinitas seorang ibu.
Cara pandang yang salah inilah yang menyebabkan banyak perempuan saat ini hanya siap menjadi seorang istri namun tidak menjadi seorang ibu. Apalagi secara sistem para perempuan tidak disiapkan menjadi sosok seorang ibu. Salah satunya ialah kurikulum pendidikan hanya berfokus pada nilai-nilai materi dan akademik. Kompetensi menjadi orangtua tidak menjadi ukuran yang harus mereka miliki. Padahal pendidikan memiliki peran penting dalam mendidik generasi termasuk menyiapkan mereka menjadi sosok orangtua.
Khilafah sebagai Support System
Kondisi saat ini sangat berbeda dengan para ibu yang dilahirkan dari sistem Khilafah. Mereka sosok yang begitu memahami peran strategisnya yakni sebagai Ummu Warabatul Bait. Hal ini akan menuntut seorang ibu menjadi pendidik utama dan pertama putra putrinya, serta sebagai pengatur rumah tangga suaminya. Tak hanya peran strategis mereka juga paham peran politisnya sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki kewajiban melakukan amar maruf nahi munkar dalam kehidupan umum.
Keberhasilan menjalankan 2 peran inilah yang akan menentukan kualitas generasi sebuah peradaban. Terbukti sepanjang sistem Khilafah berdiri selama 13 abad begitu banyak teladan sosok ibu yang berhasil menjalankan perannya sebagai seorang ibu seperti ibu dari para shahabiah yang senantiasa menyiapkan anaknya menjadi mujahid. Ibu yang begitu sabar mendidik anak-anaknya hingga menjadi ulama terkemuka maupun ibu-ibu yang luar biasa mendidik anaknya menjadi sosok Khalifah terbaik untuk umat.
Keberhasilan ini tidak akan hadir dengan sendirinya. Khilafah sebagai institusi juga turut andil dalam menyiapkan generasi mereka. Melalui sistem pendidikan Islam, Khilafah berhasil mencetak para generasinya memiliki kepribadian Islam yaitu terwujudnya pola pikir dan pola sikap islami. Tak hanya itu generasi akan dididik untuk menguasai tsaqofah dan IPTEK sehingga mampu menyelesaikan semua masalah kehidupan dengan keilmuan mereka. Bahkan menurut Syekh Atha’ Khalil Ar Rustah dalam kitabnya dasar-dasar pendidikan dalam negara Khilafah, kurikulum pendidikan Daulah Khilafah secara khusus akan menyediakan mata pelajaran kerumahtanggaan. Mata pelajaran ini dikhususkan bagi para perempuan untuk menjadi seorang ibu.
Begitulah masyarakat dalam sistem Khilafah. Masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap sesama sehingga terbentuklah support system utuk para ibu dalam menjalankan perannya dengan optimal. Demikian juga untuk laki-laki akan dididik menjadi suami yang peduli, menyayangi dan mendukung istri sesuai tuntunan syariah. Seperti inilah lingkungan yang dibutuhkan bagi para calon ibu dan ibu sehingga mereka tidak merasa sendirian atau merasakan tertekan dalam mengasuh dan mendidik anak-anak. Dengan support system yang penuh dan dukungan semua pihak, ibu bisa menjalankan perannya. Hanya saja lingkungan yang demikian tidak mungkin terwujud dalam sistem sekuler seperti saat ini yang sudah jelas menyebabkan kondisi baby blues semakin parah.
Kondisi ideal dalam mengurus, mengasuh dan mendidik anak hanya bisa terwujud dalam naungan Daulah Khilafah Islamiah. Dengan demikian hanya di bawah kekuasaan Islam akan tertanam kesadaran pada benak perempuan tentang peran penting sebagai pengatur rumah tangga dan mendidik anak-anak mereka. Tidak hanya bagi seorang ibu, tapi suami, keluarga besar dan lingkungan sekitar juga akan menjadi support system bagi optimalnya tugas seorang Ibu. Dengan begini maka akan terbentuklah satu bangunan keluarga yang kokoh dimana di dalamnya ayah dan ibu menjalankan perannya dengan kesungguhan dan kepedulian yang tinggi. Wallahu a’lam bishawab. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com
Jejak Digital: Jangan NakalKamis, 10 Oct 2024 06:49 |
|
Jumlah Korban Tewas di Gaza Lampaui 42.000 Menyusul Pembantaian Baru tarhadap 45 Warga PalestinaRabu, 09 Oct 2024 17:27 |