Selasa, 27 Jumadil Awwal 1447 H / 18 November 2025 15:42 wib
250 views
Suriah Bantah Laporan Serahkan Mujahidin Uyghur ke Cina
DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Pemerintah Suriah membantah laporan yang menyatakan bahwa negara tersebut telah menyetujui penyerahan para pejuang Uyghur kepada Cina di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri Asaad Al-Shaibani ke Beijing.
Shaibani sedang berkunjung ke Beijing untuk membangun kembali hubungan dan mencari dukungan bagi rekonstruksi Suriah.
Seorang sumber dari Kementerian Luar Negeri Suriah membantah laporan yang menyebut bahwa Damaskus telah menyetujui penyerahan ratusan mujahidin asing dari minoritas Muslim Uyghur di Cina kepada Beijing, bertepatan dengan kunjungan pertama Shaibani ke negara tersebut.
Pada Senin (17/11/2025), kantor berita AFP melaporkan sumber anonim pemerintah yang mengklaim bahwa Damaskus setuju untuk memulangkan 400 mujahidin Uyghur ke Cina secara bertahap setelah Beijing mengajukan permintaan selama kunjungan Shaibani, memicu kekhawatiran serius mengenai keselamatan mereka.
Uyghur termasuk di antara ribuan mujahidin asing yang terlibat dalam konflik Suriah, sebagian dari mereka tergabung dalam kelompok jihadis yang berperan dalam menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad pada Desember 2024.
The New Arab telah meminta komentar lebih lanjut dari Kementerian Luar Negeri Suriah mengenai isu tersebut.
Cina sebelumnya menyatakan kekhawatiran atas keberadaan pejuang Uyghur di Suriah, beberapa di antaranya memperoleh pangkat tinggi dalam militer baru Suriah, termasuk Abdul Haq al-Turkistani, pemimpin Turkestan Islamic Party, dan dilaporkan ingin membahas masalah tersebut sebelum menyepakati kerja sama lebih lanjut.
Terkait para pejuang Uyghur, analis politik Suriah Radwan Ziadeh mengklaim kepada situs The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed, bahwa Damaskus telah "memberlakukan pembatasan terhadap pergerakan para pejuang Uyghur."
Cina telah dituduh melakukan genosida terhadap minoritas Muslim Uyghur, dengan mengirim ratusan ribu orang ke kamp tahanan serta menindak keras identitas dan kebudayaan Uyghur.
Diperkirakan terdapat sekitar 3.200 hingga 4.000 pejuang Uyghur yang kini bergabung ke dalam tentara baru Suriah, dan Cina dengan tegas menolak keterlibatan mereka.
Pertemuan Suriah–Cina dan Perluasan Kerja Sama
Dalam pertemuan kedua negara, Shaibani dan Menlu Cina Wang Yi membahas cara memperkuat hubungan bilateral dan memperluas kerja sama.
Media pemerintah Suriah, SANA, melaporkan bahwa Shaibani tiba di Beijing pada Ahad setelah melakukan kunjungan ke Inggris.
Dalam pertemuan tersebut, Wang menyatakan bahwa Cina siap “berkontribusi terhadap keamanan dan stabilitas Suriah serta menjajaki partisipasi dalam rekonstruksi ekonomi Suriah,” serta mendukung “rencana pembangunan kembali bangsa yang sejalan dengan kehendak rakyat,” menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa Cina “mengikuti kebijakan persahabatan terhadap rakyat Suriah dalam segala keragamannya dan menghormati pilihan mereka,” serta menyerukan “komitmen untuk menghormati kepentingan fundamental semua pihak, tidak mencampuri urusan internal, dan mengembalikan hubungan bilateral ke jalur normal.”
Wang juga menegaskan dukungannya terhadap proses perdamaian Suriah, menyatakan bahwa solusi harus “dimiliki dan dipimpin oleh Suriah,” serta dialog inklusif sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara keamanan dan pembangunan serta bekerja dengan komunitas internasional untuk menemukan formula politik yang mencerminkan kehendak rakyat Suriah.
Pemerintahan Presiden Ahmed al-Sharaa berupaya meningkatkan hubungan dengan Cina setelah negara tersebut sebelumnya mendukung rezim Assad selama konflik Suriah yang berlangsung selama 14 tahun.
Suriah kini tengah berusaha membangun kembali infrastruktur dan ekonominya setelah kehancuran akibat perang bertahun-tahun, dan memperbaiki hubungan luar negeri setelah periode panjang isolasi internasional, terutama dengan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB seperti Cina.
Presiden Sharaa telah bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa pekan terakhir.
Sebelum kunjungannya, Shaibani mengatakan pada Oktober bahwa Suriah "membutuhkan" Cina untuk membantu rekonstruksi, dan bahwa Suriah telah “mengalibrasi ulang” hubungan dengan Beijing meski Cina sebelumnya mendukung rezim Assad. (TNA/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!