Senin, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Mei 2023 16:12 wib
23.912 views
Sunnah Menikah di Bulan Syawal, Kapan?
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan keluarganya.
Dianjurkan menikah di bulan syawal apabila tersebar keyakinan di satu negeri bahwa syawal sebagai bulan sial /bulan buruk menikah (Bid’ah Tasyaum). Saat itulah dianjurkan melangsungkan pernikahan di Syawal untuk menyelisihi ahli bid’ah.
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha, beliau berkata:
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
“Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara isteri-isteri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR. Muslim no. 2551, Al-Tirmidzi no. 1013, Al-Nasai no. 3184, Ahmad no. 23137 –dinukil dari Maktabah Syamilah-)
Urwah –salah seorang perawi hadits di atas-, mengatakan,
وَكَانَتْ عَائِشَة تَسْتَحِبّ أَنْ تُدْخِل نِسَاءَهَا فِي شَوَّال
"Adalah Aisyah menyukai jika suami mulai menggauli istrinya (melakukan malam pertama) di bulan Syawal." (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “maksud ‘Aisyah menyampaikan ini: membantah keyakinan Jahiliyah dan apa yang dimitoskan sebagian orang awam hari itu tentang larangan menikah, menikahkan, dan berkumpul (dengan pasangannya) di Syawal. Ini adalah keyakinan batil yang tidak berdasar. Ini warisan jahiliyah. Mereka merasa sial dengan syawal karena nama syawal dari kata al-Isyaalah war raf’u (mengangkat : onta betina yang mengangkat ekornya karena tidak mau dikawin,-pent).” (Lihat Syarh Muslim atas hadits di atas, no. 2551)
Disebutkan dalam Lisan Al-Arab (11/374): syawal dari kata syalat an-Naqah bi Dzanabiha [arab: شالت الناقةُ بذنَبِها], artinya onta betina menaikkan/mengangkat ekornya.
Bulan syawal adalah masa di mana onta betina tidak mau dikawini para pejantan. Ketika didekati pejantan, onta betina mengangkat ekornya. Dari sini muncul mitos / keyakinan sial di tengah masyarakat jahiliyah terhadap bulan syawal. Sehingga mereka menjadikan bulan syawal sebagai bulan pantangan untuk menikah.
Mereka berkata, “Wanita yang hendak dikawini itu akan menolak lelaki yang ingin mengawininya seperti onta betina yang menolak onta jantan jika sudah dibuahi/bunting dan mengangkat ekornya.”
Ada juga yang berpendapat, jika dikatakan Tasywiil Labnil Ibil (syawwalnya susu onta), berarti susu onta yang tinggal sedikit atau berkurang. Begitu juga onta yang berada dalam keadaan kepanasan dan kehausan. Dari sini bangsa Arab berkeyakinan, bakal sial apabila melangsungkan akad pernikahan pada bulan ini.
Ringkasnya, bangsa Arab jahiliyah menganggap bulan Syawal sebagai bulan yang di dalamnya banyak kesialan. Siapa menikah atau menikahkan anak perempuannya maka pernikahan tersebut tidak akan langgeng.
Ketika islam datang, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam justru menikahi 'Aisyah di bulan syawal. Tujuannya, untuk membantah anggapan sial masyarakat jahiliyah.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Berkumpulnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha pada bulan Syawal menjadi bantahan akan keraguan sebagian orang yang membenci untuk menikah/berkumpul (dengan pasangannya) di antara dua hari raya, takut/khawatir keduanya akan bercerai. Dan ini tidak ada kaitannya." (al-Bidayah wa al-Nihayah: 3/253)
Dari sini jelas alasan anjuran menikah, menikahkan, dan berkumpul dengan pasangan di bulan syawal. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!