Senin, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 30 April 2018 22:55 wib
18.633 views
Analisa Rateka Lee Soal Acara Untukmu Indonesia
NAMA RatekaLee sempat mencuat pada 2014 silam. Ratake adalah netizen yang berhasil membongkar upaya kristenisasi di momen car free day Jakarta, 2 Nopember 2014. Hasil liputan video Ratake yang kemudian viral ini membelalakan mata banyak pihak perihal nyatanya kasus kristenisasi di Ibukota Negara.
Kini, acara Untukmu Indonesia: Berkarya Dalam Harmony tak luput dari perhatian Rateka. Dalam website rtkchannel.wixsite.com, Rateka menganalisa acara tersebut. Seperti apa?
=================
Mencurigai kegiatan bertajuk "Untukmu Indonesia: Berkarya Dalam Harmony" yang diadakan untuk menyambut Hari Tari Sedunia Sabtu (28/4) sebagai bagian dari upaya Kristenisasi publik tentunya bukan tanpa sebab. Sama seperti saat kami memutuskan untuk meliput kegiatan serupa tiga tahun lalu di Jakarta.
Pertama, tema. Hampir dipastikan membawa semangat nasionalisme alias cinta Indonesia, disertai dengan pertunjukkan atau aksi kebudayaan dan seni. Juga pemecahan rekor ini-itu, pasar rakyat murah, pengobatan gratis, hingga berbagai macam door prize yang akan menarik banyak massa terutama dari kalangan menengah ke bawah sebagai target mereka.
Kedua, desain. Meski kami akui desain flyer mereka kali ini nampak lebih baik ketimbang tiga tahun lalu, namun tetap saja bukan desain sekelas acara milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Apalagi lihat saja, menulis "harmoni" saja masih menggunakan "y" di belakang. Ketiga, simbol terselubung alias subliminal message. Coba perhatikan huruf "i" kedua pada kata "Indonesia" yang seolah dilambangkan dengan jantung terbelah, di mana bagian bawah dikelir dengan warna biru.
Bisa dikatakan ini adalah simbol favorit mereka yang hampir hadir di setiap acara. Masalahnya, simbol ini sama sekali tidak mencerminkan nasionalisme karena merupakan lambang burung merpati, sebagai perwujudan Roh Kudus (Matius 3:16). Padahal kalo toh mau menggunakan lambang burung, mengapa tidak menggunakan burung Garuda?
Tentu saja tim desain mereka tidak akan gegabah dalam mencantumkan logo, mengingat aksi mereka sebelumnya sudah kami pergoki sehingga harus lebih hati-hati dalam bergerak. Karena itu, lambang burung merpati yang sedang menukik ke bawah tersebut juga dapat dilihat atau diartikan sebagai tangan yang sedang menengadah.
Tak percaya itu simbol burung merpati? Coba saja lihat kupon sembako yang dibagikan kepada masyarakat ini. Lalu apa hubungannya sembako dengan merpati? Atau nasionalisme dengan merpati?
Keempat, siapa sih penyelenggara kegiatan gede-gedean ini? Coba saja Anda lihat pada salah satu flyer, tercantum akun Instagram mereka @untukmu.indonesia. Tapi ketika kami coba cari, akun tersebut tidak ada. Palingan yang namanya mirip-mirip saja.
Kelima, viral-nya video kami tiga tahun lalu terbukti meningkatkan kepedulian masyarakat muslim Jakarta pada khususnya mengenai kegiatan sejenis, sehingga bisa Anda Googling dengan kata kunci "Forum Untukmu Indonesia" ada banyak sekali berita yang mengangkat kegiatan ini. Bahkan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta sampai harus memberikan klarifikasi.
Panitia acara hanya menekankan bahwa acara ini bebas dari atribut parpol, karena memang mereka bukan membawa bendera parpol, melainkan agama. Klarifikasi tersebut juga menjadi bukti kuat kecurigaan kami dan banyak pihak lainnya, termasuk Majelis Ulama Indonesia seperti dikutip dari VOA-Islam berikut ini.
Ketua Komite Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (KDK MUI), Ustadz Abu Deedat Syihabuddin meminta umat Islam agar tidak menghadiri acara Untukmu Indonesia yang bakal digelar Sabtu (28/4/2018) di Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
Menurut Ustadz Abu Deedat, acara tersebut adalah pemurtadan yang dikemas kegiatan sosial. Seperti diketahui pada acara yang digagas Forum Untukmu Indonesia ini akan ada pembagian sembako dan hadiah bagi masyarakat yang hadir.
“Ya ini acara pemurtadan dilakukan kaum Nasrani yang dikemas acara sosial. Mereka mendompleng acara kebangsaan untuk misi pemurtadan,” ungkap Ustadz Abu Deedat kepada Voa Islam, Jumat (27/4/2018).
Ilustrasi merpati yang tertera pada kupon makan, sembako, dan hadiah adalah salah satu bukti yang paling sederhana bahwa acara tersebut ada misi pemurtadan.
“Gambar merpati itu berarti ruh kudus. Dari sini saja sudah kebaca misi mereka,” jelas pakar kristologi ini.
Dikatakan Ustadz Abu Deedat, pasar murah, pengobatan gratis, serta pembagian sembako adalah hal yang sering dijadikan topeng untuk misi tersembunyi pemurtadan.
Dengan banyaknya pemberitaan dan kritisnya masyarakat, bisa ditebak bahwa panitia acara kemungkinan akan mengubah beberapa acara agar lebih "halus" lagi sehingga kegiatan yang bebas dihadiri siapa saja termasuk mereka yang bertindak sebagai pengawas dari masyarakat tersebut tidak mudah mengidentifikasi jika memang benar ada proses Kristenisasi.
Pertanyaan penutup dari kami; jika mereka memang benar dari kelompok agama tertentu, jika memang mereka benar berniat berbagi kepada sesama dalam rangka Paskah, lalu mengapa tidak terang-terangan saja? Mengapa harus menggunakan nama forum fiktif dengan membawa Indonesia? Seolah mereka yang menentang kegiatan ini adalah orang-orang yang tidak nasionalis.
Sekali lagi, mengapa harus terselubung jika memang tidak ada yang perlu ditutupi?
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!