Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.523 views

Jangan Kaitkan Free Tol Suramadu dengan Politik?

Tony Rosyid

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Jokowi baru saja meresmikan "free tol" Suramadu (27/10). Ini bukan jalan tol baru, tapi sudah lama dibangun. Dimulai era Megawati tahun 2003, dan dituntaskan di era SBY tahun 2009. Sejak tahun itu tol Suramadu dipakai dan berbayar. Saat ini, oleh Jokowi tol Suramadu digratiskan. Yang menarik bukan hanya digratiskannya, tapi justru acara peresmiannya.

Umumnya, peresmian itu identik dengan launching. Tol jadi, lalu dibuka, nah biasanya diadakan acara peresmian saat awal pembukaan. Untuk tol Suramadu tidak demikian. Tol sepanjang 5,4 KM ini sudah diresmikan saat awal tol ini dibuka. Inilah salah satu jasa SBY untuk masyarakat Madura. Dan bulan ini Jokowi hadir untuk meresmikan "penggratisan". Sekilas ini unik, aneh dan memancing banyak pertanyaan. Apa sih mau Pak Jokowi? Pertanyaan yang sedikit lebih cerdas, apa maksud di balik peresmian  itu? Begitulah kira-kira yang ada di benak masyarakat.

Sebagian orang menafsirkan itu pencitraan. Jokowi ingin menarik simpati masyarakat Madura yang kecewa kepadanya. Sejak dibatalkannya pencawapresan Mahfud MD secara mendadak, unpredictable, mengejutkan, dengan segala dinamika perencanaan (boncengan naik motor) dan persiapan (titip baju di istana) yang sangat dramatis, solidaritas kemaduraan terbentuk. Mereka merasa harga diri orang Madura direndahkan. Mereka bersatu, dan menarik dukungan dari Jokowi. Penolakan masyarakat Madura kepada Jokowi setidaknya bisa dilihat dari hasil survei SSC (Surabaya Survei Center). 43,6% masyarakat Madura pilih Prabowo-Sandi. Hanya 29,1% mereka pilih Jokowi-Ma'ruf.

Penolakan masyarakat Madura akan sangat berpengaruh untuk suara Jawa Timur secara keseluruhan. Sebab, etnis Madura tidak hanya mereka yang tinggal di pulau Madura. Etnis Madura banyak yang menetap dan menjadi bagian dari masyarakat Surabaya dan menyebar di kawasan Tapal Kuda (Pasuruan, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember dan Probolinggo). Ketersinggungan harga diri masyarakat Madura terindikasi melahirkan militansi hampir seluruh tokoh Madura untuk mengalahkan Jokowi-Ma'ruf.

Kehadiran Jokowi dengan membawa hadiah free tol meski tak banyak berpengaruh  terhadap masyarakat Madura, namun logis dari sisi politik.  Dengan peresmian free tol, Jokowi hadir di Madura, menyapa dan ingin mendapatkan kembali dukungan dari masyarakat Madura.

Langkah persuasif Jokowi terhadap masyarakat Madura sangat tepat, khususnya dalam rangka mencari dukungan. Tapi, Jokowi justru menampik dugaan ini. Ia bilang: jangan sedikit-sedikit dikaitkan dengan politik.

Pernyataan Jokowi yang minta masyarakat untuk tidak selalu mengkaitkan kinerjanya dengan politik itu bisa dibenarkan. Karena Jokowi sebagai presiden, dan tugas pokoknya memang untuk melayani rakyat. Sudah seharusnya Jokowi bekerja untuk rakyat. Sampai disini, narasi Jokowi bisa diterima.

Hanya saja, Jokowi saat ini, selain sebagai presiden, ia juga calon presiden di 2019. Maka, semua yang dikerjakan Jokowi tak lepas dari pencapresan dirinya. Semua itu otomatis menjadi bagian dari kampanye.

Apa yang dilakukan Jokowi sebagai presiden, juga secara otomatis sebagai capres. Tak bisa lagi dibedakan kapan Jokowi bekerja sebagai presiden, dan kapan sebagai calon presiden. Menyatu dan melekat secara otomatis. Tak mungkin Jokowi bilang: untuk saat ini saya bicara sebagai presiden ya... Di kesempatan yang lain bilang: saat ini saya kampanye sebagai capres ya... tak mungkin oh... tak mungkin.

Saat meresmikan free tol, Jokowi didampingi oleh sejumlah ulama. Para ulama ini mengacung-acungkan satu jarinya. Itu kode nomor urut satu untuk Paslon Jokowi-Ma'ruf. Ini bukti presiden rasa capres.

Apalagi ide free tol Suramadu ini sudah pernah diusulkan oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo (Pakde Karwo), bulan Januari 2016 lalu kepada Jokowi. Tapi, No respon.

Ada yang mengatakan, penggratisan tol yang dibangun dengan anggaran 4,5 triliun ini tak bisa dilepaskan dari rencana pembukaan 330 hektar untuk perkebunan tebu milik Luhut Binsar Panjaitan (LBP). Direncanakan tebu ini akan mensuplai pabrik gula di Candi Sidoarjo. Sebuah prabik gula milik negara. Signifikan mengurangi biaya transportasi. Lalu, apa hubungannya dengan Jokowi? Rakyat hanya tahu begitu dekatnya hubungan antara Jokowi dengan LBP.

Jika Jokowi ingin semua kinerja dirinya tak dikaitkan dengan politik, mestinya ia tak nyapres. Fokus sebagai presiden dan bekerja untuk rakyat. Dijamin, tak akan ada opini politik terkait dengan kinerja yang dilakukannya. Nama Jokowi bersih, dan ia pensiun sebagai bapak bangsa. No ambisi.

Saat ini, Jokowi sebagai capres. Maka semua yang melekat dalam diri Jokowi adalah kampanye. Lepas itu menggunakan fasilitas dan dibiayai oleh uang negara, tetap saja itu kampanye. Bahasa gaul anak sekarang, itu pencitraan. Kampanye pakai uang negara dong? Itukan persepsi anda! Di negara demokrasi, Anda sah sah saja berpersepsi.

Jika Jokowi tak ingin dituduh menggunakan uang dan fasilitas negara, ya cuti. Full kampanye sebagai capres. Lepaskan baju kepresidenan dengan semua fasilitas dan anggaran negara yang melekat. Nah, ini baru keren. Pertarungan fair dan gentleman.

Jadi cukup aneh jika posisinya sebagai capres, Jokowi keberatan apa yang ia lakukan dikait-kaitkan dengan politik. Terima anggaran dan gunakan fasilitas negara, tapi tak siap dengan semua konsekuensi politisnya sebagai capres yang tidak cuti.

Peresmian free tol Suramadu, makin menguatkan opini publik bahwa itu adalah kampanye untuk pilpres 2019. Kalau Jokowi keberatan itu disebut kampanye, maka publik bingung. Kapan dan saat apa Jokowi dianggap berkampanye, dan saat apa Jokowi sedang menjalankan tugasnya sebagai presiden. Inilah risiko jika presiden nyapres, tapi tidak cuti. Tidak hanya bingung bagi rakyat, tapi juga bagi KPU, Bawaslu, dan mungkin bagi Jokowi sendiri.

Jika ada pelanggaran kampanye, Jokowi bisa bilang ke Bawaslu: saya sedang menjalankan tugas sebagai presiden, bukan sebagai capres. Nah... Rumit bukan?

Selama Jokowi tidak cuti dan meletakkan sementara Jabatannya sebagai presiden, maka semua yang dia kerjakan adalah kampanye sebagai capres. Dengan begitu, saat menggunakan anggaran dan fasilitas negara, melekat di dalam diri Jokowi sebagai presiden, tapi sekaligus numpang kampanye sebagai capres. Karena itu, tak sepatutnya menolak jika itu dikaitkan dengan politik, dan dianggap kampanye. [PurWD/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X