Selasa, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 10 September 2019 15:10 wib
3.688 views
Syiah Anti Pancasila?
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Keagamaan)
Penganut Syi'ah yang menggaungkan NKRI dan persatuan Indonesia sebenarnya melakukan kebohongan besar. Banyak yang tak faham akan esensi ajaran Syi'ah yang justru membahayakan NKRI.
Berdusta atas nama agama, memusuhi ahlus sunnah wal jamaah, serta berlindung di Pemerintahan sekuler yang menafikan agama dalam bernegara.
Sekurangnya ada lima bahaya laten gerakan Syi'ah, yaitu:
Pertama, gerakan anti Pancasila dan bercita cita menggantikan ideologi dengan ideologi Imamah. Dasar perjuangan penganut agama Syi'ah adalah Imamah. Merebut kekuasaan dan mengganti ideologi. Gerakan sufi, dzikir, atau berkumpul dalam hauzah hanya tahapan dini dari proses menuju penggantian ideologi negara. Sebagaimana Pemerintah sensitif soal Khilafah seharusnya lebih sensitif lagi pada ideologi Imamah yang jelas jelas bertentangan dengan Pancasila.
Kedua, gerakan radikal. Peringatan Assyuro mengenang peristiwa Karbala adalah prosesi penumpahan darah. Husen dianggap simbol "kekerasan" dengan kesiapan penuh kaum Syi'ah untuk menumpahkan darah. Ritual melukai diri hingga berdarah darah disebut "tathbir". Bendera yang dikibarkan bukan bendera Nabi bertuliskan kalimah tauhid, melainkan kalimah "Ya Husein". Simbol duka dan semangat membalas tumpahan darah Husein.
Ketiga, gerakan intoleran. Terhadap ahlus sunnah wal jama'ah mereka memusuhi. Dianggap kaum yang menyebabkan Husen terbunuh. Padahal prakteknya syahidnya Husen Ra disebabkan penghianatan kaum Syi'ah sendiri. Mereka menyebut ahlus sunnah wal jama'ah sebagai musuh baik "nawashib" atau "wahabi". Diposisikan sebagai musuh abadi.
Keempat, gerakan "hate speech" penyebar kebencian. Bagaimana tidak, shahabat utama Rosulullah SAW Abubakar Shiddiq dan Umar Ibnul Khattab dibencinya dengan kebencian luar biasa. Dinyatakan kafir dan diyakini masuk neraka. Naudzu billah. Syi'ah itu ajaran ujaran kebencian. Begitu juga dengan penistaan pada istri Nabi Siti Aisyah yang dituduh macam macam. Betapa bejat moral kaum Syi'ah itu.
Kelima, gerakan pengacau negara, penyebab konflik. Ketika komunitas masih sedikit ia ber "taqiyah" pura pura atau berdusta semata sekte sebagai gerakan dzikir atau sufi tetapi ketika sudah merasa kuat Syiah akan selalu berkonflik melalui ucapan, fisik, hingga berperang mengangkat senjata. Suriah, Irak, Yaman adalah contoh. Negara Iran yang menjadi "mbah" Syi'ah senantiasa menjadi sponsor konflik dan peperangan.
Lima bahaya laten ini perlu mendapat perhatian dan kewaspadaan. Ditambah tentunya dengan akidah dan syari'at yang sesat. Sebagian ulama mengeluarkan Syi'ah dari agama Islam. Rukun Islam, Rukun Iman, serta landasan Qur'an dan Hadits yang jauh berbeda. MUI berdasarkan penelitian mengkategorikan faham Syi'ah itu menyimpang, karenanya MUI membuat buku pedoman bagi umat Islam yaitu "Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia".
Dengan perayaan ritual Assyuro, Iedul ghadir, atau lainnya maka kategori sesat dan bahaya Syi'ah itu nyata ditampilkan. Semoga umat Islam terhindar dari penyesatan dan fitnah yang diajarkan dan dikembangkannya. Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!