Selasa, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 3 Desember 2019 13:30 wib
3.185 views
Mendzalimi Umat
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik)
Umat Islam Indonesia merasakan bahwa kebijakan Pemerintah saat ini cenderung mendzalimi umat Islam. Dua isu besar yang sangat menohok adalah radikalisme dan intoleransi.
Pemerintah tidak pernah merasakan tuduhan dan kampanye itu menyakitkan dan mendzalimi. Sebagian kecil orang Islam karena jabatan atau jilatan ikut dalam barisan penzaliman. Anehnya kadang paling beringas.
Kekuatan Islam adalah modal bangsa dalam menghadapi penjajahan. Dan hal ini yang paling ditakuti oleh penjajah dalam wajah apapun baik politik, ekonomi, ataupun budaya. Sejarah telah mencatat bukti. Para pejuang oleh penjajah diberi predikat pemberontak atau ektremis sedang orang kebanyakan tetapi taat pada agama disebut eksklusif atau intoleran. Dua mata pisau ini yang dipakai sebagai alat penjajahan yang efektif.
Ekstremis disapu bersih dengan kekuatan senjata dan tentara. Diburu dan diobrak abrik. Demikian juga dengan rakyat yang melindungi terkena dampak. Ikut diciduk, diintimidasi dan diinterogasi. Sedangkan kelompok eksklusif dibombardir dengan berbagai tuduhan. Diprovokasi agar dijauhi. Dianggap tak bisa diajak kerjasama untuk kepentingan negara.
Kini radikalisme disemburkan kemana mana tanpa jelas indikator. Umat Islam diburu sampai pada pengajian, ceramah dan khutbah di Masjid. Wapres yang "Kyai" pun ikut meminta pengawasan. Rupanya ia tercemar oleh jabatan duniawi sehingga rusak iman dan akhlak.
Kelompok intoleran adalah sebutan bagi yang tidak mengucapkan salam pada penganut agama lain, tidak berpartisipasi pada ritual mereka, menyebut kafir, serta menda'wahkan hanya agamanya sendiri yang benar.
Makin kacau negara.
Pemerintahan jahil melakukan penzaliman dengan memereteli nilai keagamaan melalui sekularisasi. Khilafah, jihad, ghazwah, bahkan syari'ah harus dibuang. Buku dan kurikulum pelajaran agama direvisi demi "deradikalisasi".
Pemerintahan disinyalir menjalankan program deradikalisasi yang tak lain adalah deislamisasi yang pada hakekatnya sekularisasi. Ini kebijakan yang sebenarnya melanggar Ideologi dan Konstitusi.
Umat Islam bukan musuh negara. Cara pandang terbalik tentu mencurigakan. Adakah komunis, kapitalis, salibis, atau zionis sedang mengendalikan pemerintahan ?
Semestinya rezim lebih hati hati dalam mengambil kebijakan yang kontra produktif dengan menciptakan prasangka. Stabilitas harus dijaga bukan dengan main tuduh, mengawasi masjid, atau melempar isu isu yang tak perlu dan rancu. Itu namanya "mendzalimi umat".
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!