Sabtu, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Desember 2019 04:40 wib
4.441 views
Membela Allah
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Keagamaan)
Ada salah arti bahkan pelecehan makna dari ungkapan yang seolah benar tapi keliru. "Masa kita mesti membela Allah atau membela Islam ? Allah dan Islam tak perlu dibela sebab Allah itu kuat dan Islam adalah milik Allah".
Lalu disalahkan atau sampai dimaki makilah mereka yang berjuang dengan semangat "membela Allah" dan "membela Islam". Ternyata yang menyatakan hal tersebut bukan hanya kelas awam tetapi kadang Pejabat, Gus, ataupun kyai.
Bantahan terhadap hal ini jelas. Allah SWT sendiri yang menyatakannya. Misalnya ayat "kuunuu anshoorallah" (jadillah kalian penolong-penolong Allah) juga "intanshurullah yanshurkum" (barangsiapa menolong Allah, Allah akan menolongmu). Membela Allah adalah dengan membela agama-Nya.
Banyak ayat yang berhubungan dengan "jihad di jalan Allah" yang maknanya bersungguh sungguh menegakkan dan membela agama Allah. Sejarah peperangan terjadi karena kezaliman, penistaan, serta penyerangan kepada umat dan agama Allah. Mengadakan pembelaan bukan saja perintah dan kewajiban akan tetapi juga jalan menuju kemuliaan. Jaminan-Nya adalah Surga.
Membela dan tidak membela adalah ujian. Mereka yang masa bodoh, pasrah, atau membantu kezaliman dan penistaan agama akan mendapat laknatullah. Allah memarahi dan menjanjikan kehidupan yang buruk di akherat nanti.
Di dunia bisa menikmati kesenangan akibat kolaborasi dengan kejahatan dan kezaliman akan tetapi di akherat nanti Allah lah yang menjadi Hakim. Pembalasan yang mengerikan dan membawa penyesalan abadi. Duit dan fasilitas yang didapat tak berguna lagi.
Ada Hadits Qudsi yang memperjelas, yaitu :
"Hai anak Adam, Aku sakit tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya : Wahai Tuhan, bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau Tuhan penguasa alam semesta ? Allah menjawab : Apakah engkau tak mengetahui bahwa hamba-Ku si Fulan sedang sakit tetapi engkau tak mau menjenguknya. Sekiranya engkau menjenguknya, pasti engkau mendapati Aku disisinya" (HR Muslim).
Dengan demikian sangat jelas bahwa membela Allah dan membela agama Allah adalah bukti dan wujud dari keimanan.
Dari sini orang beriman akan sangat faham. Sebaliknya orang jahil atau tidak beriman tidak pernah mau mengerti. Lalu tetap saja mengatakan dengan kalimat bodoh "Masa kita harus membela Allah ? Allah tidak perlu dibela".
Ah pandir sekali, kau!
"Summum bukmun 'umyun fa hum laa ya'qiluun"-- Mereka itu tuli, bisu, buta dan mereka adalah orang orang yang dungu! (QS Al Baqarah 171).
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!