Senin, 29 Jumadil Akhir 1446 H / 7 November 2022 07:41 wib
32.543 views
Istikamah Kunci Kemenangan
Oleh KH. Bachtiar Nasir
Bismillahirrahmanirrahiim.
فَلِذٰلِكَ فَادْعُ ۚوَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْۚ وَقُلْ اٰمَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنْ كِتٰبٍۚ وَاُمِرْتُ لِاَعْدِلَ بَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۗ لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۗ لَاحُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۚوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ ۗ
“Karena itu, serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.” (Surat Asy-Syura ayat 15).
Hari ini, untuk dapat diperhitungkan di percaturan kekuatan dunia, maka sebuah negara harus punya dua ketahanan yaitu ketahanan pangan dan ketahanan militer. Dunia Islam harus punya power yang akan membuatnya menjadi penentu keputusan. Namun, tidak dapat disangkal, justru dunia Islam saat ini berada dalam keterpurukan dan ketidakberdayaan menghadapi cengkeraman negara-negara besar di dunia seperti Amerika dan China.
Akan tetapi, menariknya di sini, harapan para ulama dan pejuang besar Islam saat ini, bahwa umat Islam di Indonesia-lah yang kelak akan memimpin dunia Islam. Termasuk orang-orang di Palestina. Mereka yakin bahwa sedari dulu, Al-Aqsa tidak pernah dimenangkan oleh orang-orang dari dalam negeri Palestina sendiri. Oleh karena itu, harapan mereka terhadap Indonesia dengan jumlah penduduknya yang sebagian besar adalah muslim kelak akan membebaskan negeri ini untuk mereka. Semoga Allah Ta’ala meridhai umat Islam di negeri ini untuk membawa panji-panji Islam.
Tidak ada ceritanya orang yang menolong agama Allah akan babak belur dan dihina dina. Asalkan senantiasa berpikir untuk memenangkan agama Allah dan berpikir besar maka Allah Ta’ala akan menundukkan alam semesta beserta isinya bagi para pejuang agamanya untuk memuluskan jalan meraih kemenangan Islam. Sebenarnya apa maksud Allah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam yang terbesar di dunia? Islam juga masuk ke Indonesia dengan damai dan bukan dengan peperangan. Namun, kini bukan Islam yang menjadi pondasi pembangunan dan semangat kehidupan bernegara?
Nah, di sinilah permasalahannya. Al-Fatihah di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bisa melahirkan generasi Rabbani yang belum terlahir kembali hingga kini. Mengapa Al-Fatihah jaman Umar bin Khaththab bisa memperluas daerah Islam hingga 1/3 dunia? Bukankah Al-Fatihahnya sama hingga sekarang? Ternyata yang berbeda adalah orang Islam dan cara mengimplementasikan Alqurannya. Inilah, mengapa kita tidak lebih maju dari orang-orang Barat. Bahwa, orang Islam hari ini hanya membaca Alquran hanya sampai pada teks, tetapi tidak sampai pada apa sebenarnya maksud Allah Ta’ala menurunkan ayat tersebut dan apa yang harus kita lakukan.
Inilah waktunya kita untuk kembali merapatkan barisan dan terus beristighfar, memohon pertolongan kepada Allah. Indonesia ini masih jauh lebih baik dari negara-negara Arab. Bila kita lihat bagaimana nasib Iran, Yaman, Sudan sekarang, maka besar harapan negeri-negeri Arab kepada umat di negeri ini.
Namun, kita memang harus banyak bersabar melihat bagaimana pengurus negeri ini memperlakukan rakyatnya. Pemerintah banyak tutup mata tentang kondisi rakyatnya. Cara berpikirnya pun banyak yang masih tercampur aduk dengan pemahaman sekuler. Oleh karena itu, inilah satu di antara banyak PR besar umat di negeri ini.
Pemikiran yang meminggirkan ajaran Allah dan Rasul-Nya inilah yang selalu dicekoki dalam pikiran umat Islam negeri ini. Di sinilah, sesungguhnya peran para ulama dan para da’i untuk mengingatkan bahwa negeri ini sungguh tidak akan pernah ada dalam peta dunia tanpa kasih sayang dan kehendak Allah Azza wa Jalla.
Yang akan menyelamatkan Islam di negeri ini adalah orang-orang yang senantiasa istikamah berdakwah di jalan Allah. Kunci kebangkitan umat dan memenangkan Islam sungguh bukan terletak pada politik, ekonomi, militer, atau hukum. Akan tetapi, sejarah mencatat bahwa keistikamahan pada dakwah lah yang akan menopang negara ini dan meninggikan Islam.
Dakwah Islam inilah yang akan mengokohkan tatanan masyarakat. Yang akan mengganti warna sekuler, yang akan mengikis hedonisme, dan yang akan membentuk generasi baru yang unggul dengan kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya untuk menjadi pilar negara kelak. Sebab, setangguh apa pun kekuatan politik, akan mudah goyah bila pondasi keimanan pada lapisan rakyat belumlah mengakar.
Sekuat apa pun kekuatan ekonomi menyejahterakan kehidupan rakyat, akan tetap mudah dihancurkan, bila kecintaan masyarakat pada dunia dan nafsu belum berganti dengan kecintaan pada perintah Allah dan Rasul-Nya. Begitu pula pondasi budaya, pondasi hukum, pondasi militer, dan lain sebagainya. Hanya akan menjadi menara mercusuar yang terlihat kokoh dari tengah samudera, tetapi ketika sampai di dekatnya, hanya menara itulah yang tegak menjulang; tanpa ada apa pun penopang kehidupan yang ada di sisinya.
Hanya jalan dakwah yang akan mempersatukan umat. Membangunkan dari tidur panjangnya dan mengokohkan kaki-kaki yang melangkah di atasnya. Inilah jalan para Nabi dan Rasul. Jalan yang dilalui oleh orang-orang saleh yang memakmurkan bumi ini. Yang terpenting untuk sebuah cita-cita besar untuk kebangkitan umat adalah konsistensi di jalan dakwah.
Sejatinya, kebangkitan umat adalah pertolongan dari Allah Ta’ala. Kontribusi kecil yang dapat kita lakukan hanyalah membuktikan kepada-Nya bahwa kita bukan hamba-Nya yang lengah untuk senantiasa mentauhidkan Allah di muka bumi ini. Apa pun peristiwanya dan sehebat apa pun gonjang-ganjing yang terjadi di muka bumi ini adalah medan juang pembuktian yang harus kita hadapi sebagai ajang pembelajaran dan ajang berserah diri kepada kebesaran Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, siapkanlah apa kontribusi yang akan kita berikan untuk Allah dan ad-Diin-Nya. Mulailah dari hal yang setiap hari kita dapat lakukan. Meski hanya dari buang sampah. Perilaku “taubat” inilah yang akan mengantarkan kita pada perilaku memenangkan agama Allah.
Di negeri ini banyak orang yang hafal hadits thaharah, tetapi sampah berserakan dimana-mana. Bahkan di pesantren sekalipun. Sangat jauh berbeda dengan apa yang kita lihat di Jepang. Mereka tidak hapal bahkan tidak tahu tentang hadits thaharah, tetapi mencari tong sampah di Jepang sangat sulit karena memang tidak ada sampah yang tergeletak sembarangan. Ini semua karena kebiasaan orang Jepang untuk membawa kantong-kantong sampah dalam tas mereka dan membuangnya pada tempat sampah sepulang dari perjalanan. Perilaku “menang” ini yang mengakibatkan di Jepang begitu banyak orang yang berumur panjang dan kebersihan yang elok dipandang mata serta menyehatkan.
Semoga kita senantiasa dikarunia Allah keistikamahan dalam berjuang dan berdakwah. Menyucikan diri dan berperilaku sebagai orang-orang yang pantas untuk dimenangkan Allah Azza wa Jalla dalam kehidupan dunia dan di akhirat kelak. Aamiin Allahumma Aamiin.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!