Senin, 19 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Oktober 2024 14:04 wib
9.802 views
Pemerintahan Baru, Harapan Baru?
Oleh: Umi Hanifah
(Aktivis Muslimah Jember)
Masyarakat menaruh harapan besar pada Presiden dan wakilnya yang baru dilantik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka agar taraf hidupnya bisa menjadi lebih baik dari saat ini. Masyarakat sudah lelah dan seakan putus asa menghadapi sulitnya memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Harapan orang kecil tidak neko- neko, mereka akan bahagia dan tenang jika bisa mendapatkan keperluan hariannya mudah dan murah, tanpa ribet jika berurusan dengan urusan administrasi ktp, dan lainnya.
Namun akankah harapan tersebut bisa diwujudkan? Sepertinya masyarakat harus menelan pil getir kekecewaan untuk bisa hidup lebih baik lagi. Pasalnya pemerintahan baru ini melanjutkan sistem dan kebijakan rezim Jokowi yang terbukti amburadul dan membuat banyak kesengsaraan. Tentu bisa di tebak tidak akan ada perubahan, yang ada justru kondisi akan dirasakan sama dan bisa lebih parah lagi.
Menyikapi perubahan tentu harus bicara sistem yang melandasinya, karena semua kebijakan yang diterapkan akan lahir dari asasnya. Saat ini sistem yang dipakai untuk mengatur kehidupan berasal dari asas pemisahan agama dari kehidupan. Ketika agama dipisahkan dari kehidupan tentu kebebasan yang berlaku, bebas berbicara, bertingkah laku, bebas beragama atau tidak, dan bebas memiliki apapun.
Dari sinilah timbul permasalahan yang rumit, hukum rimba berlaku karena yang kuat dari sisi uanglah yang bisa menguasai dan mengendalikan apa saja. Hari ini terbukti, semua pembicaraan, tingkah laku, produksi barang apa saja, bahkan agama bisa di setir yang punya uang lewat media, buzzer, sekalipun penguasanya tunduk di bawah para pemilik modal. Terbukti lahirlah UU Ciptaker Omnibus law yang memihak pada oligarki padahal jelas merugikan pekerjanya. Penghinaan agama tapi pelakunya tetap melenggang karena cuan, koruptor masih berkeliaran karena uanglah yang berkuasa.
Negeri ini kaya akan sumber daya alam yang melimpah seperti, emas, hutan, laut, besi, minyak, timah, bahkan kayu di lempar jadi tanaman hal itu menunjukkan betapa subur tanahnya. Namun sayang semua kekayaan negeri berbanding terbalik dengan kondisi masyarakatnya, stunting, kemiskinan yang akut, angka putus sekolah tinggi, serta masalah pelik lain yang tak kunjung usai. Di sisi lain kekayaan segelintir orang melejit dan bisa menguasai 80% hajat jutaan manusia, miris.
Harapan hanya pada sistem lslam
Islam sebagai sebuah sistem yang berasal dari Pencipta yaitu Allah SWT pasti bisa mewujudkan kehidupan yang baik. Sistem yang pernah menjadi peradaban dunia selama 13 abad terbukti bisa memberikan rasa keadilan yang dirasakan muslim maupun non muslim dengan latar belakang suku, warna kulit, dan bangsa yang berbeda-beda.
Will Durrent (1885-1981), sejarawan terkemuka dari Barat mengatakan: Agama (Ideologi) Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol.
Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupannya, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka.
Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka sehingga jumlah orang yang memeluknya dan berpegang teguh padanya pada saat ini [1926] sekitar 350 juta jiwa. (Will Durant, The Story of Civilization; vXIII).
Hal tersebut secuil contoh hebatnya lslam dalam menata kehidupan pada level yang baik. Ini semua tidak terlepas dari sistem yang melingkupinya, karena sistem akan memaksa pelaksananya/aparat mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Artinya orang baik saja tidak cukup untuk membuat perubahan jika sistemnya salah. Orang baik dan amanah serta sistem yang baik akan membawa pada perubahan yang terbaik.
Namun jika sistemnya rusak seperti saat ini, maka pelaksana atau aparatnya meskipun baik secara pribadi tidak akan mampu merubah kehidupan menjadi lebih baik. Tidakkah kita belajar dari pergantian rezim di negeri ini yang sudah 7 kali namun kehidupan bertambah semrawut serta susah? Allahu a’lam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!