Ahad, 22 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Maret 2020 20:39 wib
5.714 views
Tim Tanggap Covid-19 RSU UMM Berhasil Screening Deteksi Dini 250.000 Jiwa
MALANG (voa-islam.com) — Di tenggah ancaman penyebaran covid-19, civitas kesehatan dan akademik yang terdiri dari dokter dan perawat Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM), Mahasiswa beserta Dosen UMM bahu membahu berusaha mengentaskan persoalan coronavirus yang mewabah di masyarakat Indonesia.
Dokter Thontowi Djauhari, Wakil Direktur 1 Pelayanan RSU UMM menjelaskan bahwa Tim Tanggap Covid-19 UMM yang dikoordinir oleh RSU UMM melakukan penanganan kasus covid-19 meliputi proses screening, pusat pelayanan dan melakukan inovasi terkait pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) yang dibuat secara mandiri oleh UMM.
“Kita menyadari APD yang tidak murah dan sulit didapat, kita melibatkan mahasiswa untuk melakukan inovasi. Dan ternyata ide-ide dari mahasiswa itu gila-gila, mereka melakukan banyak inovasi seperti yang kita butuhkan. Hand Sanitizer yang murah dan langkah itu kita buat sendiri dengan harga yang murah, nanti kita akan bagikan gratis kepada karyawan kita," ungkapnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (21/3) seperti dilansir muhammadiyah.or.id.
Menurutnya untuk mengawal dan menyelesaikan kasus seperti yang terjadi saat ini tidak bisa dilakukan sebagian pihak, melainkan harus dikerjakan bersama-sama. Masyarakat kata Thontowi bisa membantu dengan kemampuannya, mahasiswa bisa melakukan inovasi dengan kemampuan yang dimilikinya dan petugas kesehatan bekerja sesuai proporsionalnya.
Kepada mahasiswa, dr Thontowi memberikan apresiasi lebih, pasalnya pelibatan mereka banyak membantu kerja Tim Tanggap Covid-19 UMM. Melalui ide-ide ‘gila’ para mahasiswa, Tim banyak terbantukan, misalnya terkait kurangnya APD seperti masker dan baju proteksi yang dikenakan oleh tim kesehatan.
Inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa UMM berhasil menyediakan baju proteksi yang karib oleh masyarakat umum disebut ‘Baju Astronot’ untuk tim kesehatan. Inovasi tersebut berhasil menyediakan baju tersebut. Sehingga tim kesehatan bisa menggenakannnya untuk sekali pakai.
“Karena ini mendesak, kita harus mengenakan baju tersebut. Baju ini sudah dilakukan uji coba secara internal, meskipun demikian baju tersebut sejauh ini bisa membantu. Hal ini juga mempertimbangkan dari pada menangani atau menghadapi mereka (masayrakat yang screening) dengan telanjang.” Tambahnya
Sementara, untuk screening deteksi dini yang dilakukan oleh tiim sejak dibuka 3 hari yang lalu hingga sampai berita ini dirilis, Tim Tanggap Covid-19 UMM berhasil men-screening sebanyak 250.000 jiwa. Selain deteksi secara langsung, tiim juga menyediakan prosesnya melalui daring.
Meskipun demikian masih ada beberapa kekurangan yang akan dibenahi, seperti untuk mengetahui lokasi orang yang di screening melalui daring, Tim belum bisa melakukan tracking terkait asal orang yang melakukan screening. Tapi setidaknya hal-hal seperti ini bisa mengurangi kepanikan masyarakat.
Ia menambahkan bahwa, kehadiran Muhammadiyah melalui digerakkannya Amal Usaha yang dimiliki diharapkan sebagai bagian dari solusi untuk masalah. Tim juga melibatkan peran mahasiswa sebagai relawan untuk menempati posisi-posisi yang minim kontak dengan masyarakat, misalnya sebagai media center dan sejenisnya. Namun untuk penangan yang utama tetap dilakukan oleh profesional, dokter maupun persawat.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan kepada mahasiswa, karena setelah aktifitas ke kampus diliburkan, mahasiswa banyak yang berhamburan ke tempat-tempat yang kurang kondusif. Seperti cafe, tempat nongkrong dan lain sebagainya.
“Sejauh ini data yang masuk melalui deteksi dini oleh UMM belum ditemukan ODP (Orang Dalam Pengawasan), meskipun saat ini untuk wilayah Malang sudah ada beberapa. Tapi untuk 250.000 data screening yang masuk di kami belum menemukan," tuturnya. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!