Sabtu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Agutus 2009 15:51 wib
7.591 views
Sya'ban: Bulan yang Sering Dilalaikan Orang
Pada bulan Sya'ban, umumnya, umat Islam sibuk dengan persiapan-persiapan menyambut Ramadlan. Tetapi, seringnya, persiapan itu berkisar hanya masalah materi. Bagi pedagang, mereka sibuk menyiapkan stok untuk menghadapi pasar Ramadlan, yang biasanya sangat ramai. Bagi panitia pengajian, sibuk mengadakan acara-acara penutupan pengajian. Biasanya diisi dengan makan-makan atau rekreasi bareng. Padahal berdasarkan sabda Nabi shallalahu 'alaihi wa sallam ada beberapa amalan yang dianjurkan, seperti memperbanyak puasa di bulan itu.
Di sisi lain, sebagian kaum muslimin yang terlalu gemar beribadah, melakukan ritual-ritual yang beraneka ragam untuk memuliakan bulan ini, khususnya di malam pertengahan, nishfu Sya'ban. Tetapi, sayangnya, ritual-ritual tersebut tidak memiliki dasar yang kuat dari dalil shahih.
Kenapa dinamakan Sya'ban?
Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "dinamakan Sya'ban karena kesibukan mereka mencari air atau sumur setelah berlalunya bulan Rajab yang mulia, dan dikatakan juga selain itu." (al-Fath: 4/251)
Dari Aisyah radliyallahu 'anha, "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada suatu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)
Beberapa macam bid'ah yang ditemui di bulan sya'ban:
1. Shalat bara'ah: yaitu menghususkan shalat malam Nishfu Sya'ban (pertengahan Sya'ban) sebanyak 100 rakaat.
2. Shalat 6 rakaat, dengan niat menolak bala', memanjangkan umur, dan kecukupan rizki.
3. Membaca surat Yasin dan doa pada malam ini, dengan bacaan khusus: Allahumma Ya Dzal Mann (wahai dzat yang memiliki hak memberi), walayamunnu 'alaihi (tiada yang bisa memberi tanpa izinNya), ya dzal jalalil wal ikram (wahai dzat memiliki keagungan dan kemuliaan)
4. Keyakinan mereka bahwa malam Nishfu Sya'ban adalah lailatul qadar, ada keutamaan dan amalan-amalan tertentu pada malam itu, ini adalah keyakinan batil.
Mari kita muliakan Sya'ban dengan semestinya dan jangan melalaikannya dari ibadah dan taqarrub kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Khususnya, bagi saudari-saudariku, kaum muslimah, yang masih mempunyai hutang puasa di tahun lalu, hendaknya segera dilunasi hutang tersebut. (PurWD/v-i)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!