Jum'at, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Agutus 2009 16:46 wib
5.765 views
Kekeliruan seputar bulan Ramadhan( 1 )
Kesalahan-kesalahan dibulan Ramadhan.( 1 )
Akhi fillah, yang dimaksud kekeliruan di bulan Ramadhan adalah keyakinan-keyakinan maupun amalan-amalan yang tidak ada tuntunannya baik dari Al-quran maupun hadits-hadits yang shahih yang bisa dijadikan sebagai dasar hukum, termasuk amalan- amalan yang menjadi tradisi dibulan Ramadhan namun syariat tidak menjadikannya sebagai amalan tradisi dibulan tersebut.
Kekeliruan keyakinan dibulan Ramadhan.
1- Sebagian orang awam mempunyai keyakinan bahwa puasa cukup dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir bulan Ramadhan, sehingga mereka tidak melaksanakan puasa sebulan penuh. Mereka berdalilkan dengan sebuah hadits yang panjang yang diantara lafaznya :
وهو شهر أوله رحمة ووسطه مغفرة وآخره عثق من النار
artinya : Ramadhan adalah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari neraka.
Hadits ini diriwayatkan Ibnu Khuzaimah (no :1887), dan Muhamili dalam kitabnya “ Amalihi” ( no: 293), dan Al-Ashbahani dalam “ At-Targhib” (no : 178) dari jalannya Ali bin Zaid bin Jad’an dari Said bin Musayyib, dari Salman.
Dan ini sanad yang lemah karena lemahnya Ali bin Zaid, berkata Ibnu Sa’ad : “ padanya ada kelemahan, tidak bisa dijadikan hujah “.
Berkata Ahmad bin Hanbal : “ dia tidak kuat “.
Berkata Ibnu Ma’in : “ lemah “.
Berkata Ibnu Abi Khaitsamah : “lemah dalam segala hal”.
Berkata Ibnu Khuzaimah : “saya tidak mengambil hujahnya karena buruk hapalannya”.
Demikianlah dalam “ Tahdzibut Tahdzib” ( juz 7/ 322-323).
Jadi kesimpulannya, karena hadits tersebut dilemahkan oleh banyak ulama, maka tidak boleh berhujah dengan hadits tersebut.
Seandainya hadits tersebut hasan atau shahih, maka tidak bermakna kita boleh meninggalkan puasa Ramadhan, atau mengerjakan hari-hari tertentu saja.
Orang yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan sengaja tanpa uzur syarie maka termasuk dosa besar.
قال النبي صلى الله عليه وسلم في الرؤيا التي رآها : " حتى إذا كنت في سواء الجبل إذا بأصوات شديدة ، قلت : ما هذه الأصوات ؟ قالوا : هذا عواء أهل النار ، ثم انطلق بي ، فإذا أنا بقوم معلقين بعراقيبهم ، مشققة أشداقهم ، تسيل أشداقهم دما ، قال : قلت : من هؤلاء ؟ قال : الذين يُفطرون قبل تحلّة صومهم " أي قبل وقت الإفطار صحيح الترغيب 1/420.
Artinya : telah bersabda Nabi shallawahu ‘alaihi wasallam dalam mimpi yang beliau lihat :” sampai ketika aku berada dipuncak gunung, tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat keras, maka aku berkata : suara apa ini ? mereka berkata : ini lolongan penduduk neraka, kemudia aku dibawa lagi bersamanya, tiba-tiba aku melihat satu kaum yang digantung dengan urat kaki mereka, robek mulut mereka, dan mulut mereka mengeluarkan darah, kemudian dia(perawi) berkata. Nabi berkata : siapa mereka ? dia berkata : mereka orang-orang yang berbuka sebelum sempurna puasa mereka” yakni sebelum waktu berbuka “. (Shahihut Targhib juz 1/ 420).
Berkata Imam Dzahabi rahimahullah : ada ketetapan pada kaum mukminin bahwa barangsiapa meninggalkan puasa Ramadhan tanpa ada uzur syarie maka lebih buruk dari orang berzina atau pecandu minuman keras, bahkan diragukan keislamannya, dan dikira sebagai orang zindiq.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : apabila dia berbuka dibulan Ramadhan dengan meyakini kehalalannya sedangkan dia tahu keharamannya maka wajib dibunuh (karena dianggap murtad) jika karena kefasikannya dihukum karena berbukanya dibulan Ramadhan .(Majmu’ Fatawa juz 25/ 265).
Bahkan hadits riwayat Salman diatas bertentangan dengan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah :
قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيلَةٍ من شَهرِ رَمضَانَ صُفَّدتِ الشَّياطينِ ومَردَةُ الجنِّ وغُلِّقتْ أَبوابُ النِيرانِ فلَمْ يُفتَحْ منها بابٌ وفُتِّحتْ أَبوابُ الجنَّةِ فلَمْ يُغلَقْ منها بابٌ ويُنَادِي مُنَادٍ يا بَاغِيَ الخيرِ أَقبِلْ ويا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقصِرْ. ولله عُتَقَاءٌ من النَّارِ وذَلكَ كُلَّ لَيلَةِ".عن أبي هريرة عند أحمد وغيره مرفوعاً "لا تقولوا جاء رمضان فإن رمضان اسم من أسماء الله ولكن قولوا جاء شهر رمضان" حديث ضعيف لا يقاوم ما ثبت في الصحيح
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dalam Musnad Imam Ahmad dengan sanad yang Marfu’ : “ jangan kalian mengatakan telah datang Ramadhan karena sesungguhnya Ramadhan adalah salah satu nama Allah akan tetapi katakan telah datang bulan Ramadhan “.
Hadits ini dilemahkan oleh sebagian ulama dan bertentangan dengan hadits yang shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim :
عنْ أَبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم: "لا تَقَدموا رمضانَ بصوم يومٍ ولا يومينِ إلا رجلٌ كان يصومُ صوماً فليصمهُ" مُتّفقٌ عليه.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata : telah bersabda Rasulullah shallawahu ‘alaihiwasallam : “ jangan kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari maupun dua hari kecuali seseorang yang biasa puasa pada hari itu maka hendaklah dia berpuasa”.
Hadits diatas menujukkan bolehnya mengatakan Ramadhan tanpa mendahuluinya dengan kata bulan.
wallahu a'lam bishowab.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!