Ahad, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 22 April 2012 14:44 wib
8.175 views
Dipaksakan, Depok "Gagal" Cetak Rekor Muri One Day No Rice
Depok (Voa-Islam) – Tak biasanya Jalan Cilodong, Depok, yang memiliki ruas jalan sempit macet total. Terlihat antrian panjang mobil yang membawa 24.520 pelajar Depok untuk mengikuti program One Day No Rice di lapangan tembak Kartika Kostrad, Cilodong, Depok, Ahad (22 /4).
Meski mendapat rekor MURI, Program One Day No Rice terkesan dipaksakan oleh Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail. Beberapa siswa yang mengikuti acara tersebut terlihat pingsan, karena kelelahan mengikuti kegiatan tersebut. Sebagian warga Depok menilai, program One Day No Rice, tak lain adalah ambisi Nur Mahmudi Ismail untuk membukti dirinya mampu mencetak rekor dunia "Makan Makanan Lokal Non-Beras dengan Peserta Terbanyak".
Boleh dibilang, rekor MURI itu gagal. Buktinya, ketika ditanya kepada pelajar yang mengikuti acara tersebut, sebelum datang ke acara ini kalian sudah sarapan di rumah? “Sudah!’ katanya. Memang sarapan apa? “ Sarapan Nasi Uduk,” kata siswa SD itu. Sedangkan yang lain menjawab, “Sarapan Lontong Sayur.” Rupanya pelajar SD itu tidak sadar, bahwa Lontong sayur dan nasi uduk adalah bagian dari nasi.
Deputi Manager Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) Damian Awan Rahargo mengatakan, acara ini adalah yang pertama di dunia. "Saya yakin ini belum dilakukan oleh negara mana pun di dunia," katanya saat membacakan rekor untuk acara tersebut.
Berdasarkan pertimbangan superlatif, yakni jumlah untuk jenis makanan pengganti, maka MURI menganugerahkan program satu hari tanpa nasi tersebut untuk rekor dunia. "Dengan ini, MURI menyatakan program ini pantas mendapat rekor dunia," katanya.
Damian mengatakan rekor yang sama pernah diraih oleh daerah Kabupaten Banggai di Sulawesi Tengah, dengan acara makan singkong terbanyak. Saat itu, lebih dari 10 ribu orang makan makanan dari singkong dan tercatat sebagai rekor MURI 2010. "Sekarang mereka sudah ditumbangkan oleh Kota Depok," katanya.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan acara yang melibatkan hampir seribu guru ini dalam upaya mensosialisasikan program tersebut di dunia pendidikan. Mahmudi juga berterima kasih kepada MURI yang telah menganugerahkan rekor dunia kepada Depok. "Mudah-mudahan, dengan rekor ini, akan memotivasi tercapainya program kami," katanya.
Menurut Mahmudi, sebenarnya para guru dan orang tua siswa telah menerapkan makan makanan tanpa beras. Tapi memang tidak ada upaya untuk memberdayakan makanan tersebut. "Kalau makan singkong dan ubi saja, mereka sudah biasa, tapi maksud kami, makanan lokal itu didampingi lauk-pauk dan gizi lain," katanya.
Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang datang dari berbagai wilayah Kota Depok tadi pagi membawa bekal singkong, ubi, dan kentang bersama kawan-kawannya untuk disantap. Semoga saja, ini bukan ajang serimonial semata, hanya karena ambisi Nur Mahmudi untuk mendapat rekor MURI "Makan Makanan Lokal Non-Beras dengan Peserta Terbanyak". Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!