Jum'at, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 27 April 2012 08:00 wib
9.518 views
Laksanakan Proyek Asing Narcoterrorism, BNPT Pengkhianat Bangsa!
JAKARTA (voa-islam.com) – Propanda narcoterrorism yang dilancarkan Kepala BNPT, Ansyaad Mbai ternyata turut membuat membuat aktivis kemanusiaan, Joserizal Jurnalis geram.
Ia menyatakan bahwa propaganda narcoterrorism yang dilancarkan BNPT tersebut adalah proyek asing. Dengan demikian BNPT telah mengkhianati bangsa ini karena telah menjalankan proyek asing.
“BNPT kurang kerjaan, melaksanakan proyek asing, pengkhianat bangsa!” tegas pendiri organisasi kemanusiaan Mer-C (Medical Emergency Rescue Committe), kepada voa-islam.com, Kamis (26/4/2012).
Ia juga mengungkapkan BNPT turut bertanggung jawab atas proyek adu domba antar umat Islam dan ia mensinyalir adanya pengiriman mahasiswa ke luar negeri dengan biaya gratis sebagai bagian proyek tersebut.
“BNPT juga bertanggung jawab mengadu domba umat Islam diantaranya dengan proyek-proyek pengiriman mahasiswa ke luar negeri,” ungkap alumnus Fakultas Kedokteran UI tersebut.
Selain itu Joserizal juga menyoroti aksi pembunuhan oleh Densus 88 yang tak terbendung seperti di Bali dan Tangerang Selatan baru-baru ini. Menurutnya penanganan terorisme yang dilakukan Densus 88 telah melanggar semua hukum; baik hukum postif apalagi hukum Islam.
“Apa yang dilakukan oleh perang melawan teror itu melanggar semua hukum; asas praduga tak bersalah,” tuturnya.
Relawan kemanusiaan yang sering keluar-masuk daerah konflik ini juga menyampaikan bahwa, para mujahidin yang ditangkap dan dibunuh itulah yang dulu sebenarnya telah berjasa menyelamatkan Maluku dari RMS.
“Saya sudah bilang dulu dengan pak Sutanto (mantan Kapolri) bahwa proyek ini adalah adu domba anak bangsa. Padahal yang menyelamatkan Maluku dari perpecahan, dicaplok oleh masyarakat yang menginginkan Maluku berpisah dari NKRI (RMS) adalah mereka-mereka itu (mujahidin). Saya saksi hidupnya karena saya bersama mereka di lapangan!” pungkasnya. [Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!