Selasa, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Mei 2012 21:27 wib
8.577 views
KH Cholil Ridwan: Orang Islam Hadiri HUT Israel Berarti cuma Islam KTP
JAKARTA (voa-islam.com) – Ketua MUI Pusat, KH Cholil Ridwan sangat menyayangkan hadirnya sejumlah tokoh asal Indonesia dalam HUT kemerdekaan Israel ke-64 di Singapura.
Menurutnya ada dua kemungkinan hadirnya sejumlah tokoh tersebut, bisa karena tidak mengerti atau justru mereka anti Islam.
“Itu bisa dua sebab; bisa karena dia tidak ngerti, kebetulan dia diundang kemudian dia datang, bisa juga memang dia orang Indonesia yang anti Islam yang tidak senang terhadap Islam,” ungkapnya kepada voa-islam.com, Selasa (1/5/2012).
Seperti dilansir dalam laman merdeka.com, sekitar 10 orang tokoh asal Indonesia dalam acara HUT Israel dan semuanya muslim. Di antara mereka yang hadir adalah mantan anggota DPR partai Golkar yang kini menjadi politikus partai Nasional Demokrat (Nasdem), Ferry Mursyidan Baldan bersama istrinya yang mengenakan jilbab.
Kyai Cholil, sapaan akrabnya, mengatakan jika ada seorang muslim yang datang diundang oleh Yahudi untuk memperingati HUT kemerdekaannya, orang tersebut hanya Islam KTP saja.
“Walaupun dia beragama Islam, kalau dia diundang oleh Yahudi dia datang, dia orang Islam yang hanya KTP-nya saja Islam,” tegasnya.
Sebab menurutnya di dalam Al Qur’an jelas dikatakan bahwa Yahudi adalah musuh orang beriman.
“Kalau Islamnya benar tidak akan mau diundang oleh musuh. Al Qur’an sudah mengatakan Yahudi itu musuh:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (Q.S. Al Maidah : 82),” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan hadirnya sejumlah tokoh asal Indonesia tersebut justru secara politik sangat menguntungkan Israel. Padahal selama ini Indonesia tak pernah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sebab negara tersebut berdiri di atas tanah jajahan bangsa Palestina.
“Kalau diundang musuh lalu dia datang kan berarti secara politik musuhnya kan diuntungkan, makanya jangan datang kalau diundang. Datang berarti setuju dan mendukung kan?” imbuhnya. [Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!