Kamis, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Mei 2012 06:41 wib
14.722 views
Ditolak Mahasiswa UGM, Irshad Manji Betul-betul Depresi & Frustasi
Yogjakarta (VoA-Islam) – Dasar bandel, sekalipun sudah dipaksa bubar di Jakarta, tokoh feminis alias “lesbong” Irshad Manji tetap saja nekad untuk melanjutkan agenda roadshow mempromosikan buku sampah terbarunya "Allah, Liberty, and Love", Rabu (9/5) di Yogjakarta.
Sial betul nasib Manji. Setelah Jakarta, Solo, kini giliran Yogkarta menyatakan penolakannya atas kedatangan Manji sebagai narasumber dalam sebuah diskusi buku yang ditulisnya. Wanita yang suka dengan sesama jenis itu kembali gigit jari, ketika Rektorat Universitas Gadjah Mada melarang diskusi buku tokoh feminis asal Kanada itu yang sedianya akan berlangsung di Gedung Pascasarjana UGM, Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS), Rabu (9/5/) pukul 08.30 pagi.
Selain UGM, Manji direncanakan pula akan menjadi narasumber dalam acara yang sama di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada pukul 13.00 WIB. Bila di UGM saja batal, maka bisa dipastikan UIN Yogja membatalkan agenda yang sama. Alhasil, promo kesesatan Manji pun gagal total.
Direktur Pascasarjana UGM Hartono kepada wartawan mengatakan, diskusi itu dibatalkan masyarakat sekitar kampus. Mereka belum bisa menerima nilai-nilai yang disampaikan Irshad Manji. "Apalagi, yang disampaikan itu menyimpang. UGM adalah kampus rakyat," kata dia.
Hartono menjelaskan, sebelumnya UGM kedatangan beberapa perwakilan masyarakat, terdiri dari Front Pembela Islam (FPI), HTI, dan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Mereka minta diskusi hari ini dibatalkan. Akhirnya, pertemuan internal UGM yang berlangsung malam hari, sekitar pukul 20.30 WIB, memutuskan, diskusi Irshad Manji dibatalkan. Ini juga permintaan dari Rektor UGM yang mempertimbangkan masalah keamanan.
Di sela-sela acara, sejumlah petugas sekuriti kampus mendatangi tempat diskusi buku berjudul, 'Iman, Cinta, dan Kebebasan' di lantai 3 Gedung CRCS, Pascasarjana, UGM, dengan membawa surat dari rektorat mengenai pembatalan diskusi.
Sementara itu, aksi unjuk rasa juga mewarnai diskusi buku ini. Sejumlah aktivis mahasiswa terlihat membentangkan poster penolakan Manji di halaman gedung Pascasarjana UGM. Kelompok mahasiswa yang menghadang acara ini, diantaranya tergabung dalam Komunitas Jama’ah Shalahuddin bersama Kelompok Rohani Islam (KRI) UGM, FSLDK Jogja, SKI SE-UGM, KAMMI, Indonesia Tanpa JIL#, PII dan Jarmusda. Aksi yang berlangsung tertib ini menuntut agar diskusi itu dibatalkan.
Setelah mengkaji tentang latar belakang siapa sebenarnya Irshad Manji dan track recordnya, LDK Jamaah Shalahuddin UGM baru mengetahui, bahwa ternyata Irshad Manji adalah seorang aktivis feminis liberal yang mengaku muslim dan secara terang-terangan menyebut dirinya sebagai seorang lesbi.
Dalam pernyataan sikapnya, Ketua LDK Jamaah Shalahuddin Arif Nurhayanto, menilai Irshad Manji bukan seorang reformis Islam, melainkan seorang yang telah menodai ajaran agama Islam dan melecehkan Nabi Muhammad Saw. Manji merupakan tokoh gay dan lesbian yang hendak membawa Islam seakan menghalalkan gay dan lesbian. Kedatangan Irshad Manji di Yogyakarta dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pemikiran dan tingkah laku masyarakat. Itulah sebabnya, Jama’ah Shalahuddin menyatakan penolakannya atas kedatangan Manji di Yogyakarta.
Sementara itu, Koordinator aksi, Syamsul Muhamad dalam orasinya menegaskan, Irshad Manji adalah orang Islam yang menjelek-jelekkan agamanya sendiri. Manji dinilai telah menodai agama dengan tulisan-tulisannya. "Irshad Manji mendiskreditkan Al-Qur’an dan mengolok-olok nabi," kata Syamsul Mohamad.
Pendapat senada, juga disampaikan oleh pengunjukrasa yang lain. Imroatul Mukhlishoh menilai, Irsyad Manji gencar mengkampanyekan serta melegalkan budaya lesbi dan homoseksual di seluruh dunia. "Irshad Manji merupakan tokoh homoseksual yang hendak membawa Islam seakan menghalalkan perilaku tersebut," kata Imroatul.
Selain itu, ia juga menilai, pemikiran Irshad Manji bertentangan dengan hukum dan budaya negara Indonesia. "Kedatangan Irsyad Manji ke Yogyakarta dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pemikiran dan tingkah laku masyarakat," tutur Imroatul.
Hal yang sama juga diserukan oleh Syahab Hizbut Tahrir Indonesia, bahwa buku berjudul Allah, Liberty, and Love merupakan bencana kemanusiaan. "Buku karangan Irsyad menyebabkan kerusakan kompleks, mulai dari kerusakan moral, pikiran, agama, masyarakat hingga kerusakan generasi," ungkap koordinator lapangan Syahab Hizbut Tahrir Indonesia, Yayan. Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!