Kamis, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Mei 2012 09:41 wib
14.789 views
Strategi Baru Kristenisasi: Ingin Murtad, Ikuti Millah Orang Kafir!
JAKARTA (VoA-Islam) - Bicara Kristenisasi dan gerakan pemurtadan, belakangan ini, tidak mesti diartikan sebagai upaya untuk memindahkan akidah dari Muslim menjadi Nasrani. Rupanya, ada strategi baru yang secara tidak langsung, sudah mendangkalkan akidah seorang Muslim, sehingga tanpa sadar sudah menjadi pengikut Nasrani. Target mereka adalah menanamkan keraguan umat Islam terhadap ajaran agamanya. Misalnya, dengan mengatakan, semua agama sama.
Hal itu diakui Kristolog Syamsul Nababan, yang juga eks Protestan. “Kini, pengusung Sepilis (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme) bersinergis dengan kelompok Nasrani yang telah menjalankan perannya sebagai orientalis dan missionaris. Lihat saja, agenda yang diusung di komunitas-komunitas liberal. Mereka bersatu padu mendangkalkan akidah kaum muslimin.”
Salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Ridwan mengungkapkan pendapat senada. Menurutnya, untuk menjadi murtad, tidak harus berpindah agama, tapi mengikuti millah mereka (Nasrani). Kristenisasi tidak mesti mendeklarasikan diri masuk Kristen.
“Jika umat Islam ada yang ikut Natalan Bersama, berarti Kristenisasi boleh dikatakan sukses. Begitu juga, jika umat Islam ikut gaya hidup orang kafir, meniru pakaiannya, merayakan tahun baru dengan terompet dan kembang api, juga menggunakan kalender Masehi, itu sama saja mengikuti millah mereka. Secara tidak sadar, umat ini sudah menjadi bagian dari mereka,” ujar Kiai Kholil.
Apa yang dimaksud dengan mengikuti millah orang kafir? Diantaranya adalah tetap menjadi muslim, tapi diam saja ketika menyaksikan kemungkaran, menunjukkan kecemasan dalam hati pun tidak. Apalagi? Memposisikan diri dalam barisan kaum kafir, dengan membela pemikiran dan sikap kaum yang berbuat maksiat, menghujat Islam, menghina Nabi, hingga menggugat syariat Islam.Tak terkecuali, mengagumi idola seseorang yang diakui sebagai pemuja setan, mengagung-agungkan sosok yang mengakui dirinya lesbi dan mengkampanyekan kawin dengan sesama jenis. Inilah cara-cara murtad yang sudah dimodifikasi, dengan dalih toleran, tidak ada paksaan dalam agama.
Mempersoalkan Kristenisasi yang terjadi di Tanah Air, sesungguhnya lebih kepada adu strategi. Harus ada agenda riil untuk membendung gerakan pemurtadan, melalui pemberdayaan ekonomi umat. Acapkali kita meluapkan kemarahan dan menyalahkan suatu kondisi, tatkala kristenisasi dan gerakan pemurtadan memasuki wilayah muslim, tanpa mengevaluasi dan melakukan otokritik internal yang sifatnya ke dalam.
Kita hanya bisa gembar-gembor, tapi sepi agenda. Ironisnya, master plan atau peta dakwah untuk sebuah program jangka panjang pun nyaris tak punya. Benarkah? “Tidak juga. Umat Islam justru punya banyak impian dan perencanaan, namun langkah riilnya mandeg atau tidak maksimal,” ujar Bukhori Firmansyah, seorang mantan Katolik yang juga Kristolog. Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!