Selasa, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Juni 2012 08:23 wib
9.205 views
JAT: Umat Islam Indonesia Belum Perlu Kerahkan Kekuatan Senjata
JAKARTA (VoA-Islam) - Menurut Ketua JAT Jakarta Ustadz Nanang Aiunurrofiq, Lc, saat ini umat Islam Indonesia belum perlu mengerahkan diri dengan kekuatan senjata, tapi dengan kekuatan ekonomi, budaya, hukum, dan politik. Setidaknya, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan umat Islam, yakni: dakwah, berlepas diri dari nilai-nilai yang batil dan pendukungnya, lalu hijrah dan jihad.
Tahapan dakwah yang perlu dilakukan adalah membebaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya, yang kafir manjadi iman, syirik kepada tauhid, bid’ah menjadi sunnah, akhlakul mazmumah menuju akhlakul karimah, muamalah jahiliyah kepada muamalah Islamiyah, qiyadah manhaj batil menjadi manhaj nubuwah.
“Peran dai di sini harus menjelaskan secara terperinci dengan jelas. Bila tahapan dakwah yang pertama belum tercapai, maka sulit untuk memasuki tahapan dakwah selanjutnya,” kata Nanang.
Ketua JAT Jakarta ini mengingatkan, dakwah bukanlah semata untuk memuaskan dahaga ilmu saja. Setelah tahu, lalu berbuat apa yang ia ketahui. Dengan demikian, fungsi dakwah adalah mengobarkan semangat , bergerak untuk berjuang dan membela agamanya. Dakwah Nabi orientasinya adalah kualitas, bukan kuantitas. Juga bukan berarti tak butuh jumlah, tapi jumlah yang berkualitas.
Ironisnya, setelah puluhan tahu ikut kegiatan taklim, tetap saja tidak mau taat pada syariat, justru malah mengikuti kebatilan, seperti membela kesetaraan gender, mengusung liberal, dan subhat lainnya. Inilah akibat dakwah tidak diarahkan secara baik dan benar.
Idad dan Tantangannya
Bicara soal idad, Nanang mengungkapkan, realitanya hari ini, umat Islam sulit untuk idad dan hadir ke medan-medan jihad. Seperti diketahui, perbatasan di setiap negeri semakin sempit. Untuk konflik lokal saja dengan mudah dilokalisir, apalagi masuk ke dalamnya.
Menurut Nanang, tingkatan idad itu ada dua, yakni: Idad Imani (persiapan iman), seperti belajar fiqih jihad, menekuni ilmu dengan tekun dan serius. Kedua, Idad Makdi, yakni persiapan materi, prasarana dan pendukung untuk membela agama Allah.
“Roda gerak dan kehidupan kaum muslimin harus tertuju pada satu tujuan, yakni membela agama Allah. Apapun profesinya, apakah ia seorang ahli mekanik, computer, bisnis kuliner, ahli bahasa, medis dan sebagainya. Ini merupakan modal yang harus dimiliki.”
Ada dua alasan kenapa kita perlu hijrah? Pertama, untuk menyelamatkan agama dari serangan fitnah. Kedua, karena memang ingin berjihad ke medan jihad. Tapi, ingat ketika idad disiapkan secara terbuka, maka penguasa telah menyiapkan UU-nya untuk menghadang idad, sehingga latihan militer pun akan dikenai sanksi pidana, seperti halnya idad di Aceh.
Nanang teringat, kata-kata seorang ulama tentang idad: “Ketika kalian sulit mempersiapkan diri, jadikan rumah-rumah kalian sebagai tempat berlatih, kita tidak boleh lemah dan menyerah dalam kondisi apapun, tetap bergerak, in pun bagian dari idad.”
Juga ingat, konsep pertempuraan yang kerap dilakukan pejuang terdahulu, yakni perang gerilya, sebuah perang antara yang lemah melawan yang kuat. “Yang lemah harus membaur di masyarakat. Kalau sudah kuat tidak perlu. Namun menjadi sulit, ketika musuh atau penguasa mulai memisahkan gerilawan dari dukungan rakyat. Akibatnya, pejuang Islam jadi sasaran tembak musuh,” kata Nanang. Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!