Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Juni 2012 19:20 wib
7.192 views
Pejuang Muslim yang Dicaci dan Dibunuh, Hakikatnya adalah Kemenangan
JAKARTA (VoA-Islam) – Tak dipungkiri, meraih kemenangan adalah inti dalam perjuangan Islam itu sendiri. Namun, ketika bicara hakikat kemenangan kaum muslimin, sesungguhnya bukan semata kemenangan secara fisik, tapi juga meliputi aspek yang sangat luas. Begitu juga dengan kekalahan, tidak semata diukur dengan kekalahan secara fisik dan materi.
Menurut Ketua Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Jakarta, Ustadz Nanang Ainurrofiq, Lc, kemenangan itu memiliki makna yang bertingkat-tingkat, yakni: menang ketika melawan hawa nafsu dan menang melawan orang yang melemahkan kita.
“Meskipun, seorang itu dicaci maki, jadi buronan, dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh atau mati di tiang gantungan sekalipun, ketika ia berada di atas kebenaran, maka itulah hakekat kemenangan. Apalagi jika seseorang mendapat bonus kemenangan secara fisik dan materi, kemenangan itu menjadi sempurna,” kata Ust Nanang kepada Voa-Islam.
Begitu juga ketika memaknai definisi kalah. Meski seseorang mendapat kekuasaan, kedudukan, jabatan, dan fasilitas, namun jika ia berkompromi pada kebatilan itu, hakekatnya orang itu kalah.
“Allah akan menolong orang yang pantas ditolong. Dan Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir yang menguasai orang beriman. Realitanya,umat Islam dikuasai oleh kaum kafir, karena umat Islam yang memberi jalan,” tandas Ketua JAT Jakarta ini.
Dalam perjuangan, revolusi yang menimbulkan resistensi adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Itulah sebabnya, dakwah dan jihad itu harus terus dihidupkan. Bagaimanapun jihad itu suatu kepastian. Ketika tahapan dakwah sudah dilakukan dengan menjelaskan Islam apa adanya, resistensi itu tetap saja datang, baik yang dilakukan dengan cara halus maupun kasar. Mengutip Abdullah Azzam, jihad itu berfungsi untuk menyelamatkan akidah kaum muslimin. “Nah, ketika dakwah diganggu, maka jihad adalah amal yang utama.” Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!