Senin, 28 Jumadil Awwal 1446 H / 3 September 2012 10:04 wib
11.035 views
Hasil Penelusuran, Inilah Kronologis Tembak-menembak di Tipes Solo
SOLO (voa-islam.com) - Berdasarkan kesaksian warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya, ada 2 orang yang berboncengan dengan sepeda motor dan 1 orang lagi bersepeda motor sendirian yang mana ke-3 orang tersebut diburu pihak kepolisian.
Kemudian ada mobil yang tiba-tiba mengejar dan menabrak 2 orang pengendara sepeda motor yang berboncengan. Melihat 2 kawannya tersungkur jatuh, seorang pengendara motor yang sendirian tadi langsung kabur ke arah gang yang berada disebelah selatan Lotte Mart atau sebelah barat dekat tempat pembuangan sampah.
Melihat ada yang kabur, beberapa orang anggota Densus 88 keluar dari mobil yang menabrak 2 orang berboncengan lalu mengejar salah seorang terduga pelaku teror Solo tersebut. Setelah menembakkan peluru beberapa kali, akhirnya petugas Densus 88 dapat melumpuhkan dan meringkus orang yang berusaha kabur tadi. waktu itu tidak sampai tewas, tapi kalau orang yang berusaha kabur tersebut kemudian disinyalir bernama Mukhlis itu tewas di RS ya bisa saja. Sebab waktu diseret banyak darah yang bercucuran.
Sebelum 1 orang yang diburu tersebut dimasukkan ke dalam mobil dengan cara diseret, terlebih dahulu beberapa orang petugas Densus 88 yang bersenjata lengkap menginjak-injak orang yang berusaha lari tersebut meskipun sudah tidak berdaya lagi.
Di tempat yang sama tapi berbeda beberapa meter dari lokasi “injak-menginjak” tersebut, lantas terjadilah baku tembak antara petugas Densus 88 yang lainnya dengan 2 orang yang sudah jatuh tersungkur tadi akibat ditabrak mobil Densus 88. Baku tembak-pun tak bisa dielakkan, sebab salah satu pelaku yang tersungkur tersebut ternyata membawa senjata api.
Aksi tembak menembak yang berlangsung relatif singkat yakni sekitar 5 menit itu akhirnya menewaskan 1 orang yang disebut-sebut bernama Farhan dan 1 orang lagi dari petugas kepolisian yang tertembak di kepalanya dengan nama Bripda Suherman dari anggota Densus 88.
Dan menurut info yang didapat, justru petugas Densus 88 itulah yang sebetulnya tewas ditempat. Sebab menurut keterangan warga, dialah yang terkena tembakan dikepala dan waktu diangkut temannya (petugas Densus lainnya) dengan cepat-cepat, dia menggunakan baju atau seragam yang hampir sama dengan yang ngangkut ke mobil. Sedangkan masih menurut penuturan warga yang berhasil dihimpun, pengendara motor itu masih sedikit bergerak-gerak.
“Memang saya tidak ngamatke (mengamati) dengan seksama mas, sebab kejadiane cepet banget. Cuman sing tak delok ndisek iku wong sing nganggo seragam koyok kancane dilebokke mobil ndisek (Cuma yang saya lihat dulu itu, orang yang memakai seragam seperti temannya, dimasukkan kedalam mobil terlebih dahulu, red)”, ungkap salah seorang warga lainnya yang minta tidak disebutkan namanya.
Terduga pelaku teror Solo lainnya yang melihat kawannya sedang baku tersebut (yang kemudian disinyalir bernama Bayu) akhirnya lari dan yang sekarang ini disebut oleh beberapa pihak kepolisian khususnya dari Mabes Polri sebagai target pengejaran. Hal ini yang kemudian terasa aneh, sebab pihak berwenang di kota Solo seperti Kapoltabes Solo Kombes Pol. Asdjima’in saat itu sulit dimintai keterangannya dan belum berani bicara atas insiden tersebut.
Usai tembak-menembak korban dimasukkan ke dalam mobil, petugas yang terlibat baku tembak tersebut lantas segera pergi meninggalkan TKP dengan menyisakan beberapa selongsong peluru.
Selain meninggalkan beberapa selongsong peluru, aksi baku tembak tersebut juga meninggalkan beberapa keping anggota tubuh manusia yang disinyalir merupakan organ yang ada dalam kepala dan darah yang berceceran dijalan. Warga yang melihat hal tersebut kemudian ada yang mengabadikannya melalui kamera ponsel.
Tidak berselang lama, beberapa polisi yang berseragam resmi dan bersenjata lengkap datang untuk bersiaga dilokasi kejadian.
“Tembak menembak cuma sebentar, barangkali 5 menit, ada yang tergeletak disana dan disana. Yang mau lari ke gang situ (sambil menunjuk ke arah gang selatan Lotte Mart-red) juga tertembak dan diseret terus diinjak-injak, terus dibawa dengan mobil”, ungkap salah satu warga tersebut kepada Kru FAI.
Namun anehnya pasca olah TKP tidak nampak polisi yang berjaga seperti kejadian di Pos Polisi Plaza Singosaren. Dari kepolisian juga tidak ada pernyataan resmi mengenai insiden tersebut. Akibatnya banyak beredar keterangan yang berbeda-beda mengenai berapa jumlah pelaku dan jumlah korban yang meninggal atau hanya sekedar terluka akibat terkena tembakan.
Bahkan tampak ada orang yang mengaku-ngaku sebagai warga sekitar yang memberikan kesaksian. Hal ini tampak dari gaya bahasanya yang fasih menyebut nama Bripda Suherman yang kemudian diketahui bahwa dia menjadi korban baku tembak yang berasal dari fihak kepolisian (Densus 88).
Sedangkan pada waktu itu (jum’at malam setelah kejadian baku tembak), warga sekitar tidak ada satu-pun yang mengetahui nama-nama korban yang jatuh baik dari pihak terduga pelaku teror Solo maupun dari fihak kepolisian dalam hal ini Densus 88. Namun orang tersebut lagi-lagi sangat lancar menyebut nama-nama orang yang disebut sebagai para korban baku tembak.
Warga baru tahu nama-nama korban yang meninggal itu dari tayangan berita di TV yang secara live menayangkan kejadian baku tembak tersebut.
Keanehan lain yang terlihat dari kesaksian orang yang mengaku-ngaku sebagai warga sekitar tersebut adalah ketidak konsistenannya dalam menceritakan kronologi peristiwa baku tembak tersebut. Sebab pada waktu dia berbicara kepada orang lain tentang kronologi insiden tersebut, kebetulan ada warga lain yang mendengar lalu menegur orang yang mengaku sebagai warga sekitar tersebut.
“Ndak, ndak seperti itu mas. Mase dari mana, orang sini bukan?” tegur salah satu warga yang asli situ kepada orang tersebut. Setelah ditegur, dia-pun pergi dan tak tau kemana. Kru FAI coba untuk mengejarnya, tapi tetap tidak menemukannya. Mau ambil gambarnya pun waktu itu dalam keadaan yang cukup gelap, dan kamera digital Kru FAI yang kurang mendukung.
Jadi, dalam beberapa kasus teror di Solo akhir-akhir ini dan khususnya aksi baku tembak yang terjadi Jum’at malam (31/8/2012) disebelah selatan Lotte Mart Kelurahan Tipes Kecamatan Serengan tersebut, ada indikasi dari fihak-fihak tertentu yang ingin mengaburkan informasi yang sebenarnya yang dilihat oleh warga sekitar yang melihat secara langsung kronologi kejadian tersebut. (asg/Kru FAI)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!