Sabtu, 28 Jumadil Awwal 1446 H / 8 September 2012 07:27 wib
30.391 views
Ibu Tiri Farhan Ungkap Tanda Syahid & 19 Lubang Peluru di Jasad Farhan
JAKARTA (voa-islam.com) - Jenazah Farhan Mujahid, Jum’at (7/9/2012) dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Blok AB, Jakarta Timur. Usai shalat Jum’at, jenazah Farhan dikuburkan terlebih dahulu sebelum jenazah Muchsin.
Puluhan pelayat turut mengiringi pemakaman Farhan, mereka mengumandangkan takbir yang saling bersahutan. Pemakaman berlangsung pun berlangsung singkat tanpa kendala apa pun.
Usai pemakaman, voa-islam.com mewawancarai ibu tiri Farhan yang bernama Endang. Ibu Endang adalah istri pertama ustadz Abdullah Umar, yang merupakan ayah tiri Farhan.
Ummi Endang, sapaan akrabnya, mengaku sudah mengikhlaskan Farhan yang pada Jum’at (31/9/2012) lalu, menjadi korban penembakan Densus 88 di Solo, Jawa Tengah. “Sejak saya tahu kabarnya, sebagai orang tua saya sangat mengikhlaskan, buat kemudahan dia juga,” tuturnya kepada voa-islam.com, dari ujung telepon, Jum’at (7/9/2012).
Saat ditanya tentang rencana tasyakuran atas syahidnya Farhan yang pernah diungkapkan ustadz Abdullah Umar, Ummi Endang mengatakan jika itu telah dilakasanakan pada hari Rabu (5/9/2012) lalu.
“Kalau walimahan sudah kemarin. Allah mengabulkan apa yang saya minta. Waktu muncul berita, lalu keesokan harinya saya tuh terbersit dalam hati bikin syukuran buat dia (almarhum Farhan, red.), tapi gimana caranya dalam kondisi seperti ini? Alhamdulillah ada seorang ummahat yang silaturahim terus menawarkan untuk syukuran,” ujarnya.
“Selasa besuk abinya terus hari Rabu makanan diantar, ada 10 box, lengkap; nasi sama kambingnya. Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali,” sambungnya.
Ummi Endang pun sempat mengungkapkan beberapa keanehan yang dialaminya seperti bau wangi di rumahnya yang belum pernah ia cium sebelumnya.
“Senin (3/9/2012) saya ngajar les anak-anak sampai larut malam, terus waktu orang tuanya pulang kerja, dia juga pulang. Anak saya yang kecil-kecil sudah tidur, lalu saya sendirian bersih-bersih, nyapu. Ngga lama anak yang tadi pulang itu datang terus tanya; ummi mencium bau wangi ngga? Waktu itu memang saya sudah mencium, terus saya keluar bawa sapu, harum sekali baunya. Sampai saya masuk ke ruang tamu saya, sampai ke ruang saya ngajar itu tetap terasa. Ini bau apa? kok wangi sekali, saya belum pernah mencium bau seperti itu. Akhirnya saya menangis, sambil megang sapu,” paparnya penuh haru.
Memang, sejak dirinya mengetahui bahwa Farhan gugur dalam penembakan yang dilakukan Densus 88 Jum’at lalu, sempat terbersit di hatinya agar Allah memperlihatkan tanda-tanda syahidnya Farhan.
“Sewaktu Jum’at malam Sabtu itu kejadian saya lihat di televisi, terus disebut nama anak kami yang syahid, lalu saya berucap; “ya Allah berilah tanda kalau memang dia itu syahid, harumkanlah darahnya kalau dia memang syahid.” Tapi saya mikir, bagaimana mau mencium, saya saja berada di rumah? Saya hanya berdoa, terimah dia sebagai syuhada dengan amal yang dia kerjakan, ampunilah segala dosa-dosanya. Itu saya saja sebagai seorang ibu saya berdoa,” harapnya.
Ummi Endang bersama ibu kandung Farhan sempat menyaksikan jenazah Farhan. Ia mengungkapkan setidaknya ada 19 lubang peluru pada jenazah Farhan yang menjadi korban kebiadaban Densus 88.
“Saya dua kali melihat jasadnya Farhan, luka-lukanya kelihatan memang. Ada 19 lubang peluru. Lubang itu ada di bawah ketiak, panjang sampai mau ke pinggang. Kemudia di bawah dadanya dia, di perutnya ada, di bagian pipi kanan kiri ada, yang paling besar itu di jidat,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengungkapkan tanda-tanda syahid lainnya, seperti jasad Farhan yang lemah seperti orang tidur dan tidak kaku seperti umumnya orang yang meninggal dunia.
“Waktu itu kami berdua dengan ummi kandungnya Farhan melihat, kami melihat jasadnya sampai leher. Tidak berapa lama ummi kandungnya itu pingsan. Kemudian saya melihat lagi (jasad Farhan, red.), lalu dibukakan semua kainnya sampai sebatas pinggang. Alhamdulillah, saya pegang tangannya itu tidak kaku, lemah sekali seperti orang tidur. Luka yang di jidat itu masih merah, lalu sepertinya menetes ke telinga,” ucap ummi Endang.
Meskipun ia bukan orang tua kandung, namun almarhum Farhan begitu dekat dengannya. Menurutnya, kedekatan itulah yang mungkin menjadi penyebab ia merasakan firasat dan tanda-tanda syahidnya Farhan.
“Almarhum itu dekat dengan saya, sekalipun saya bukan ibu kandung, dia suka main ke sini, betah menginap di sini, jadi hubungan kami seperti orang tua kandung,” imbuhnya. [Ahmed Widad]
Tulisan terkait:
- Farhan Mujahid, Gugur dalam Baku Tembak, Dikenal Pemberani Sejak Kecil
- Ustadz Abdullah Umar Bersyukur Atas Syahidnya Farhan
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!