Senin, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 17 September 2012 15:47 wib
12.807 views
Habib Zein Al Kaff: Jika Ada Habib Yang Masuk Syiah, Dia Bukan Habib
JAKARTA (VoA-Islam) – Ulama Jawa Timur yang juga Ketua Bidang Organisasi Al-Bayyinat, Habib Achmad Zein Alkaf menyayangkan jika ada tokoh NU, Muhammadiyah, habaib, dan para cendekian muslim lainnya, yang menyatakan Syiah tidak sesat.
Ia juga menegaskan, bahwa tidak ada habib yang masuk atau berpaham Syiah. Jika ada habib yang masuk Syiah, katanya, dia bukan habib, tapi mantan habib.
“Saya menyesalkan jika ada kiai NU yang membela Syiah, seperti KH. Said Agil Siraj. Padahal, pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ ari, sudah wanti-wanti agar kaum Nahdhinin berpegang pada empat mazhab, dan tidak dekat–dekat serta berhubungan dengan Syiah,” tandas Habib Zein.
Lebih lanjut, Habib Zein mengatakan, kika ada Kiai NU yang membela Syiah, apalagi sampai masuk syiah, maka sesungguhnya ia berkhianat dengan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari.
“Harus diakui, gerakan Syiah di Indonesia sangat terorganisir. Mereka didukung dana yang besar sekali dari Iran. Dengan dana tersebut, sebagian tokoh ulama kita didekati , baik dari NU maupun Muhammmadiyah, habaib dan cendekiawan muslim lainnya. Tokoh-tokoh Islam itu diundang ke Iran, seraya menunjukkan keberhasilan Revokusi Islam Iran.”
Setelah tokoh-tokoh Sunni pulang dari Iran, mereka pura-pura tidak tahu, bahkan tidak peduli jika ada anggota keluarga yang digrogoti Syiah. Seperti diketahui, 90% pengikut Syiah berasal dari keluarga Nahdhiyyin. Kini, ada tokoh NU yang malah berangkulan dengan tokoh Syiah, dan membela Syiah.
Slogan Ukhuwah Islamiyah yang didengungkan kelompok Syiah, menurut Habib Zein, terlalu mengada-ada. “Mereka mengaku umatnya Nabi Muhammad, tapi kenapa kaum Syiah mencela sahabat nabi dan istri nabi Saw. Kalau kaum Syiah, ingin ukhuwah , kenapa tidak dilakukan di Iran, bukan di bumi Ahlusunnah Waljamaah.”
Kenapa di Malaysia dan Brunei, meskipun mereka berhubungan dengan Iran, tapi aliran Syiah dilarang di Malaysia dan Brunei? “Karena ulama di Malaysia tidak bisa dibeli oleh apapun,” kata Habib Zein.
Bagaimana dengan di Indonesia, apakah ulama disini bisa dibeli? Wallohu’alam.Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!