Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Oktober 2012 13:51 wib
14.690 views
Dipindah ke Nusakambangan Tanpa Istirahat Buang Air Besar pun di Mobil
JAKARTA (voa-islam.com) - Kita tentu masih ingat pemindahan mendadak sejumlah tahanan ke Nusakambangan pada Jum’at malam (5/10/2012).
Diantara mereka yang dipindahkan tersebut adalah ustadz Abu Bakar Ba’asyir, ustadz Aman Abdurrahman, ustadz Qomaruddin alias Mustaqim alias Abu Yusuf, ustadz Abdullah Sonata, Heri Kuncoro alias Uceng dan Ja’far.
Bermaksud mengetahui kondisi para ustadz dan mujahid tersebut, JAT Media Center (JMC) telah 2 kali berkunjung ke Nusakambangan.
Minggu lalu, hasil kunjungan JMC ke LP Batu Nusakambangan untuk membesuk ustadz Abu Bakar Ba’asyir terungkap sikap tidak manusiawi Densus 88 yang memindahkan paksa ulama sepuh tersebut lewat jalan darat tanpa istirahat, tak diberi makan kecuali sepotong roti bahkan tak diperbolehkan shalat shubuh.
Ternyata dalam kunjungan JMC ke dua pada hari Selasa (16/10/2012) para tahanan lainnya yang dipindahkan ke LP Pasir Putih Nusakambangan juga memberikan kesaksian yang sama.
“Alhamdulillah kemarin sempat mampir ke LP SMS (Super Maksimum Security) Pasir Putih Nusa Kambangan. Bertemu Abdullah sonata, Abu Yusuf, Uchen dan Ridwan. Mereka menceritakan kronologis pemindahan ke Nusakambangan beberapa waktu yang lalu, bareng waktunya bersama ustadz Abu,” ujarnya Direktur JMC, ustadz Son Hadi melalui pesan singkat kepada voa-islam.com, Rabu (17/10/2012).
...Mampir ke Mako Brimob berganti kendaraan dan melanjutkan perjalanan tanpa berhenti. Dalam keadaan diborgol dan mata tetap dilakban. Bahkan akhi Uchen terpaksa buang air besar di mobil
Ia melanjutkan bahwa para tahanan tersebut dipindah dari LP Cipinang maupun Polda Metro Jaya pukul 21.00 WIB lalu dibawa dengan keadaan kaki dan tangan dirantai serta mata dilakban.
“Diambil dari LP masing-masing jam 21.00 WIB, kemudian mata dilakban dan tutup karung, diborgol tangan dan kaki kemudian dirantai antara tangan dan kaki,” sambungnya.
Selain itu, parahnya lagi pemindahan lewat jalan darat tersebut tanpa istirahat sama sekali. Bahkan salah seorang tahanan terpaksa buang air di dalam mobil lantaran mobil tak berhenti meski hanya untuk buang air.
“Mampir ke Mako Brimob berganti kendaraan dan melanjutkan perjalanan tanpa berhenti. Dalam keadaan diborgol dan mata tetap dilakban. Bahkan akhi Uchen terpaksa buang air besar di mobil,” imbuhnya.
Dari kesaksian para tahanan tersebut membuktikan bahwa perlakuan tak manusiawi ini terus dilakukan oleh Densus 88. Semoga hal ini bisa menjadi perhatian serius pihak terkait dan umat Islam. [Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!