Kamis, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 1 November 2012 10:05 wib
11.516 views
Pemerintah Harus Jujur apa Latar Belakang Munculnya Terorisme
JAKARTA (voa-islam.com) - Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menyatakan bahwa ormas Islam sama sekali tak bisa dikaitkan dengan terorisme.
Menurutnya tidak ada ormas Islam di Indonesia yang identik dengan gerakan teroris. “Tidak ada ormas Islam di Indonesia yang indentik dengan gerakan teroris, jika ada maka itu adalah persepsi pihak luar terhadap ormas-ormas Islam,” ujarnya kepada voa-islam.com, Selasa (30/10/2012).
Bahkan, jika ada anggota sebuah ormas yang melakukan aksi teror pun tetap saja tidak bisa dijadikan dasar melabeli ormas Islam dengan label terorisme.
“Ormas-ormas Islam jika dilihat AD/ART nya jelas tidak bisa dikaitkan dengan label teroris. Jika toh ada anggotanya melakukan tindakan/aksi teror maka itu adalah oknum dan tidak bisa dijadikan dasar generalisasi untuk melabeli ormas. Atau bahkan jika oknum tersebut sejarahnya terkait dengan ormas tertentu tetap tidak bisa di generalisir,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mempertanyakan, jika pemerintah serius mengapa tidak diumumkan saja ormas atau individu yang selama ini dicap teroris? Hal ini menunjukkan jika teroris menjadi istilah yang didefinisikan secara politis.
“Kalau serius dan berani, berdasarkan definisi teroris yang diadopsi pemerintah kenapa tidak pernah diumumkan secara terbuka dan resmi mana ormas atau individu atau kelompok yang dicap teroris yang harus diberantas? Karena selama ini teroris menjadi istilah yang definisinya sangat politis dan bisa dipakai sesuka-sukanya,” ujarnya.
Ia menilai, sering kali pihak aparat tidak hati-hati dan ceroboh dengan menyebut kelompok tertentu, harusnya dihindari membangun opini yang justru kontra produktif.
Oleh sebab itu, pemerintah seharusnya terbuka dan jujur tentang latar belakang munculnya terorisme dan mengapa orang Islam yang menjadi korban.
“Pemerintah (aparat) harus terbuka dan jujur apa latar belakang munculnya terorisme dan kenapa orang-orang Islam semua jadi korban dan kambing hitam? Apakah setiap orang atau kelompok yang berhadapan dengan kepentingan imperialis AS dan status quo dengan ideologi sekuler maka bisa dicap teroris dengan berbagai cara dan rekayasa?,” jelasnya.
Terakhir, ia menegaskan jika pemerintah tidak transparan maka jangan heran jika terakumulasi kesimpulan bahwa perang melawan terorisme di Indonesia adalah perang melawan Islam dan umatnya.
“Jika pemerintah tidak mau transparan dan otokritik atas proyek perang melawan terorisme selama ini maka jangan heran kalau akan terakumulasi kesimpulan perang melawan terorisme di Indonesia adalah perang melawan Islam dan umatnya, sebuah proyek turunan dari kepentingan imperialisme global yang dikomandani AS. Dan selama peta konstelasi politiknya seperti itu, maka perlawanan dari orang-orang yang merasa terzalimi akan terus tersemai,” tegasnya. [Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!