Kamis, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 8 November 2012 02:47 wib
9.506 views
Ummu Aisyah belum Terima Surat Penangkapan Ustadz Yasin
POSO (voa-islam.com) - Sampai hari ini ummu Aisyah, istri dari ustadz Yasin tidak mengerti kenapa suaminya ditangkap oleh Densus 88. Ibu dari tujuh anak tersebut masih ingat bagaimana peristiwa Sabtu kelabu terjadi di depan mata anak-anaknya.
Ia heran, kenapa suaminya yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang kue, lauk dan kadang jual beli laptop bekas tersebut tiba-tiba disebut terkait dengan jaringan teroris.
Saat diwawancara, ummu Aisyah menceritakan bahwa suaminya ditangkap usai melaksanakan shalat Shubuh.
"Suami saya ditangkap sekitar pukul 06.00 setelah pulang dari masjid setelah menunaikan sholat subuh" tuturnya mengawali kisah tersebut kepada voa-islam.com, Rabu (7/11/2012).
...Suami saya ditangkap sekitar pukul 06.00 setelah pulang dari masjid setelah menunaikan sholat subuh
Pagi itu, Sabtu (03/11/2012) ketika Ustadz Yasin baru saja pulang tiba-tiba pintu rumah didobrak dengan sangat kasar oleh Densus 88, padahal pintu dalam keadaan tidak terkunci.
“Densus 88 mendobrak pintu, padahal anak-anak saya sedang berkumpul di ruang tamu, Polisi langsung menyergap suami saya, memborgol dan menutup kepalanya kemudian menyeretnya ke atas mobil," kata ummu Aisyah.
Ada sekitar sepuluh orang anggota Densus 88 yang masuk kedalam rumah untuk menyergap ustadz Yasin, sedangkan puluhan orang lainnya mengurung tempat kejadian.
Yang sangat menyakitkan bagi ummu Aisyah adalah bahwa anggota Densus 88 memasuki rumahnya dengan kasar dan merusak pintu, padahal ketika itu dirinya sedang tidak mengenakan jilbab. Dalam kondisi panik ummu Aisyah langsung menanyakan surat penangkapan suaminya. “Mana surat perintah penangkapan?" Dengan pongahnya anggota Densus 88 menjawab,"nanti ada!"
...Densus 88 mendobrak pintu, padahal anak-anak saya sedang berkumpul di ruang tamu, Polisi langsung menyergap suami saya, memborgol dan menutup kepalanya kemudian menyeretnya ke atas mobil
Saat masuk ke dalam rumah, Densus 88 dengan seenaknya mengobrak-abrik isi rumah terutama kamar ustadz Yasin
Melihat perilaku biadab Densus 88, para tetangga bereaksi dengan melempar batu kearah anggota Densus 88 dengan diiringi teriakan takbir. Menurut Ummu Aisyah ketika anggota Densus 88 mendengar masyarakat meneriakan takbir salah satu dari mereka berkata,"suara itu yang paling saya benci!"
Menurut ummu Aisyah sampai hari ini surat penangkapan atas suaminya tidak pernah diterimanya dari pihak kepolisian.
Perlu diketahui bahwa ustadz Yasin adalah tokoh masyarakat Poso yang pernah ditangkap oleh Densus 88 pada tahun 2007. Ketika itu terjadi penyerangan Pondok Pesantren Al-Amanah Poso dan pembantaian kaum muslimin oleh Densus 88 dibantu pasukan Brimob.
Ustadz Yasin divonis 5 tahun penjara dengan tuduhan kejahatan yang tidak pernah dimengerti oleh olehnya. Dua tahun yang lalu ustadz Yasin bebas melalui proses PB (Pembebasan Bersyarat).
Kini ustadz Yasin kembali ditangkap, tentu saja ummu Aisyah berharap agar suaminya segera dibebaskan.
Dengan ditangkapnya Ustadz Yasin maka Ummu Aisyah kini harus mencari nafkah untuk menghidupi ketujuh anaknya. Anak pertama Ummu Aisyah berumur 14 tahun dan tengah duduk di kelas tiga Madrasah Tsanawiyah pada sebuah Pondok Pesantren di Jawa Tengah. Anaknya yang bungsu baru berumur satu tahun. Rencananya Ummu Aisyah akan bekerja menjadi penjahit pakaian guna membiayai hidupnya dan ketujuh anaknya.
Tak berbeda dengan istri Kholid, di tengah kesulitan yang dihadapinya ummu Aisyah juga turut memberikan nasehat kepada para istri mujahidin.
"Bagi istri mujahidin, sudah menjadi resiko perjuangan kalau suami kita akan ditangkap, dibunuh atau dipenjara. Perjuangan ini masih panjang, yang penting didik anak-anak menjadi mujahid yang tangguh," tutupnya. [AF]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!