Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 12 November 2012 12:19 wib
5.902 views
Mahfud MD : Demokrasi Indonesia Becek Digenangi Korupsi
Jakarta (voa-islam.com) Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD ”menelanjangi” elite politik dalam pidato kebudayaan berjudul ”Mengembalikan Daulat Rakyat Demokrasi Kita” di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (10/11/2012) malam.
Acara itu tanpa dihadiri tokoh politik, acara Hari Ulang Tahun Ke-44 TIM diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta bekerja sama dengan Badan Pengelola Pusat Kesenian Jakarta TIM.
Mahfud menyatakan demokrasi itu, meski kelihatan beragam, jika dicermati, pada dasarnya menyimpulkan gagasan yang sama, yakni demokrasi itu memperjuangkan keseimbangan pencapaian kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan persaudaraan dalam semangat permusyawaratan.
”Celakanya lagi, sekarang banyak (elite politik) yang saling memaki dan bertengkar di depan publik seakan-akan memperjuangkan aspirasi politik rakyat, tetapi secara diam-diam bersalaman di bawah meja atau di hotel mewah untuk merampok hak rakyat,” ujar Mahfud disambut tepuk tangan hadirin.
Di pemerintahan, kata Mahfud, oligarki melibatkan pemilik kekuasaan politik yang disokong pemilik uang.
Dalam banyak kasus perizinan usaha pertambangan atau perkebunan di daerah, kebijakan kepala daerah sering ditentukan bukan demi kesejahteraan rakyat, melainkan dibuat atas kendali transaksional dengan ”pengusaha hitam”.
Beredar cerita, seorang bupati tertangkap menerima suap dari pengusaha. ”Lalu, bupati-bupati lain bercerita kepada saya dan mengatakan: ’Pak, itu bukan karena pemberantasan korupsi, itu karena apes saja. Mengapa apes? Karena semua sekarang melakukan (penyuapan). Hanya dia yang kebetulan tertangkap’,” ujar Mahfud menceritakan omongan bupati yang tidak disebutkan namanya.
Secara tegas, Mahfud menyebut, ”Demokrasi kita sedang becek digenangi korupsi karena selalu ada saja akal cerdik untuk menyimpangi aturan.”
Rakyat sendiri dilematis dalam berpolitik. ”Kalau memilih wakil rakyat, yang muncul adalah buaya. Tetapi kalau tidak memilih, yang muncul adalah serigala. Sebab, pilihannya hanya buaya, serigala, atau ular berbisa,” ujar Mahfud.
Kok Bisa SBY Kecolongan?
Dibagian lain, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mempertanyakan keputusan Presiden SBY yang memberikan grasi kepada terpidana kasus narkoba Meirila Franola alias Ola (42). Menurut Mahfudz, Presiden telah kecolongan dengan memberikan grasi kepadanya. Padahal, Mahfud mengatakan, Presiden biasanya sangat teliti.
Seperti diketahui, meski tengah menjalani hukuman, temuan Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, ia diduga menjadi otak penyelundupan sabu seberat 775 gram dari India ke Indonesia. Padahal, Ola telah menerima grasi, yakni pengurangan hukuman dari vonis mati menjadi penjara seumur hidup atas kasus sebelumnya.
"Saya heran, SBY yang biasanya sangat teliti bisa kecolongan. Saya kenal Pak SBY. Orangnya sangat teliti dan hati-hati," ujar Mahfud, seusai mengisi seminar, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (8/11/2012).
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, kata Mahfud, Mahkamah Agung (MA) pun tidak pernah memberi rekomendasi diberikannya grasi untuk Ola.
"Saya menduga memang yang memberi pertimbangan kepada Presiden ini mungkin ada mafianya juga yang melalui pintu-pintu tertentu sehingga bisa meyakinkan orang-orang Presiden bahwa ini harus diberi grasi. Karena saya dengar, MA tidak memberi rekomendasi atas itu," paparnya.
Menurut Mahfud, ke depannya Presiden harus berhati-hati mengambil keputusan, khususnya dalam pemberian grasi terhadap terpidana kasus narkotika.
Seperti diberitakan, pada Agustus 2000 Ola bersama dua sepupunya, Deni Setia Maharwa alias Rafi Muhammed Majid dan Rani Andriani, divonis hukuman mati. Mereka terbukti bersalah menyelundupkan 3,5 kilogram heroin dan 3 kilogram kokain melalui Bandara Soekarno-Hatta ke London, 12 Januari 2000 .
Belum lama ini, Ola yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita Tangerang memperoleh grasi sehingga vonis hukuman mati yang harus dijalaninya diringankan menjadi hukuman seumur hidup. Grasi ini juga diperoleh Deni. Jadi Indonesia menjadi surga para bos narkoba, karena akan mendapatkan grasi presiden. af/dbs
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!