Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 14 November 2012 07:34 wib
9.334 views
Diminta Bicara Hati-hati, Mahfud MD Tidak Takut Digertak Istana
JAKARTA (VoA-Islam) – Statemen Ketua Mahkamah (MK), Mahfud MD yang menyebut ada mafia narkoba di istana membuat kroni SBY ketar-ketir. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi dibuat gerah seraya mengatakan, ucapan Mahfud kepada publik sangatlah tidak pantas. Istana minta agar Mahfud berhati-hati bicara, namun Ketua MK itu tidak gentar dengan gertakan pihak istana.
Dalam sebuah acara di Indonesia Lawyer Clup (ILC), tvOne, Selasa (13/11) malam, Mahfud MD malahmenantang Mensesneg terkait pelanggaran hukum yang dilakukan oleh MK. Bahkan, Mahfud berjanji akan mengundurkan diri jika dalam kepemimpinannya itu terbukti telah melakukan pelanggaran dan membiarkannya. “Saya tantang Pak Sudi untuk membuktikan, kapan dan kasus apa pelanggaran yang dilakukan MK. Jika itu terbukti saya akan mengundurkan diri,” ungkap Mahfud.
Mahfud menyarankan agar Sudi menyampaikan tentang temuan pelanggaran hukum yang dilakukan MK. Mahfud menunggu agar Sudi menunjukkan dan melaporkan tentang temuan tersebut. “Saya sarankan Pak Sudi, jika memang benar MK membiarkan pelanggaran hukum, silahkan besok pagi jam 07.00 WIB dilaporkan. Dan jika terbukti saya besok akan langsung mengundurkan diri. Silakan wartawan tanya Pak Sudi besok,” tegasnya.
Konflik Mahfud dan Sudi mengemuka ketika kontroversi perihal pemberain grasi terhadap terdakwa raja narkoba, Meirika Franola alias Ola. Dimana Mahfud, menyebutkan bahwa lingkaran istana tengah dikuasai oleh mafia pembebasan gembong Narkoba.
Istana Meradang
Seperti diberitakan sebelumnya, Pihak Istana meradang mendengar ucapan Mahfud. "Saya sangat keberatan dan terhina dengan kata-kata Mahfud MD, Ketua MK yang menuduh mafia narkoba sudah masuk ke lingkaran Istana. Suatu tuduhan yang sangat keji saya kira, dan ini mencemarkan nama dan lembaga kepresidenan," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 9 November 2012.
Kata Sudi Silalahi, " Namanya dugaan, dugaan diumbar itu pantas tidak. Seorang ahli hukum, profesor, masalah dugaan itu diumbar ke pers. Kalau ada beritahulah baik-baik. Kalau ada siapa kira-kira, kita ambil, kita tindak. Saya pun kalau salah siap diambil tindakan kok," kata Sudi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2012).
Sudi mengatakan bahwa lingkaran istana terbersih dari mafia. Pemberian grasi itu sudah jelas dan tidak ada pemberian grasi yang melalui para mafia."Saya pertanggungjawabkan enggak ada mafia di Istana. Kalau ada tunjukkan," jelas dia.
Dia menjelaskan bahwa pemberian grasi terhadap gembong narkoba melalui proses panjang dan ketat. "Prosesnya panjang, itu sudah panjang ya, pertimbangannya, dan proses akhir dipimpin langsung oleh Presiden untuk rapatnya mengundang yang terkait, misalnya Menteri Hukum dan HAM, Mekopolhukkam, Kepolisian, itu diundang," kata dia.
Kegeraman yang sama juga ditunjukkan oleh Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di The Ritz Carlton Hotel, Pacific Place, Selasa (13/11/2012). Mahfud MD yang dinilai kurang berhati-hati dalam mengeluarkan pendapat di hadapan publik, terlebih posisinya sebagai kepala lembaga tinggi negara. Seharusnya Mahfud tak menduga-duga terkait adanya mafia narkoba masuk dalam lingkaran Istana, melainkan harus berdasarkan fakta-fakta yang ada. “Pernyataan Mahfud tersebut lebih pada pernyataan sebagai ahli hukum maupun pengamat dan bukan dalam kapasitas sebagai Ketua MK.”
Politikus partai Demokrat I Gede Pasek Suadika juga menilai pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD terkat mafia narkoba di lingkungan Istana adalah bentuk pencitraan Mahfud untuk dapat mendompleng popularitas. Mahfud sengaja membonceng isu demi kepentingan pencalonan dirinya sebagai calon presiden atau wakil presiden.
Menurut Pasek, seharusnya Mahfud segera melaporkan kepada pihak yang berwajib jika memiliki bukti adanya mafia narkoba dalam lingkaran istana. "Kalau tahu ada kejahatan mafia narkoba laporkan ke aparat penegak hukum. Kalau tidak dan hanya menjadi infotainment politik saja.” Desastian/dbs
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!