Senin, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Januari 2013 08:37 wib
14.935 views
FPI: Stop Pengiriman Pasukan ke Poso, Copot Kapolda Sulawesi Tengah
JAKARTA (VoA-Islam) - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Syihab, mempertanyakan fungsi aparat kepolisian di Poso, Sulawesi Tengah, karena kondisi keamanan di wilayah itu semakin tidak menentu. "Apa fungsi Polda Sulteng dan jajarannya sehingga berbagai permasalahan baik di Poso maupun di ibukota propinsi tidak pernah kunjung selesai", tanya Habib Rizieq, Sabtu 23 Shafar 1434/ 5 Januari 2013.
Habib Rizieq memberitahukan bahwa DPD FPI Sulawesi Tenggara dan DPW FPI Poso sudah turun ke jalan di Kota Palu dan Poso. FPI mengajukan beberapa tuntutan diantaranya mempertanyakan keberadaan Polda Sulteng yang dirasa tidak menyelesaikan masalah.
Menyangkut tindakan brutal aparat Brimob yang salah tangkap terhadap warga tak berdosa, FPI mendesak agar Polri mengambil proses hukum yang tegas dengan mencopot oknum polisi yang melakukan tindakan gegabah tersebut. "Proses hukum yang tegas dan copot anggota Polri yang melakukan penganiayaan terhadap warga salah tangkap atas tuduhan teroris", kata Habib.
FPI juga meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo supaya mencopot Kapolda Sulawesi Tengah yang dinilai tidak becus mengatasi dan menyelesaikan persoalan keamanan di wilayah Sulteng. Sementara atas rencana Polri mengirimkan kembali aparat ke Poso, FPI dengan tegas menolak. FPI malah menyarankan agar pasukan yang berada di Poso segera ditarik kembali. "Stop pengiriman Pasukan ke Poso dan tarik pasukan yang ada kembali ke kesatuannya sehingga Sulteng dapat mengendalikan keamanan dengan baik", lanjut Habib.
FPI tetap konsisten menyerukan agar Detasemen Khusus anti Teror 88 (Densus 88) segera dibubarkan. Sudah berapa banyak nyawa umat Islam melayang akibat kebrutalan korps berlambang burung hantu ini, keberadaannya hanya untuk membunuhi umat Islam belaka. "BUBARKAN DENSUS 88 !!!", desak Habib Rizieq.
Kalau keadaannya tetap seperti ini, hubungan antara aparat dan Umat Islam nantinya akan semakin meruncing. Bisa jadi, hal ini sengaja dilakukan aparat sebagai bagian dari skenario “BABAT RUMPUT” terhadap umat Islam yang dinilai aparat masuk kategori garis keras atau radikal. [slm/fpi]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!