Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Februari 2013 20:01 wib
7.809 views
Ketua Umum PAN Kunjungi Vihara & Klenteng Ucapkan Gong Xi Fat Cai
JAKARTA (voa-islam.com) – Setelah menyapa warga Papua dalam kegiatan Natal, bulan lalu, kini Partai Amanat Nasional (PAN) menyapa warga Tionghoa di Palembang dan Bandar Lampung dalam perayaan Imlek. PAN terus memantapkan diri untuk memperlihatkan citra sebagai partai terbuka.
Ketua DPP PAN Bara Hasibuan mengatakan, rangkaian kegiatan PAN itu memberikan pesan perlunya warga menjaga pluralisme dan kemajemukan demi memperkuat rasa kebangsaan."PAN tak ingin melewatkan sedikit pun kesempatan untuk berbagi kebahagiaan bersama dengan berbagai kalangan, kelompok, agama, dan etnis di Tanah Air," kata Bara dalam siaran pers, Senin (11/2).
Selain dihadiri Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, kunjungan ke Sumatera itu juga dihadiri politisi PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Fraksi PAN DPR Tjatur Sapto Edy.
Bara mengatakan, Hatta Rajasa berkunjung ke salah satu vihara terbesar di Kota Bandar Lampung. serta ke Klenteng Dewi Kwan IM Palembang, sehari sebelumnya untuk memberikan ucapan Tahun Baru Imlek kepada warga Tionghoa di sana.
"Kami ingin memberikan pesan kepada seluruh warga akan pentingnya menjaga kebersamaan, menghargai pularisme, kemajemukan demi memperkuat rasa kebangsaan," ujar Bara.
Sementara itu di Sleman – Yogyakarta, pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodir, Cangkringan, Sleman, Kiai Haji Masurur Ahmad, telah memboleh umat Islam ikut merayakan Tahun Baru China (Imlek), asal tidak melenceng dari kaidah dan syariat Islam.
"Imlek sendiri sudah menjadi perayaan tradisi dan budaya sama halnya dengan umat Islam saat merayakan Tahun Baru Hijriah, Isra' Mi'raj, dan Maulid Nabi," kata Masurur.
Selain beribadah di kelenteng, perayaan Imlek juga sering kali menggelar peristiwa budaya, seperti pawai barongsai dan kebudayaan China. Hal ini menunjukkan bahwa Imlek, lanjutnya, merupakan peristiwa budaya sehingga siapa saja bisa mengikuti dan merayakannya.
"Perayaan Imlek merupakan tradisi atau budaya. Di masyarakat Islam, tradisi semacam itu diharapkan dapat meningkatkan rasa keimanan," paparnya ngawur.
Di tempat berbeda, Kiai Haji Abdul Muhaimin, Ketua Fotum Kerukunan Umat Beriman DIY, menjelaskan, masyarakat Muslim tetap diperbolehkan mengikuti perayaan Imlek, tetapi juga harus menjaga keimanannya.
Bahkan, ketika Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dilarang menyelenggarakan perayaan Imlek di masjid, Abdul Muhaimin yang juga pengasuh Pesantren Nurul Ummahat Kotagede, Yogyakarta, mempersilakan perayaan dilaksanakan di pondoknya. "Selama bisa menjaga aqidah dan norma agama, silakan saja pakai pondokan saya," ujar Muhaimin. [desastian/dbs]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!