Kamis, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Februari 2013 06:47 wib
11.848 views
Harta Kekayaan Cagub Jabar Milyaran, Tapi Orang Miskin Berseliweran
Jawa Barat (voa-islam.com) – Ternyata banyak orang Indonesia yang bergelimang harta kekayaan hingga milyaran. Tapi kenapa masih ada orang miskin berseliweran di depan mata? Seperti itukah pejabat atau calon gubernur di negeri ini yang suka memperkaya diri di atas penderitaan rakyatnya?
Sebelum kampanye digelar masing-masing Cagub Jawa Barat, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar deklarasi komitmen berintegritas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2013, di Gedung Sate, Bandung, beberapa waktu lalu (5/2/2013).
Deklarasi yang difasilitasi oleh KPK itu dalam rangka mendorong transparansi dan komitmen berintegritas para cagub dan cawagub agar bersih dari politik uang dan korupsi. Hadir pimpinan KPK Adnan Pandu Praja, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Yayat Hidayat, dan kelima cagub-cawagub.
Di hadapan publik, kelima pasangan cagub dan cawagub melaporkan harta kekayaannya masing-masing. Pasangan cagub nomor urut 1, Dikdik Arif Maulana Mansur, melaporkan jumlah harta kekayaannya senilai Rp 30.564.377.843. Hartanya naik setelah sebelumnya 18 Oktober 2011 dilaporkan berjumlah Rp 10.254.388.530. Sementara pendampingnya, Cecep Nana Suryana Toyib, Rp 1.413.789.161. Hartanya naik setelah sebelumnya 15 Februari 2010 dilaporkan Rp 550.215.556.
Pasangan cagub nomor urut 2, Irianto MS. Syafiudin, menyebutkan jumlah harta kekayaannya senilai Rp 4.600.084.401. Hartanya naik setelah sebelumnya 31 Agustus 2005 dilaporkan berjumlah Rp 3.829.220.530. Sementara pendampingnya, Tatang Farhanul Hakim, Rp 5.788.404.003. Hartanya naik setelah sebelumnya 7 Juli 2008 Rp 3.778.571.392.
Pasangan cagub nomor urut 3, Yusuf Macan Efendi, melaporkan jumlah harta kekayaannya senilai Rp 11.342.766.621. Hartanya naik setelah sebelumnya 2 Mei 2011 berjumlah Rp 10.957.494.154. Sementara pendampingnya, Lex Laksamana, Rp 7.350.928.801. Hartanya naik setelah sebelumnya 7 Mei Rp 5.155.405.832.
Pasangan cagub nomor urut 4, Ahmad Heryawan, menyebutkan jumlah harta kekayaannya senilai Rp 4.508.509.038. Hartanya naik setelah sebelumnya 3 Desember 2010 berjumlah Rp 2.965.017.159. Sementara pendampingnya, Deddy Mizwar, Rp 27.099.850.216 per tanggal 31 Oktober 2012.
Pasangan cagub nomor urut 5, Rieke Diah Pitaloka, menyebutkan jumlah harta kekayaannya senilai Rp 2.707.309.445. Hartanya naik setelah sebelumnya 2 Desember 2009 berjumlah Rp 2.378.836.343. Sementara pendampingnya, Teten Masduki Toyib, Rp 1.468.127.852. Hartanya naik setelah sebelumnya 10 Agustus 2007, Rp 501.749.140.
Jumlah harta tersebut terdiri dari harta tidak bergerak, harta bergerak, alat transportasi dan mesin lainnya, peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan usaha lainnya serta surat-surat berharga lainnya.
Teladani Umar Bin Abdul Aziz
Jika pejabat di negeri ini suka memendam harta kekayaan hingga bermilyaran, berbeda dengan Khilafah Umar bin Abdul Aziz. Akhlak pemimpin seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz, sungguh jauh dari gaya perlente, berpakaian mahal, kendaraan mewah, apalagi makanan yang lezat. Seharusnya pejabat di negeri ini meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.
Jika kebanyakan pejabat berpesta ria saat kenaikan pangkat dan meraih kekuasaan, Umar bin Abdul Aziz malah berpesta air mata, ia takut pertanggungjawabanya di hadapan Allah pada hari kiamat kelak tak mampu dipikulnya.
Dan jika kebanyakan pejabat bermegah-megahan saat mendapat kedudukan, Umar justru hidup dalam kesederhanaan, bahkan amat sederhana, dan minim sekali. Zuhud dan wara sudah menjadi pribadi Umar sebelum ia menjadi Khalifah. Ketika ia disodori kendaraan “dinas” yang supermewah berupa beberapa ekor kuda tunggangan, lengkap dengan kusirnya, Umar menolak, dan malah menjual semua kendaraan itu, lalu uang hasil penjualannya diserahkan ke Baitul Mal. Termasuk semua tenda, permadani dan tempat alas kaki yang biasanya disediakan untuk khalifah yang baru.
Kesederhaan Umar dibuktikan ketika ia melepas pakaiannya yang mahal dan menggantinya dengan pakaian kasar – hanya delapan dirham. Semua pakaian, minyak wangi, juga tanah perkebunan yang diwarisinya, juga dijual, lagi-lagi uangnya diserahkan ke Baitul Mal.
Istri pejabat umumnya memanfaatkan kedudukan suaminya untuk hidup mewah, tapi Umar justru menawarkan pilihan, antara hidup bersama dirinya dengan melepas semua harta perhiasan yang dikenakan, termasuk permata, mutiara, perabotan rumah tangga yang mahal harganya, atau berpisah. Akhinya, sang istri memilih hidup bersahaja bersama suaminya yang bertahtakan khilafah.
Sosok Umar bin Abdul Aziz bukanlah tipe manusia yang berambisi untuk menjadi pemimpin, apalagi mengejarnya. “Demi Allah, ini sama sekali bukanlah atas permintaanku, baik secara rahasia ataupun terang-terangan,” ujar Umar.
Hari ini kita melihat pejabat di negeri ini, hidup bermegah-megahan, hartanya hingga bermilyaran, dan akan semakin bertambah dan bertambah hartanya saat menjabat. Sementara faqir miskin masih berseliweran di depan mata. [desastian]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!