Jum'at, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Desember 2014 15:38 wib
36.153 views
Polisi Pukul Mahasiswa di Mushalla, GEMA Pembebasan: Itu Perlawanan Terhadap Rakyat
BANDUNG (voa-islam.com) – Tindakan beberapa anggota Polisi di Riau yang masuk ke Musola tanpa membuka sepatu dan memukul mahasiswa mendapatkan kecaman dari berbagai elemen masyarakat, khususnya dari umat Islam.
Pengurus Wilayah Gerakan Mahasiswa Pembebasan Jawa Barat Mufid Dahlan mengatakan bahwa pihaknya prihatin atas tindkan beberapa anggtoa kepolisin yang masuk ke Musola membuka sepatu.
“Memperhatinkan melihat oknum polisi memasuki rumah Allah rumah suci tanpa hormat sekali, mereka memasukinya tanpa membuka alas kaki dan melakukan kekerasan didalamnya terhadap para demonsrtan mahasiswa penolakan harga BBM. Itulah masjid Umar bin Khattab Kampus UMI Kota Makasaar dan mushola Kantor RRI Pekanbaru, Jl Sudirman, yang telah dinodai oleh oknum polisi yang arogan. Kejadian ini sontak melukai seluruh umat Islam dan menuai kecaman dari berbagai ormas dan lembaga islam lainya,” katanya kepada voa-islam.com, via surat elektronik, Rabu, (06/12/2014) yang lalu.
“Tindakan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap demonstran mahasiswa pun berlebihan, polisi termakan asumsi yang berlebihan terkait perlakuan mahasiswa dengan polisi di Makasaar saat demo tolak kenaikan harga BBM yang mengakibatkan Wakapolres Makassar terluka. Sehingga hal ini membuat polisi di Riau memandang perlu bersikap keras terhadap mahasiswa dengan melakukan provokasi terhadap demonstran agar mahasiswa kapok. Ini adalah asumsi yang berlebihan,” tambahnya.
Menurut Mufid, mahasiswa adalah pihak yang menjadi jembatan aspirasi rakyat sehingga perlawanan polisi sebenarnya adalah perlawanan terhadap masyarakat.
“Wajar saja jika mahasiswa marah, berontak karena kebijakan yang dikeluarkan adalah kebijakan yang menindas rakyat dan itulah yang membuat mahasiwa tidak diam dan melakukan perlawanan yang diakibatkan oleh penguasa yang keras kepala,” ujarnya.
Memang, kata Mufid, sangat jitu sistem sekuler yang diterapkan di negeri ini yang mayoritasnya muslim membuat umat Islam jauh dari agamanya dan parahnya takut kepada ajaran Islam yang dianutnya. Sistem sekuler yang membuat individu tidak tertanam lagi agama secara benar didalam dirinya, membuat aktivitasnya serampangan tanpa ada standar aktivitas apakah sesuai perintah dan larangan-Nya atau tidak.
“Inilah yang terjadi penodaan masjid yang dilakukan oknum kepolisian, di didik dengan sistem sekuler membuat mereka jauh dari nila-nilai Islam yang ada mereka menjadi brutal, nafsu menjadi pengendali tanpa mengindahkan apakah perbuatan ini sesuai perintah dan larangan-Nya atau tidak,” tegasnya.
Yang lebih parah lagi, lanjut Mufid, penguasa sekuler negeri ini melihat ajaran Islam dengan penuh kecurigaan dan ketakutan akan runtuhnya pencitraan penguasa yang sudah mulai rontok di depan mata rakyat bagaimana wajah asli Jokowi-JK yang bertopeng sederhana dan merakyat ternyata rezim neolib dan pro asing salah satu dengan menaikan harga BBM.
“Maka dari itu Gerakan Mahasiswa (GEMA) Pembebasan Wilaya Jawa Barat menegaskan bahwa umat Islam dan ajaran akan dikebiri dan tidak dihargai, ditindas oleh sistem sekuler. Ajaran-ajaran Islam seolah-olah mengandung kejahatan,” ungkapnya
Diakhir rilisnya Mufid, mengatakan sudah harusnya bagi umat Islam kejadian penodaan rumah Allah dan simbol-simbol Islam lainnya yang memilukan ini terus terjadi. Ini menunjukan kepada kita semua bahwa sistem sekuler telah membuat orang sewenang-wenang menginjak-injak simbol Islam tanpa rasa takut, membuat ajaran Islam dicurigai mengandung kejahatan dan konflik, sungguh dusta pernyataan keji ini. Jelas ini sangat menghina ajaran Islam yang mulia yang datang dari Allah SWT. Inilah akibat umat Islam di atur oleh sistem sekuler yang jahat.
“Maka dari itu Gerakan Mahasiswa Pembebasan menyerukan kepada seluruh umat Islam yang mendengarkan seruan ikhlas ini bahwa umat Islam habitatnya adalah dalam sistem Sistem yang di dalamnya diatur oleh aturan-aturan Allah Swt, dimana tidak ada orang yang berani menginjak-injak simbol-simbol Islam dan tidak ada yang berani mengatur isi khutbah jumat seperti penguasa sekuler sekarang. Islam akan menjadi rahmatan lil alamin dan terjaga. Maka dari itu sadarlah dan perjuangkanlah sistem Islam dalam Negara Khilafah Rasyidah’ala Minhajin nubuwah agar terwujud. Renungkanlah firman Allah Swt yang berbunyi: Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan,” pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!