Kamis, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 10 September 2015 23:59 wib
16.418 views
Banyak Mudharatnya, Wawalkot Bandung Tidak Punya Televisi di Rumahnya
BANDUNG (voa-islam.com) – Wakil Wali Kota (Wawalkot) Bandung Oded Muhammad Danial mengatakan bahwa dirinya dan keluarga dari dulu tidak mempunyai televisi di rumah, karena berpandangan bahwa televisi itu seperti seperti khamr, yang punya manfaat namun lebih banyak mudharatnya.
“Mohon maaf sebelumnya kalau berbeda pemahaman dengan yang lain, kalau di rumah Mang Oded dari dulu tidak ada televisi, karena televisi lebih banyak mudharatnya. Baru sekarang aja ada televisi itupun di rumah dinas.
Kalaupun anak-anak nonton televisi, kita awasi saat menonton, atau acara televisi yang ditonton juga hanya program murrotal Al-Qur’an sehingga setiap hari anak-anak selalu mendengar Al-Quran,” katanya saat menjadi pemateri dalam acara kajian ‘Menjaga Amanah Hidup’ yang digelar oleh FUUI, beberapa waktu yang lalu di Masjid Al-Fajr, Bandung .
Mang Oded, begitu sapaan akrabnya, memiliki tujuh anak. Lima anak dari istri pertamanya, yang sudah meninggal, dan dua anak dari istri yang sekarang, dan semuanya ia masukkan ke pesantren.
“Semua anak-anak Mang Oded semuanya Mang Oded kirim ke pesantren, bahkan anak Mang Oded yang paling kecil kelas 2 SD juga di pesantren, di Tasikmalaya, dan alhamdulillah sudah hafal 2 juz,” ujarnya.
...bagi Mang Oded, bagi saya, saya punya pandangan jadi wakil wali kota itu hanyalah sementara, tapi tugas Mang Oded, tugas kita semua yang asholah yang paling prinsip adalah kita semua menjadi dai dan daiyah
Oded Muhammad Danial juga mengatakan bahwa tugas sebagai Wakil Wali Kota Bandung hanyalah tugas sementara.
“Karena bagi Mang Oded, bagi saya, saya punya pandangan jadi wakil wali kota itu hanyalah sementara, tapi tugas Mang Oded, tugas kita semua yang asholah yang paling prinsip adalah kita semua menjadi dai dan daiyah,” katanya saat menjadi pemateri dalam kajian ‘Menjaga Amanah Hidup’ yang digelar Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) di Masjid Al-Fajr, Bandung, beberapa waktu yang lalu.
“Artinya di manapun kita berada, di posisi apapun kita berada, profesi apapun itu, tetap harus melekat yang namanya predikat dai dan daiyah, nahnu duat qobla kulli syaian, kita ini dai atau daiyah sebelum segala sesuatu,” pungkas orang nomor dua di Kota Bandung ini. [syahid/voa-islam.com]
Editor: RF
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!