Sabtu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 12 September 2015 14:55 wib
3.934 views
PBNU Serukan Shalat Ghaib untuk Syuhada Haji
JAKARTA (voa-islam.com)- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas insiden jatuhnya crane di area pembangunan Masjidil Haram Makkah al-Mukarramah, akibat badai dan hujan deras di Mekkah, yang menyebabkan wafatnya puluhan dluyufur rahman, para tamu Allah SWT yang akan menunaikan ibadah haji.
PBNU bertakziyah untuk para korban, senantiasa berdoa semoga mereka termasuk dalam syuhada yang menjadiahlil jannah; keluarganya diberikan kekuatan, keikhlasan, dan ketegaran untuk menerima ujian ini, dengan senantiasa mengingat bahwa “Sesungguhnya kita ini milik Allah SWT dan kepada-Nya kita semua akan kembali”. Ini juga sebagai modal penting untuk mengingatkan kita akan kematian, sehingga dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan meningkatkan amal kebajikan, baik yang bersifat vertikal maupun yang bersifat horisontal.
Rais AM Nahdlatul Ulama menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya warga Nahdliyyin untuk melakukan shalat ghaib di masjid-masjid, mushalla. Shalat janazah hukumnya fardlu kifayah, yang diwajibkan kepada seluruh umat Islam dengan prinsip keterwakilan. Shalat ghaib hukumnya sah sebagaimana shalat jenazah. Shalat ghaib ditujukan untukdluyufurrahman yang wafat di tanah suci karena musibah jatuhnya crane proyek pembangunan masjidil haram. Demikian rilis yang diterima redaksi voa-islam.com dari RAIS AM PBNU, KH. MAKRUF AMIN.
Tata cara sahalat ghaib sama dengan shalat jenazah, dengan empat takbir tanpa rukuk dan sujud. Setelah takbir pertama (takbiratul ihram) membaca surat al-Fatihah, kemudian takbir kedua dilanjutkanmembaca shalawat atas nabi SAW, lalu mendo’akan mayit setelah takbir ketiga yang berbunyi:
اللهم اغفر لهم وارحمهم وعافهم واعف عنهم
Allahummaghfirlahum, warhamhum, wa ‘afihim wa’fu anhum.
Dan terakhir, setelah rakaat keempat disunnahkan membaca do’a diakhiri dengan salam.
PBNU juga menghimbau kepada seluruh pimpinan pondok pesantren, lembaga-lembaga di lingkungan Nahdliyyin, para pengurus masjid, musholla untuk mengajak seluruh jamaah melakukan shalat ghaib, tahlil, serta istighatsah, meminta pertolongan dari Allah agar para hujjaj yang wafat diampuni oleh Allah SWT, para jamaah haji yang sedang persiapan menunaikan manasik hajj diberi kekuatan lahir bathin, para pelayan tamu-tamu Allah diberikan kekuatan untuk menyiapkan, memfasilitasi, dan melayani segala kebutuhan hingga dapat terlaksana secara baik. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!