Senin, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 14 September 2015 21:15 wib
5.448 views
Hotel Siti Selenggarakan Pesantren Weekend Keluarga
TANGERANG (voa-islam.com) - Jumat (11/9) malam, suami-istri warga Palembang Mulkan dan Sari Narulinda merapat ke Hotel Siti, di dekat Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Bukan, mereka bukan menghindari serbuan asap yang mengamuk di Sumatera. Bukan pula hendak bela-belain menonton konser Bon Jovi di Jakarta.
Pengusaha itu bermaksud mengikuti Pesantren Weekend Keluarga di Hotel Siti di Jl Moh Toha km 2,1 Pasar Baru, Tangerang.
Selain Mulkan-Narulinda, ada 25 peserta lagi. Umumnya pasangan suami-istri, seperti Suryadi Zaini dan Fitri Azriyah dari Bekasi. Juga Rama-Eva dari Bogor. Sebagian dari mereka membawa serta putra-putrinya.
Pesantren Weekend dimulai dengan ta'aruf (berkenalan) jelang maghrib di mushola. Mushola hotel mengambil tempat di basement tower 2 Hotel Siti yang pembangunannya dalam tahap finishing.
Usai maghriban, peserta makan malam, terus berkemas menyongsong sholat Isya.
Habis Isya, dimulailah kajian pertama bertema The Power of Sholat. Tempatnya di Ruang Tan’im di lantai 1 Tower 1 Hotel Siti. Pematerinya Ustadz Kholid Hidayatullah Alhafiz, yang sudah hafal 30 juz Qur'an.
''Bersuci itu ada 3 level,'' terang alumnus Al-Azhar Mesir itu mengenai thaharah (bersuci). Pertama, suci fisik dari hadats dan najis, dengan cara berwudhu atau mandi. Kedua, suci anggota badan dan panca indera dari perbuatan maksiat. Ketiga, suci hati dan pikiran dari selain Allah SWT (idraak shilah billahi).
Kami sering menolak pasangan yang mau check in, karena tidak dilengkapi bukti suami-istri,'' ungkap Taufik
Diselingi coffee break, kajian malam berakhir pukul 22.00 WIB. Para peserta kemudian dipersilakan beristirahat di kamar masing-masing.
Sabtu (12/9) pukul 03.00 WIB, para peserta dibangunkan melalui room call oleh petugas hotel. Mereka diajak tahajjud di mushola. Sebagian besar peserta kemudian berhimpun di mushola untuk qiyamul lail, dilanjut dengan dzikir, muhasabah sampai wak subuh tiba. Usai sholat subuh, peserta kembali mengikuti kajian di Ruang Tan’im.
''Sholat seharusnya selalu menjadi event istimewa kita. Karena inilah pertemuan dan dialog langsung hamba dengan Allah, juga siapa tahu inilah sholat terakhir kita,'' kata Ustadz Kholid.
Kajian berakhir pukul 06.00 WIB. Selanjutnya, hingga pukul 08.00, peserta bebas untuk agenda pribadi seperti istirahat, olahraga, mandi, dan sarapan.
Setelah sholat dhuha, kajian dilanjutkan pada pukul 08.30 dengan 3 narasumber sekaligus. Kali ini hadir para Ketua Pengurus Yayasan Daarul Qur’an yakni Ustadz Ahmad Jameel, Anwar Sani, dan Ustadz Tarmizi Ashidiq.
Ketiganya menyampaikan kisah yang telah mereka bukukan bersama dengan judul ‘’Belajar dari Ustadz Yusuf Mansur’’. Buku ini mengungkapkan jatuh-bangun ketiga penulis dalam menyertai perjalanan dakwah Ustadz Yusuf Mansur.
‘’Jadi kunci gerakan Ustadz Yusuf Mansur adalah dream, pray, action,’’ tandas Anwar Sani.
Menurut Anne, peserta dari Karawaci Tangerang, kekuatan Ustadz Yusuf Mansur adalah keyakinannya yang kuat pada Allah SWT. ‘’Itu yang ingin saya dapatkan dalam diri saya,’’ katanya.
Sedang bagi Dwi Nugraheni dari Perumahan Telaga Bestari Tangerang, jatuh-bangun kehidupan Ustadz Yusuf Mansur bisa menjadi pelajaran yang baik baginya.
Dan para peserta sepakat, Yusuf Mansur identik dengan gerakan sedekah dan ide-ide berjamaah yang besar. Bahkan Anwar Sani membenarkan, Ustadz Yusuf disebut ‘’raja tega’’ dalam mengajak orang bersedekah. Yaitu membuat orang bersedekah ‘’habis-habisan’’ seperti pernah dialaminya sendiri.
‘’Maksudnya agar sedekah kita signifikan, tidak asal sedekah. Sehingga hasilnya juga signifikan,’’ terang Sani yang pernah harus menyedekahkan mobil miliknya yang belum lunas.
Usai kajian, para peserta diajak hotel-tour, melihat-lihat fasilitas hotel sejak lantai ground sampai roof yang biasa digunakan untuk manasik haji atau umroh.
Lepas dhuhur, peserta check out, kecuali yang ingin bermalam lagi. Yusuf Effendy, Manager Hotel Siti, menjelaskan, Pesantren Weekend Keluarga adalah program rutin Hotel Siti bekerjasama dengan Daarul Qur’an. Waktunya tiap Jum’at-Sabtu. Biayanya murah, Rp 350.000/pax termasuk sarapan dan kajian dengan dua kali coffee break.
‘’Pesantren ini kali yang ketiga. Yang pertama tentang Keluarga Sakinah, kedua Jodoh, dan ketiga ini tentang Sholat,'' katanya. Pekan ini, 18-19 September 2015, temanya tentang Strategi Menanggulangi Utang.
Hotel Siti semula di-set up oleh manajemen Hotel Horison. Kini, hotel syariah ini dikelola langsung oleh Koperasi Indonesia Berjamaah, yang permodalannya berasal dari gerakan patungan asset dan usaha. Gerakan ini diinisiasi Ustadz Yusuf Mansur.
Pasar utama Hotel Siti adalah jamaah calon haji dan umroh dari biro-biro travel.
''Alhamdulillah, sampai Desember 2015 kita sudah ada bookingan 500 kamar untuk manasik,'' ungkap Taufik, manager engineering Hotel Siti.
Sebagai hotel syariah, manajemen Siti ketat menyeleksi calon tamu.
''Kami sering menolak pasangan yang mau check in, karena tidak dilengkapi bukti suami-istri,'' ungkap Taufik. [nurbowo/voa-islam.com]
Editor: syahid
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!