Senin, 21 Rabiul Awwal 1447 H / 14 Maret 2016 20:39 wib
15.899 views
Penanganan Terorisme Tidak Bisa Diatasi dengan Cara 'Gagah-gagahan' ala Densus 88
JAKARTA (voa-islam)--Wafatnya Siyono, terduga teroris saat menjalani pemeriksaan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengundang respon banyak pihak. (Baca juga: Siyono, Terduga Teroris Wafat Saat Diperiksa Densus 88 )
Wakil Ketua Perhimpunan Al-Irsyad Ustadz Yusuf Utsman Baisa menyampaikan kegeramannya terhadap peristiwa ini.
“Sebetulnya saya ini tidak simpati dengan sikap yang arahnya selalu tindakan sampai membunuh. Saya tidak suka jika orang islam dibunuh,” jelas Ustadz Yusuf kepada Voa-Islam Sabtu (13/3/2016).
Menurut Ustadz Yusuf, penanggulangan terorisme harus diperkuat dengan cara pencegahan, bukan jalan kekerasan.
“Semestinya yang kita kuatkan adalah pencegahan. Kita harus bersikap defend, jangan selalu mengarah kepada tindakan gagah-gagahan, untuk kemudian membunuh anak-anak Islam,” jelas Ustadz Yusuf.
Kejadian terbunuhnya Siyono dinilainya membuat sakit hati umat Islam. Selain itu, bagaimanapun terorisme tidak hanya terjadi dalam tubuh umat Islam.
“Siapapun akan sakit hati. Terorisme itu tidak hanya terjadi pada umat Islam saja. Ada juga di luar umat Islam, tapi mengapa selalu menjadi bulan-bulanan adalah Islam, itulah mengapa kita kecewa,” tegas Ustadz Yusuf.* [Sendia/Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
- Sering Ceroboh Tangani Terorisme, Gerindra: Sistem Internal Densus 88 Perlu Diperbaiki
- FPI Banten Amankan 129 Krat Miras, Satu Karton VCD Porno, dan Tiga Wanita Pelacur
- Siyono Wafat Saat Diperiksa Densus 88, KH Arifin Ilham: Ingat, Ada Hari Pembalasan di Akhirat
- Jaring Calon Gubernur Muslim, Gerakan Ini Buka Pintu untuk Partai dan Tokoh
- Untuk Hasilkan Pemimpin Muslim, GMJ Siapkan 600 Posko di Jakarta
- Irena Handono: Kita Masuk ke Masa Kebenaran yang Kalah oleh Kebatilan
- FPI: Muslim Dukung Pemimpin Kafir, Sama Seperti Muslim Dukung Pelacuran, Miras, Perkawinan Sejenis
- Keras Menyuarakan Usut Dugaan Korupsi, Aktivis Ini Difitnah Media Mainstream