Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Mei 2017 20:50 wib
6.277 views
KH Cholil Nafis: Ramadhan Justru Masyarakat Semakin Konsumtif
JAKARTA (voa-islam.com)--Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI menggelar Halaqah bertema "Strategi Dakwah Menghadapi Paradoks pada Bulan Ramadhan".
Halaqah itu menyoroti situasi-situasi paradiks selama bulan Ramadham.
Ketua Komisi Dakwah, KH. Cholil Nafis mengatakan menurut teori ekonomi seharusnya bulan Ramadhan harga barang turun. Namun, faktanya selama bulan puasa tersebut harga-harga justru naik.
Ia melihat demand masyarakat melonjak selama Ramadhan, sementara supplynya standar saja.
"Seharusnya, selama Ramadhan orang berlimpah bahan pokok. Tapi, ini kok bahan pokoknya berkurang, harga jadi mahal. Berarti, selama siang bulan Ramadhan puasa, di malam hari Ramadhan masyarakat bisa balas dendam (makan banyak)," katanya mengisi sambutan halaqah, di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Jumat (19/5/2017).
Lebih dari itu, ia juga menyoroti perilaku konsumtif masyarakat selama bulan Ramadhan. Padahal, harusnya umat Islam selama bulan tersebut menahan diri dari perilaku boros. Namun kenyataannya, umat Islam banyak memenuhi mall-mall selama bulan itu.
"Ini adalah paradoks, Ramadhan harusnya menahan diri. Ini malah tidak bisa menahan diri," ucapnya.
Bahkan, katanya lagi, di bulan Ramadhan juga masyarakat banyak yang tidak bisa menahan emosi. "Masyarakat juga masih banyak yang emosional tidak bisa menahan diri, tawuran masih terjadi di bulan Ramadhan. Padahal, Rasulullah mengatakan bila ada yang mengajak berkelahi, katakan saya sedang berpuasa," tandasnya.
Dalam halaqah tersebut, MUI menghadirkan dua orang pakar. Pertama pakar psikologi Islam yang menyoroti karakter manusia selama Ramadhan dan pakar ekonomi untuk membaca sumber masalah ekonomi selama Ramadhan. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!