Sabtu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Juni 2017 12:54 wib
4.908 views
Muhammadiyah: Ekstrimis Tak Hanya Datang dari Kalangan Islam
JAKARTA (voa-islam.com)--Pengkajian Ramadhan 1438 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 5 hingga 7 Juni 2017 lalu telah selesai dilaksanakan.
Abdu Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan pengkajian yang diikuti oleh lebih dari 700 peserta tersebut seperti panitia lokal yang dipimpin langsung oleh Rektor UMJ, panitia dari PP Muhammadiyah serta seluruh amal usaha yang turut serta dalam pelaksanaan.
Pengkajian ini, menurut Mu’ti menjadi bagian dari upaya Muhammadiyah untuk meneguhkan sikap, pandangan dan posisinya terkait dengan persoalan-persoalan keagamaan yang dalam beberapa waktu terakhir menjadi dinamika kebangsaan.
“Muhammadiyah ingin sekali berada pada manhajnya, berada pada khittahnya sebagai gerakan wasathiyah dan juga gerakan yang senantiasa menebarkan pencerahan,” ucap Mu’ti dalam penutupan Pengkajian Ramadhan 1438 H PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rabu (7/6).
Mu’ti mengatakan inilah ciri Muhammadiyah, yang tidak pernah mengambil prinsip-prinsip yang ekstrim dan juga dibahas secara luar oleh para narasumber pengkajian tersebut. Hal ini sengaja, sebagai upaya untuk membuka perspektif para peserta dalam melihatdinamika keberagamaan yang beragam itu tidak bisa hitam putih, itu hanya bisa dilihat bagi mereka yang miskin perspektif.
Oleh karena itu kajian-kajian yang disampaikan pada kesempatan tersebut tidak hanya disampaikan oleh tokoh-tokoh internal Muhammadiyah,tapi juga dari luar persyarikatan baik dalam konteks mereka yang berafiliasi dengan organisasi lain atau bahkan mereka yang beragama non muslim.
“Ketika masih banyak yang menunjukan moderasi itu dengan banyak melakukan orasi, Muhammadiyah melakukannya dengan memberi bukti. Inilah saya kira selogan yang dicanangkan KH. Ahmad Dahlan; sedikit bicara banyak bekerja, itu menurut saya menjadi penting bagaimana kita bergerak,” jelas Mu’ti.
Mu’ti juga mengungkapkan dengan mengundang pembicara dari non muslim merupakan sebuah eksperimennya untuk memberitahukan kepada publik bahwa ekstrimisme itu tidak hanya datang dari kalangan Islam.
Dengan itu maka Mu’ti mencoba untu menimba ilmu dari manapun seperti yang diakukan oleh KH. Ahmad Dahlan ketika merintis gerakan persyarikatan Muhammadiyah dan Mu’ti berharap kajian ini bisa diseminasikan di tingkat struktur dan masing-masing wilayah, “Sehingga pada ramadhan ini tidak hanya tadarus ayat-ayat quran tapi juga tadarus sosial kebangsaan,” tutup Mu’ti. * [Syaf/voa-islam.com]
Sumber: muhammadiyah.or.id
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!