Senin, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Desember 2018 19:06 wib
5.432 views
Memasuki Tahun Politik, KH Aceng Tegaskan Persis Konsisten dalam Pendidikan dan Dakwah Islam
BANDUNG (voa-islam.com) - Musyawarah Kerja Nasional (Musykernas) Persatuan Islam ke-4 resmi dibuka. Acara ini resmi dibuka oleh Ketua Umum Persis KH Aceng Zakaria. Ia menegaskan tantangan dakwah di tahun mendatang lebih dinamis, terutama terkait kepemimpinan
“Tersisa 2 tahun ke depan. Ada dua hajat penting selama dua tahun ke depan. Kedua-duanya tentang suksesi kepemimpinan. Pertama, suksesi pemimpin di Indonesia, yaitu Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif pada tahun 2019. Kedua, hajat internal Jam’iyyah, yaitu Muktamar XVI tahun 2020. ini menjadi tantangan tersendiri,” paparnya di Ballroom Hotel Panorama, Lembang Jumat (7/12/2018).
KH Aceng mengingatkan Persis dalam berpolitik berpacu pada tokoh pendahulu. menurutnya setiap generasi memiliki tantangan dakwah pada zamannya. setiap generasi Persis, memiliki corak dan sikap yang berbeda sesuai dengan situasi saat itu.
“Para pendahulu Persis sudah memberikan contoh bagaimana mereka bersikap. A Hassan bersentuhan langsung dengan Orde Lama yang kental dengan aroma Politik Nasakom. Pak Natsir, KH. Isa Anshori, Ustadz Abdurrahman, mereka harus berhadapan dengan rezim Orde Baru yang dari awal sudah tidak berpihak kepada Islam sampai dengan berakhirnya era Asas Tunggal,” tambahnya.
Terkait sikap politik Persis, KH Aceng menegaskan jamiyyah memiliki corak dan gerakan dakwah tersendiri. Pasalnya, sebab bertahannya usia jamiyyah hingga kini, karena konsisten dalam pendidikan dan dakwah Islam.
KH. Aceng menyayangkan suara Persis dimanfaatkan untuk kepentinngan individu. pasalnya, suara Persis dinilai diperhitungkan.
“Persis hanya dijadikan alat saja untuk mendulang suara dan berkampanye. Selesai pemilu, Persis hanya kabagean buntut maung,“ ujarnya.
Dengan konsisten pada corak dakwah dan pendidikan, Persis dinilai mampu bertahan tanpa kepentingan lain.
“Sejak didirikan, Persis memilih menjadi gerakan dakwah dan pendidikan dalam bentuk ormas Islam, bukan gerakan politik sebagai parpol. Karenanya, Persis bisa bertahan sampai saat ini, karena Persis tidak melibatkan diri secara langsung dengan dunia politik,” pungkasnya.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!