Jum'at, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Februari 2019 17:00 wib
3.641 views
Militer Rusia dan Suriah Blokir Rute Pasokan Makanan dan Barang ke Kamp Pengungsi Rukban
TANF, SURIAH (voa-islam.com) - Polisi militer Rusia dan pasukan Suriah telah memblokade rute pasokan makanan dan barang ke kamp pengungsi Rukban di Suriah dalam upaya untuk memaksa ribuan penduduk yang putus asa untuk meninggalkan daerah yang dilindungi AS di dekat pangkalan yang dikelola Pentagon, penduduk kamp dan pejuang oposisi mengatakan pada hari Rabu (20/2/2019), Laporan Reuters.
Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka sedang membuka dua koridor kemanusiaan di pinggiran kamp bagi mereka yang ingin pergi. Lebih dari 50.000 orang, terutama wanita dan anak-anak, tinggal di sana dalam kondisi yang mengerikan.
Penduduk dan pejuang oposisi mengatakan tentara dan militer Rusia menempatkan pos-pos pemeriksaan untuk mencegah para pedagang yang datang dari daerah-daerah yang dikuasai pemerintah menyediakan makanan dan bahan bakar bagi kamp itu, menyebabkan harga meroket dan menyebabkan kelangkaan.
“Mereka mencegah pedagang datang ke sini; tidak ada hasil bumi segar atau gandum atau bahan bakar, ”kata Kolonel Muhanad al Talaa, komandan Maghawir al Thawra yang didukung Pentagon di daerah itu, kepada Reuters.
Perkembangan di Rukban diawasi dengan ketat di sekitar wilayah tersebut karena kamp berada dalam jarak 55 km yang disebut zona dekonflik yang didirikan oleh Pentagon dengan tujuan melindungi garnisun Tanf dari serangan.
Pangkalan AS itu terletak di jalan raya Damaskus-Baghdad yang strategis, yang dulunya merupakan rute pasokan utama bagi senjata Iran ke Suriah.
"Tujuannya adalah membuat orang-orang pergi dengan paksa untuk keluar dari zona itu," kata Talaa menggemakan ketakutan luas oleh penduduk.
Puluhan ribu pengungsi Suriah yang tinggal di bekas wilayah Islamic State (IS) di Suriah timur yang melarikan diri dari kampanye pemboman besar-besaran Rusia telah beberapa tahun terakhir berjalan ke daerah perbatasan untuk mencari perlindungan dari serangan udara.
Sebagian besar penghuni kamp lebih suka tinggal daripada kembali ke rumah mereka di wilayah yang direbut kembali tahun lalu oleh tentara Suriah karena takut akan pembalasan atau wajib militer.
"Mereka membuka koridor untuk menekan orang agar pergi ke daerah rezim di mana mereka ditangkap dan dibawa ke wajib militer," kata Mahmoud al Humaili, seorang tokoh kamp setempat.
Moskow dan sekutunya Damaskus mengklaim pasukan AS menduduki wilayah Suriah dan menyediakan tempat yang aman bagi pejuang oposisi yang mereka anggap sebagai teroris.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Senin bahwa penduduk Rukban tidak boleh pergi dengan paksa dan menolak proses sepihak oleh Moskow atau Damaskus, mengatakan evakuasi yang aman, sukarela dan bermartabat harus dikoordinasikan dengan badan-badan PBB.
Juru bicara PBB yang berbasis di Damaskus, Fadwa AbedRabou Baroud, mengatakan badan internasional itu tidak terlibat dalam keputusan untuk mendirikan koridor-koridor juga tidak akan berada di lokasi meskipun pihaknya menyambut segala upaya untuk mengakhiri penderitaan para pengungsi di Rukban. Para diplomat Barat meyakini bahwa pengepungan terbaru terhadap kamp itu yang mengangkat momok kelaparan adalah bagian dari upaya baru yang dipimpin Rusia untuk menekan Washington agar keluar dari Tanf. (st/MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!