Kamis, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 4 Mei 2023 19:05 wib
14.134 views
Wakil Sekjen MUI Curigai Kematian Pelaku Penembakan di Kantor MUI: Apakah Benar yang Mati Mustofa?
JAKARTA (voa-islam.com) - Wakil Sekertaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah memandang ada yang janggal dari kematian pelaku penembakan di Kantor MUI, Mustofa (60), asal Lampung.
Menurut Ikhsan Abdullah, pelaku yakni Mustofa sempat berusaha melarikan diri usai melakukan penembakan.
Sehingga, Mustofa saat itu dalam kondisi sadar dan hidup. Bahkan kata Ikhsan Abdullah, saat digiring oleh polisi ke Polsek Menteng pun, pelaku masih bernyawa.
"Tidak boleh kasus ini berhenti, mengapa kemudian Mustofa mati? Padahal ketika diserahkan kepada polisi masih hidup dan dibawa ke Polsek masih hidup," ujar Ikhsan saat ditemui di Kantor MUI, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023).
"Saksi semua diperiksa. Dari 50 saksi, tujuh saksi mengatakan hal sama yang mengetahui peristiwanya, melihat peristiwanya, menyaksikan peristiwanya dan mengalami nasib, tertembak, mengatakan bahwa yang bersangkutan ketika diserang polisi masih hidup, masih sehat," imbuh dia.
Dia menduga, Mustofa merupakan aktor yang diperalat untuk melakukan aksi teror atau sesuatu yang menimbulkan ketakutan.
"Kalau saya mengatakan, (Mustofa) bukan punya gangguan jiwa, tapi kami sampai saat ini belum berani mengatakan bahwa dia terafiliasi oleh kelompok tertentu," kata dia.
"Karena bisa saja dia dengan jaringannya melakukan tindakan hukum yang menyebabkan teror. Teror itu kan ketakutan kepada siapapun," lanjutnya.
Oleh karena tak mau banyak berspekulasi mengenai penyebab kematian Mustofa sesaat setelah melakukan penembakan itu, Ikhsan lantas mempertanyakan.
Iklan untuk Anda: Orang yang Menderita Sakit Pinggul dan Lutut Harus Tahu!
Advertisement by
"Apakah benar Mustofa yang meninggal?
"Saya tidak bisa berspekulasi, sayang sekali Mustofa ini sudah mati, seandainya Mustofa belum mati, saya bertanya apa yang kamu ingin lakukan, target kamu meneneror kami umat Islam? kami kan tidak bisa menjawab atau berspekulasi," jelas Ikhsan.
Ikhsan berujar, pihaknya kini tengah meminta bantuan kepada pimpinan Rumah Sakit (RS) Polri Sukanto untuk melakukan visum kepada jenazah pelaku.
"Kami akan meminta kepada pimpinan Rumah Sakit Dr Sukanto yang melakukan visum, bedah mayat, untuk bisa menjelaskan matinya kapan, kenapa? karena menurut dokter di sana, tidak ada luka di luar tubuhnya," tutur Ikhsan.
"Ini kan tanda tanya besar, apakah Mustofa yang mati?" lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati Brigjen Pol Haryanto mengungkapkan kondisi mayat penembak kantor MUI tidak menunjukkan luka di bagian luar tubuh.
Haryanto menjelaskan kondisi tubuh pelaku tidak mengalami kekerasan hingga timbul luka di bagian luar. Namun, identifikasi lebih lanjut tetap dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian.
"Ini kan baru kita periksa, kita belum tahu. Tapi wujud luar itu wujudnya bagus," ujar Haryanto di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (2/5).
"Artinya, tanpa kekerasan yang menimbulkan perlukaan di luar, enggak ada," tambahnya.
Riwayat jantung dan asma
Sebelumnya Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan Mustopa punya riwayat penyakit jantung dan asma.
"Istrinya juga diperiksa yang bersangkutan memiliki riwayat sakit jantung dan asma," kata Hengki, Kamis (4/5).
Hengki mengungkapkan polisi juga menemukan sejumlah obat dari tas milik Mustopa. Ia menuturkan beberapa di antaranya merupakan obat asma.
"Kemudian yang kita dapatkan ini 11 kaplet obat asma juga termasuk obat-obat yang lain, sekarang sedang didalami oleh kedokteran kesehatan Polda Metro Jaya," ucap dia.
Namun, Hengki menyebut penyidik masih menunggu hasil autopsi dari RS Polri Kramat Jati untuk memastikan penyebab kematian Mustopa.
Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko juga menyampaikan masih menunggu hasil autopsi. Ia mengatakan hasil autopsi membutuhkan waktu.
"Tentu sama-sama kami berharap juga kepada seluruh teman-teman media kita tunggu hasilnya nanti secara komprehensif kita sampaikan seluruhnya hasil autopsi," katanya.
Transaksi Janggal
Transaksi janggal Mustofa ditemukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). PPATK menemukan Mustofa melakukan transaksi sejumlah Rp 800 juta sejak 2021.
Jumlah transaksi ini dinilai tidak wajar mengingat latar belakanga Mustofa yang seorang petani.
“Perputaran dana yang ada di beliau mencapai Rp 800 juta. Itu tidak sesuai dengan profilnya sebagai petani,” kata Kepala Biro Humas PPATK, M Natsir Kongah.
Wakil Sekertaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah Ikhsan mengatakan temuan transaksi tersebut jelas menimbulkan tanda tanya besar.
Sebelumnya, kata dia, MUI juga mendapatkan informasi bahwa Mustofa melakukan transaksi sebanyak Rp 300 juta hanya dalam periode waktu bulan Januari hingga Maret 2023.
“Bulan April kami ketahui ada juga transaksi Rp 31 juta,” kata Ikhsan.
Menurut Ikhsan, kejanggalan jumlah transaksi itu tidak hanya bisa dilihat karena latar belakang Mustofa yang seorang petani.
Dia menilai dugaan bahwa Mustofa mengidap gangguan jiwa membuat temuan transaksi itu semakin janggal.
Dia mempertanyakan bagaimana orang yang mengidap gangguan jiwa bisa memiliki uang sebegitu banyak.
“Apa mungkin orang yang mengidap gangguan jiwa memiliki transaksi begitu rupa,” tutur dia.
Ikhsan mendesak kepolisian untuk menelisik transaksi janggal ini.
Dia mengatakan pengusutan oleh Polri dan PPATK tentang transaksi ini bisa menjawab pertanyaan pubilk mengenai motif di balik penyerangan yang dilakukan oleh warga Lampung tersebut.
“MUI tentu tidak bisa tinggal diam dan akan mendorong agar lembaga-lembaga tersebut dapat menelusuri persoalan ini,” kata Ikhsan.
Seperti diketahui Mustofa melakukan serangan terhadap kantor MUI di Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Mei 2023.
Mustofa menyerang kantor MUI dengan menggunakan airsoft gun.
Serangan ini membuat pintu kaca di kantor MUI pecah dan menyebabkan dua orang pegawai terluka.
Mustofa sendiri tewas dalam aksi tersebut. Kepolisian masih menyelidiki penyebab kematian Mustofa. (TRB/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!