Usep Mohamad Ishaq: Harus Ada Muslim yang Paham Filsafat

BANDUNG (voa-islam.com) - “Islam sudah lengkap dan menyeluruh, namun adanya interaksi umat Islam dengan peradaban lain maka timbullah syubhat sehingga harus ada muslim yang memahami filsafat,” ujar Usep Mohamad Ishaq, Peneliti Institut Pemikiran Islam dan Pembangunan Insan (PIMPIN) Bandung, saat menyampaikan materi Mengenal Filsafat di kuliah Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung Angkatan 10. Pertemuan itu diselenggarakan pada Kamis malam (16/01/2025) di Ruang Tafsir Masjid Istiqomah Bandung.

Usep menjelaskan mengenai definisi, cakupan, urgensi memahami filsafat hingga pandangan Islam terhadap filsafat. Dalam pandangan Islam, istilah filsafat lebih diperkaya maknanya dengan diganti sebutannya menjadi Al-Hikmah: yaitu pengetahuan tentang setiap yang benar dan setiap perbuatan yang bermanfaat serta berarti sebagai penjaga dari perbuatan yang salah. Islam memandang filsafat sebagai kajian penentu benar dan salah yang digunakan sebagai bentuk ikhtiar mengenal Tuhan dan alam yang diciptakan-Nya, sedangkan filsafat dalam pandangan Barat lebih menekankan perbedaan pandangan dan pemikiran manusia terhadap realitas. Ia juga menyayangkan bagaimana umat saat ini melakukan pendangkalan makna filsafat.

“Zaman sekarang bahasan filsafat selalu berkaitan dengan hal universal dan mendasar. Dalam disiplin ilmu lain, filsafat direduksi menjadi sekadar bahasan untuk membicarakan metode ilmiah, bukan lagi seperti kajian filsafat zaman dulu. Dampak buruk dicabutnya filsafat dari sains adalah ilmu pengetahuan menjadi bersifat pragmatik dan jangka pendek serta kehilangan tujuan yang lebih mendalam. Seperti halnya filsafat bisa membantu untuk mengenal Allah dan bertafakur tentang penciptaan langit dan bumi. Lebih banyak dampak buruknya dicabut filsafat dari sains,” jelas Alumnus RZS-CASIS Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dan Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Pertemuan ke enam ini memberikan wawasan baru bagi para murid mengenai pandangan Islam terhadap filsafat. Selain masalah hukum haram atau dibolehkannya mempelajari filsafat, sejarah pergeseran pandangan manusia mengenai filsafat juga memberikan gambaran bahwa filsafat menjadi bagian vital dari perkembangan ilmu pengetahuan dan bagaimana sikap manusia sebagai makhluk berakal dalam menghadapi realita.

Rosi, salah satu murid yang hadir pada kelas tersebut mengungkapkan ketertarikannya mengenai pergeseran definisi dan pandangan umat terdahulu dengan umat zaman sekarang yang menunjukkan perbedaan pemahaman yang signifikan terhadap filsafat.

“Kelas kemarin mindblowing buat ku. Baru tahu juga kalau filsafat mengalami pergeseran makna yang dulunya sama dengan sains dan melawan mitologi, jadi bener-bener dianggap bertolak belakang sama sains dan bahkan menolak agama. Beneran baru tahu juga arti filsafat secara istilah dan bahasanya,” ujar Alumnus Ilmu Politik Universitas Siliwangi itu.

Rosi juga mengatakan bahwa dirinya sempat kagum dengan pemikiran dan filsafat Barat sebelum mempelajari lebih dalam mengenai worldview of Islam dan bagaimana Islam memandang filsafat.

“Aku dulu belajar di ilmu politik, kerasa banget ketemu sama beberapa tokoh filsafat klasik, dan dulu sempat mikir 'wah' banget ke pemikiran-pemikiran Barat. Tapi setelah belajar lagi kemarin, Islam itu udah lengkap banget. Bahkan ada beberapa hal yang udah ada jawabannya di Islam. Pemikiran yang sama bisa di-Islamisasi, yang berbeda bisa kita tolak. Setuju banget sama ustaz kemarin, kalau mau belajar filsafat harus lihat urgensinya untuk apa, terus harus mempelajari dulu ilmu fardu 'ain kita dan worldview Islamnya),” tuturnya.

Sebagai penutup perkuliahan, Usep juga tidak lupa mengingatkan bahwa mempelajari filsafat memerlukan guru, referensi dan pemahaman terhadap ilmu-ilmu fardhu ‘ain. Meskipun filsafat memiliki manfaat dan berkontribusi banyak dalam perkembangan sains dan peradaban umat, menurutnya, mempelajari filsafat akan berbahaya dilakukan tanpa pendampingan dan tanpa urgensi yang jelas.

“Ilmu agama yang benar saja memerlukan guru yang mendampingi dalam belajar apalagi ilmu filsafat yang liar begitu,” tegasnya. 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

• ARI BP Rayakan Gencatan Senjata di Gaza
• Menlu RI: Israel Harus Bertanggung Jawab atas Serangannya Terhadap Palestina
• Ahmad Rofiqi: Syi'ah, Kekaguman yang Bermetastasis Menjadi Kesesatan
• Menlu: Indonesia Tidak akan Pernah Tinggalkan Perjuangan Palestina
• Akmal Sjafril: Pluralisme, Penyimpangan dalam Konsep Beragama
• MUI: Koruptor Hendaknya Dijatuhi Hukuman Berat, Perlu Dipidana Penjara Seumur Hidup atau Pidana Mati
• Hakikat Fitnah sebagai Media Penguji Keimanan
• Feminisme dan Delusi Kesetaraan Gender