Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
33.664 views

Mengapa SBY Mendapat Penghargaan Dari Rabbi Arthur Schneier?

NEW YORK (voa-islam.com) - Sungguh sangat luar biasa Presiden SBY mendaptkan penghargaan dari sebuah lembaga yang didirikan oleh Rabbi Schneier. Di mana, pada 30 Mei 2013 Appeal of Conscience (ACF) New York, AS, memberikan Penghargaan Negarawan Dunia (World Stateman Award/WSA) kepada Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI.

Alasan penganugrahan penghargaan ini ialah “Sebagai Presiden yang pertama kali dipilih secara langsung di negara penduduk muslim terbanyak di dunia. Ia juga terkenal dengan upaya-upayanya menciptakan perdamaian dan menolong Indonesia berkembang menjadi masyarakat demokratis dan menjadi dan membatasi gerak kaum ekkstrimis.

ini merupakan pengakuan atas prestasinya di kancah internasional dalam menciptakan perdamaian dan sebagai motivasi untuk memajukan HAM, kebebasan beragama, dan kerjasama antar agama, yang menjadi tujuan utama ACF di seluruh dunia”.

Negarawan lain pernah mendapatkan penghargaan ACF ialah Stephen Harper, Perdana Menteri Kanada (2012), Lee Myung-bak, Presiden Republik Korea (2011), Gordon Brown, Perdana Menteri Inggris (2008), dan Nicolas Sarkozy, Presiden Perancis (2008).

ACF didirikan Rabbi Arthur Schneier pada 1965, bergerak dalam bidang HAM, kebebasan dan kerukunan antarumat beragama, menggagas kerjasama antarpimpinan umat beragama, penguasa, dan pengusaha di dalam mempromosikan perdamaian, toleransi, dan resolusi berbagai konflik yang terjadi di berbagai belahan bumi.

ACF dalam misinya meyakinkan bahwa kebebasan, demokrasi, dan HAM adalah nilai-nilai dasar yang mengilhami berbagai bangsa dan negara untuk mencapai kehidupan yang damai, sejahtera, dan bermartabat. Menurut ACF, ‘tindakan kriminal atas nama agama merupakan bentuk kejahatan paling bertentangan dengan agama’ (a crime committed in the name of religion is the greatest crime against religion).

Perjuangan hak asasi manusia dan toleransi sesuatu yang harus diperjuangkan terus menerus dan itu dapat dilakukan melalui usaha dialog terbuka dan pengertian saling mendalam antara satu sama lain. Pasca-kejadian 11 September, ACF mengunggulkan sejumlah tokoh yang dinilai berjasa meredam kekerasan dan terorisme dan menggalang toleransi dan perdamaian.

ACF mengutus delegasinya kepada tidak kurang dari 30 negara, berjumpa dengan tokoh-tokoh agama dan pemerintah setempat. Di antara negara-negara tersebut ialah Albania, Argentina, Armenia, Bulgaria, RRC, Cuba, Republim Czech, El Salvador, Jerman, Hungaria, India, Indonesia, Irlandia, Jepang, Marocco, Panama, Polandia, Romania, Rusia, Republik Slovakia, Switzerland, Spanyol, Turki, Ukraina, Inggris, dan negara-negara bekas Yugoslavia. Tentu saja kunjungan delegasi ACF dengan standard kerja professional yang mereka miliki.

Rabbi Arthur Schneier, pendiri dan sekaligus Presiden ACF mempunyai reputasi internasional dan dikenal luas sebagai tokoh kawakan interfaith dialog. Ia banyak terlibat langsung memperjuangkan kebebasan beragama dan HAM khususnya di Cina, Rusia, Eropa tengah dan negara-negara Balkan.

Ia dilahirkan di Vienna, Austria, 20 Maret 1930, pernah hidup di bawah pendudukan Nazi Budapest selama Perang Dunia II, kemudian ia hijrah ke AS pada 1947. Tahun lalu sebuah Polling memasukkan namanya salah seorang di antara 100 tokoh berpengaruh di AS. Posisi Rabbi Arthur Schneier lebih tinggi pengaruhnya daripada Presiden Obama di polling itu.

Ia pernah ditunjuk Presiden Clinton menjadi satu di antara tokoh agama yang menjadi penasehatnya, terutama menjadi counter part dialog interfaith dengan Presiden RRC dan pemimpin Cina lainnya. Ia yang menggagas sebuah resolusi tentang perlindungan agama-agama di PBB (Resolution for the Protection of Religious Sites) dan diterima pada 2001.

Ia termasuk tokoh Yahudi yang moderat, karena itu ia diminta menjadi anggota Delegasi AS di dalam The Stockholm International Forum for the Prevention of Genocide, Swedia (200). Ia berkali-kali dimintai jasanya menjadi delegasi PBB dalam urusan perdamaian dunia. Reputasi intelektualnya juga tidak diragukan, karena ia telah mendapatkan penghargaan dan Doktor Honoris Causa dari beberapa Universitas besar.

Pendiri dan sekaligus Presiden ACF beranggotakan tidak kurang dari 40 orang tokoh dari berbagai agama yang dikenal luas dalam dunia internasional, antara lain Muhtar Kent dan Imam Yahya Hendi yang sehari-hari sebagai Professor Islamic Studies di Georgetown University, yang Desember 2012 datang ke Indonesia bersama lima Rabbi, empat pendeta, dua pastor, dua muslim termasuk dirinya.

Nama-nama besar lainnya seperti Cardinal Theodore E. McCarrick, Wakil Presiden ACF, di AS pernah menjadi Uskup Agung di Washington, Pastor Joseph A. O'Hare, S.J, juga Wakil Presiden ACF, mantan Presiden Jesuit Fordham University, Cardinal Dr. Christoph Schnborn (Uskup Agung Wina dan pernah diunggulkan menjadi Paus dan juga pernah mengunjungi Indonesia, dan Pastor Daniel L. Flaherty, S.J, yang memimpin America Magazine, majalah Rpmoromo Yesuit Amerika yang disegani para pejabat public di AS.

Nama-nama besar berikut reputasi internasional mereka tidak mungkin dipertaruhkan dengan memberikan penghargaan kepada orang-orang yang tidak tepat.ACF juga bukan lembaga baru kemarin tetapi sudah berkipra secara profesional selama 48 tahun.

Perlu diketahui bahwa biasanya hadiah atau penghargaan Internasional, seperti halnya Hadiah Nobel dan lain-lain, bukan semata-mata karena pribadi atau institusi tetapi boleh jadi kombinasi antara keduanya. ACF tidak hanya melihat adanya tokoh berpengaruh di balik penurunan drastis sebuah bencana kemanusiaan tetapi juga merupakan motivasi dan insentif untuk lebih aktif terus meningkatkan perbaikan kualitas dan taraf hidup kemanusiaan di masa depan.

Penganugrahan ACF Award kepada Pak SBY, baik sebagai pribadi maupun sebagai Presuden, sebaiknya kita mengambil beberapa hikmahnya.Pertama, kita dapat mengapresiasi secara positif penghargaan ini sebagai prestasi kolektif anak bangsa Indonesia. Karena prestasi sosial itu biasanya tidak berdiri sendiri melainkan akumulasi prestasi yang melibatkan banyak unsur di dalamnnya, termasuk keringat Romo Magnis Suzeno yang juga kita kenal sebagai salah satu icon interfaith dialog di Indonesia.

Kedua, kalaulah itu mungkin Award itu kurang atau tidak layak diterima, mengingat masih adanya bengkalai problem yang belum sempat terselesaikan semuanya, seperti yang diakui sendiri oleh Pak SBY selaku pemerintah, masih ada sejumlah titik krusial sebagaimana ditunjukkan Romo Magnis dalam suratnya, justru penerimaan Award ini diharapkan menjadi motivasi dan mrndorong keberanian untuk menuntaskan bengkalai problem tersebut.

Kita bisa membenarkan sejumlah alasan kelompok yang bersikap kritis terhadap Award ini tetapi kita juga harus obyektif melihat bahwa Pak SBY sendiri tidak penah mengharapkan Award ini, bahkan memimpikan pun juga mungkin tidak. Lagi pula, Award ini tidak akan memberikan banyak efek pada dirinya karena sekarang sudah berada pada masa akhir dalam periodenya yang kedua. Tentu Pak SBY tidak hanya melihat berapa usulan yang menolak tetapi juga harus adil melihat berapa komponen masyarakat yang merasa punya hak untuk menyetujui usulan itu.

Soal dugaan adanya diskriminasi terhadap kelompok minoritas yang diukur melalui kesulitan membangun rumah ibadah, justru boleh jadi menunjukkan kebalikannya. Menurut data dari Litbang Kementerian Agama, jumlah masjid/mushalah yang terhalang pembangunannya di NTT, Papua,Bali, dan DKI Jakarta jauh lebih banyak jumlahnya dari pada gereja atau rumah ibadah lainnya.

Dasar penolakan tersebut sesungguhnya bukan dipicu konflik antar umat beragama tetapi karena IMB dari Pemda setempat. Statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah masjid/mushallah dari tahun ketahun jauh lebih kecil di banding rumah-rumah ibadah lain. Data Litbang Kemenag menunjukkan pertumbuhan rumah ibadah selama 27 tahun terakhir yang didata: Mesjid/mushalah (64,22%), Gereja Kristen (131,30%), Gereja Katolik 152,00%), Wihara Budha (268,09%), dan Pura Hindu (475,25%).

Sekecil apapun populasi sebuah agama, seperti Kong Hu Cu, tetap mendapatkan hari libur nasional dan Kepala Negara selalu hadir di dalam acara-acara besarnya. Ini mungkin yang tidak bisa ditemukan di negara manapun.

Memang tidak salah Rabbi Scheier memberikan penghargaan kepada Presiden SBY, dan sama halnya para Rabbi di Amerika memberikan penghargaan Presiden Abdurrahman Wahid yaitu 'Medal of Velor', atas jasa-jasanya membangun prularisme di Indonesia. SBY memberikan gelar kepada Abdurrahman Wahid sebagai 'Bapak Pluralisme'. Jadi SBY  dan Abdurrahman Wahid itu, 11 -12. (jj/dbs/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Intelligent Leaks lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Sabtu, 18/01/2025 09:04

ARI BP Rayakan Gencatan Senjata di Gaza