Selasa, 19 Muharram 1447 H / 15 Juli 2025 13:45 wib
862 views
Ada Apa Dengan Muamalat (4): Problem BMI Sempurna, BTN batal Akuisisi
JAKARTA (voa-islam.com) - Problem BMI sempurna, akibat kasus PT. HDC diberikan kredit Rp. 700 Milyar dan menjadi buron, berimbas BTN batal akusisi Bank Muamalat Indonesia.
Hal ini terungkap, seperti dilansir Detik.com, Komisi VI DPR RI mengungkapkan isu fraud di Bank Muamalat setelah PT Bank Tabungan Negara (Persero) batal melakukan akuisisi.
Komisi VI DPR mengkhawatirkan dana haji karena Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) merupakan Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank Muamalat.
Hal tersebut disampaikan oleh pimpinan Komisi VI DPR Mohamad Hekal seusai rapat dengar pendapat (RDP) dengan pihak Dirut PT BNI dan PT BTN di ruang Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Senin (8/7/2024). Untuk diketahui, dalam rapat tersebut, BTN menyampaikan pihaknya batal mengakuisisi Bank Muamalat. Isu di balik batalnya proses akuisisi ini juga dibahas di dalam rapat.
"Dalam perjalanannya, kelihatannya prosesnya tertunda-tunda, bahkan ada isu bahwa di dalam Bank Muamalat ini ada terjadi fraud sehingga kita khawatir kalau BTN diberikan beban untuk menyelamatkan ini," ujar Hekal dalam konferensi pers itu.
Apakah Dirut Dirut Bank Muamalat, HS ikut terlibat dalam kasus HDC?
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2023 pada Kamis, 27 Juni 2024 di Jakarta.
Salah satu agendanya adalah Bank Muamalat melakukan sejumlah pergantian dan pemberhentian di jajaran direksi dan komisaris.
RUPST Bank Muamalat resmi mengganti posisi Direktur Utama (Dirut) Indra Falatehan, dengan Hery Syafril yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Risiko Bisnis Pembiayaan.
Sebagai informasi, Hery Syafril sendiri memiliki pengalaman panjang di industri perbankan. Ia pernah menjabat sebagai Controller di Bank Rabobank Indonesia pada 2009-2012, Chief Financial Officer (CFO) & Finance Director Bank QNB Indonesia dari 2012-2015, serta Direktur Keuangan Bank Muamalat sejak 2015-2022.
Sebagai direktur keuangan yang cukup lama tentunya Hery Syafril sangat memahami secara utuh kondisi real keuangan Bank Muamalat.
Dengan keahlian dan kompetensinya sebagai auditor dan bankir tentu beliau telah memiliki konsep, rencana dan solusi yang tepat atas problem spesifik dan penyakit akut Bank Muamalat.
Kemungkinan faktor inilah yang menjadi pertimbangan BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) sebagai Pemegang Saham Pengendadali (PSP) mempercayai Hery Syafril menjadi Direktur Utama Bank Muamalat 5 tahun kedepan.
Sebagai Direktur Risiko Bisnis Pembiayaan Bank Muamalat 2023-2024, secara regulasi Hery Syafril adalah termasuk lini terdepan (first line of defense) dalam tindakan preventif atas potensi resiko bisnis yang akan terjadi. Dalam kontek ini Direktur resiko adalah masuk dalam anggota komite pembiayaan dengan tugas inti adalah untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam, untuk menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
Dalam kasus kredit macet HDC (Harrisma Data Cita) senilai Rp.700 M yg langsung macet pada bulan pertama (first payment default) bahwa secara teori tentulah Hery Syafril sbg direktur resiko turut menyetujui pengajuan kredit/pembiayaan tersebut.
Sebagaimana diketahui kredit atau pembiayaan HDC adalah kredit macet terbesar selama ini yang terjadi di Bank Muamalat. Sehingga pemberhentian indra falatehan sebagai Direktur Utama PT. BMO pada RUPLSB, 27 Juni 2024 adalah diduga ada korelasinya dengan kasus kredit macet HDC.
Lalu mengapa BPKH sebagai pemegang saham pengendali mengangkat Hery Syafril sebagai dirut Bank Muamalat yang diduga mengetahui kasus HDC, yang kemungkinan akan menjadi kendala pada fit and proper oleh OJK.
(istimewa/dbs)
Bersambung :
Ada Apa Dengan Muamalat (5): Dirut Bank Muamalat, HS diduga terlibat kasus HDC ?
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!