Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.037 views

Rekontekstualisasi Fiqih, Perlukah?

 

Oleh:

Mela Ummu Nazry || Pemerhati Generasi dan Kebijakan Publik

 

PERUBAHAN dunia yang begitu cepat yang tidak berpihak pada kepentingan umat Islam dan kaum muslimin  hari  ini dan banyak memberikan kerugian bagi kehidupan umat Islam dan kaum muslimin. Sehingga kaum muslimin selalu berada dibarisan terakhir kehidupan hari ini.

Bahkan keberadaannya nyaris tidak diperhitungkan oleh dunia,  membuat sebagian kalangan muslim menilai jelek dan tidak sempurna fiqih dan segala hal yang berkaitan dengannya. Sehingga perlu direkontekstualisasi kembali agar fiqih yang digunakan oleh kalangan muslim yang selama ini dijadikan panduan beramal shalih, bisa mengikuti perubahan dan perkembangan zaman, fleksibel, tidak kaku, dan dapat diterima oleh semua kalangan. 

Sehingga harapan dari pihak yang menawarkan rekontekstualisasi fiqih adalah agar Islam bisa diterima oleh semua kalangan,  oleh dunia, yang hari ini banyak menolak segala hal yang berbau aturan Islam.  Diharapkan dapat menjadi solusi yang ditawarkan atas seluruh masalah yang menimpa umat Islam dan kaum muslimin, agar umat Islam dan kaum muslimin lebih moderat sehingga lebih bisa masuk ke semua kalangan. 

Alih-alih menjadi solusi yang ingin diterima,. Yang terjadi malah memantik polemik ditengah-tengah kaum muslimin itu sendiri.  Sebab rekontekstualisasi fiqih ternyata mengandung bahaya yang sangat nyata bagi umat Islam dan kaum muslimin.  Yaitu dapat merubah hukum-hukum yang telah baku, yang dapat menyesatkan umat Islam dan kaum muslimin dengan kesesatan yang nyata.  Alhasil bukan hanya masalah muamalah sesama manusia saja yang berubah,. Bahkan ibadah pun bisa berubah sesuai kepentingan hawa nafsu manusia.  Alhasil, jadilah hukum mengikuti perkembangan zaman.  Padahal sejatinya zaman harus tunduk pada hukum yang telah baku. 

Lebih jauh lagi rekontekstualisasi fiqih seolah menjadi pesanan pelengkap dari kalangan yang tengah mengarusutamakan ide moderasi beragama.  Menjadi agenda untuk semakin menjauhkan kaum muslimin dari pemahaman agamanya.  Atau jika boleh dikatakan, agar kaum muslimin memahami agamanya sesuai dengan cara pandang kafir barat dalam memandang dan memahami agama Islam yaitu penuh kebencian, menyamakan agama Islam sama dengan agama lainnya sebab menganggap jika kebenaran bersifat nisbi dan memandang jika ajaran agama Islam belum sempurna dan ketinggalan zaman, sehingga harus disempurnakan melalui proses rekontekstualisasi fiqih. 

Dari sini jelaslah bahwa ide rekontekstualisasi fiqih adalah ide nyeleneh yang berasal dari ketidakpercayaan diri sebagian kalangan kaum muslimin yang pemikirannya telah teracuni pemikiran kaum sekuler yang menganggap agama hanya aksesoris belaka tak pantas mengatur kehidupan publik.  Sehingga kehidupan publik hanya pantas diatur oleh hawa nafsu manusia saja. Aturan agama disingkirkan dari kehidupan publik. Aturan agama harus tunduk pada hawa nafsu manusia. 

Atau dengan kata lain, rekontekstualisasi fiqih adalah menempatkan kembali fiqih sesuai dengan keadaan zaman sehingga melahirkan fiqih alternatif yang bisa dipakai acuan bagi umat Islam dan  kaum muslimin untuk bersikap dan berperilaku sesuai hawa nafsunya.  

Pada akhirnya hukum diambil bagaikan hidangan prasmanan, diambil hanya hukum yang mendukung kepentingan hawa nafsu manusia saja.  Yang tidak mendukung kepentingan hawa nafsu manusia ditendang dan dihilangkan.   Inilah bahayanya aktivitas rekontekstualisasi fiqih yang dibangun berdasarkan metode mantik para pemikir dan filosof barat yang mengagungkan akal yang dikendalikan oleh hawa nafsu. 

Padahal sejatinya fiqih bukanlah buah pikiran manusia.   Sebagaimana pendapat filosof atau pemikir.  Namun fiqih adalah  pemahaman terhadap Wahyu ( Nash Qur'an dan hadits ) dengan kaidah yang telah ditetapkan syariat.

Artinya untuk menjawab tantangan zaman dan perubahannya,. Umat Islam dan kaum muslimin justru membutuhkan para Mujtahid yang mampu memahami nash-nash Qur'an dan Hadits guna menghukumi fakta kehidupan yang terjadi. Sehingga fakta kehidupan yang terjadi memiliki status hukum yang jelas apakah halal atau haram dengan tuntutan perbuatan apakah wajib, sunah, mubah, makruh atau haram.  Bukan malah merubah Nash Qur'an dan hadist agar sesuai dengan keadaan zaman dengan mekontekstualisasi fiqih ala barat dengan metode yang diambil dan dicontoh dari para pemikir dan filosof barat yang sekuler. 

Sebab metode menggali hukum syara terkait perkembangan zaman dalam Islam memiliki metode yang khas, yang sudah sangat cukup baku,  yang telah ditetapkan oleh hukum syariat,. Yaitu dengan melalui proses ijtihad.  Sehingga  dengan proses ijtihad tersebut, dapat diketahui status hukum atas sebuah perbuatan manusia dari sebuah konsekuensi perkembangan dan perubahan zaman. 

Artinya Perubahan zaman yang harus dihukumi dan harus diubah sesuai dengan ketetapan hukum yang telah ditetapkan syariat. Bukan malah mengubah hukum syariat melalui proses rekontekstualisasi fiqih agar syariat berubah mengikuti perkembangan zaman.

Jika syariat yang harus berubah mengikuti perkembangan zaman, lalu hukum siapa yang harus dan bisa kita pegang sebagai standar penentuan hukum perbuatan manusia? Bukankah hukum yang dijadikan standar dalam menilai wajiblah bersifat tetap dan baku? Artinya, hal ini semakin mempertegas jika agenda rekontekstualisasi fiqih tidak diperlukan oleh umat Islam dan kaum muslimin, sebab bertentangan dengan kaidah penggalian hukum yang telah ditetapkan oleh syariat.

 Justru yang diperlukan oleh umat Islam dan kaum muslimin saat ini adalah hadirnya para mujtahid yang memahami nash-nash syariat ( Qur'an dan hadist),  yang akan dijadikan sebagai sumber penggalian hukum atas perkara atau persoalan baru yang timbul dalam kehidupan manusia.  Bukan pemikir dan filosof yang berkiblat pada barat yang sekuler. Wallahu'alam.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Zone lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News
Santri Tidak Mau Kembali ke Pondok, Apa yang Harus Dilakukan Orang tuanya?

Santri Tidak Mau Kembali ke Pondok, Apa yang Harus Dilakukan Orang tuanya?

Senin, 01 Sep 2025 13:07

Presiden Prabowo Sebut Ada Makar dan Terorisme di Tragedi Kerusuhan dan Penjarahan, Bisikan Siapa?

Presiden Prabowo Sebut Ada Makar dan Terorisme di Tragedi Kerusuhan dan Penjarahan, Bisikan Siapa?

Senin, 01 Sep 2025 12:00

Dr. Wendi Zarman: Worldview Of Islam Adalah Landasan dalam Bertindak

Dr. Wendi Zarman: Worldview Of Islam Adalah Landasan dalam Bertindak

Senin, 01 Sep 2025 09:02

Dengan Jebakan dan Kecerdikan Taktis, Pejuang Al-Qassam Akali para Penjajah di Gaza

Dengan Jebakan dan Kecerdikan Taktis, Pejuang Al-Qassam Akali para Penjajah di Gaza

Senin, 01 Sep 2025 08:28

Brigade Al-Qassam Serang Pasukan Israel, Hancurkan APC di Al-Zaytoun

Brigade Al-Qassam Serang Pasukan Israel, Hancurkan APC di Al-Zaytoun

Ahad, 31 Aug 2025 14:46

STIM Surakarta Lahirkan 27 Wisudawan Cumlaude dan Hafidz Qur’an 30 Juz

STIM Surakarta Lahirkan 27 Wisudawan Cumlaude dan Hafidz Qur’an 30 Juz

Ahad, 31 Aug 2025 14:16

Ketua MUI Serukan Hentikan Penjarahan: Aspirasi Jangan Disalurkan dengan Kekerasan

Ketua MUI Serukan Hentikan Penjarahan: Aspirasi Jangan Disalurkan dengan Kekerasan

Ahad, 31 Aug 2025 13:42

STIM Surakarta Menuju Institut Islam: Cetak Generasi Berilmu dan Beradab, Perkuat Jaringan Internasi

STIM Surakarta Menuju Institut Islam: Cetak Generasi Berilmu dan Beradab, Perkuat Jaringan Internasi

Ahad, 31 Aug 2025 07:20

Tokoh Nasional Hadiri Wisuda STIM Surakarta: Kemenag RI Dukung Lahirnya Generasi Qur’ani

Tokoh Nasional Hadiri Wisuda STIM Surakarta: Kemenag RI Dukung Lahirnya Generasi Qur’ani

Ahad, 31 Aug 2025 06:15

Berpuasa Hari Senin Bukti Cinta Nabi SAW

Berpuasa Hari Senin Bukti Cinta Nabi SAW

Sabtu, 30 Aug 2025 16:09

Abu Obeidah: Pendudukan Gaza Akan Jadi Neraka bagi Tentara Israel

Abu Obeidah: Pendudukan Gaza Akan Jadi Neraka bagi Tentara Israel

Sabtu, 30 Aug 2025 14:15

Selalu Ingat Akhirat

Selalu Ingat Akhirat

Sabtu, 30 Aug 2025 14:08

Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Brimob, MUI: Polri Jangan Jadi Alat Kekuasaan!

Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Brimob, MUI: Polri Jangan Jadi Alat Kekuasaan!

Sabtu, 30 Aug 2025 12:28

6 Pernyataan Sikap PP. Muhammadiyah Terkait Aksi Massa Kekerasan di Jakarta dan Daerah

6 Pernyataan Sikap PP. Muhammadiyah Terkait Aksi Massa Kekerasan di Jakarta dan Daerah

Sabtu, 30 Aug 2025 11:08

Rusuh yang Didesain: Sampai Kapan Geng Solo Dibiarkan Mengacau Negeri?

Rusuh yang Didesain: Sampai Kapan Geng Solo Dibiarkan Mengacau Negeri?

Sabtu, 30 Aug 2025 10:32

Kehalalan MBG Dipertanyakan, MUI Kumpulkan Lembaga Terkait Bahas Isu Minyak Babi

Kehalalan MBG Dipertanyakan, MUI Kumpulkan Lembaga Terkait Bahas Isu Minyak Babi

Jum'at, 29 Aug 2025 22:10


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X