Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Februari 2013 07:46 wib
13.396 views
Sapu Allah Membersihkan Gerakan Dakwah
Jakarta (voa-islam.com) Sungguh Allah Azza Wa Jalla memiliki caranya sendiri menyingkap siapa sejatinya sosok manusia itu? Apakah dia itu mukmin, kafir, munafik, fasik, atau dzalim?
Mereka yang berpura-pura, Allah Azza Wa Jalla, suatu saat pasti akan membuka tabir dan rahasia yang metutupi wajahnya. Tak bisa mereka terus berpura-pura secara permanen.
Dalam kurun yang panjang, mungkin seorang manusia, mampu dan berhasil membuat bentuk topeng diwajahnya, sehingga orang tidak dapat melihat jati diri orang itu, yang sesungguhnya. Karena berhasil membuat topeng.
Wajah yang berada dibalik topeng itu, pasti suatu saat tersingkap dengan gamblang. Jelas dan terang. Siapa jati dirinya yang sejatinya.
Orang yang mampu menutupi wajahnya dengan topeng, memang terkadang bisa memiliki wajah ganda.
Suatu saat di depan orang banyak bisa berlaku seperti "malaikat" yang suci (innocent), sepertinya tak pernah tersentuh oleh dosa, bicaranya penuh dengan nilai-nilai agama, dan pesan-pesannya penuh dengn moralitas. Sangat menarik. Memukau siapa saja yang mendengarkan. Seperti menikmati angin dari surga. Orang-orang yang mendengar hanya berdecah. Kagum.
Tetapi, suatu saat, orang yang menutupi wajahnya dengan topeng itu, tak mampu lagi, berlaku seperti "malaikat", kemudian menunjukkan wajah aslinya, lebih jelek dari "setan" dan "iblis".
Mungkin tak pernah dimengerti dan dipahami oleh orang-orang yang pernah berjumpa dengannya. Mungkin tak pula dimengerti oleh orang-orang yang pernah mendengar ucapannya. Mungkin tak pernah diterima dan dipercaya oleh orang-orang yang pernah dekat dengannya.
Sebuah tontonan yang penuh dengan paradok. Terkadang tontonan itu membuat banyak orang menjadi ragu, atau tidak percaya.
Karena itu, orang-orang yang pernah berjumpa, bertemu dan berhubungan dengannya, akhirnya menjadi ambigu (mendua).
Tidak dapat menilai siapa orang itu? Apakah dia "malaikat" atau "setan" dan "iblis". Inilah yang terjadi hari ini dihadapan kita. Tidak mudah memberikan keputusan terhadap mereka. Karena mereka dengan sangat pandai menutupi wajahnya dengan topeng.
Betapa umat Islam dan bangsa Indonesia saat sekarang ini, dihadapannya menjumpai begitu banyak manusia yang mengenakan topeng. Topeng yang menjadi alat menipu dan mengelabuhi.
Sehingga, begitu banyak orang yang menjadi pengikut dan pendukung orang-orang bertopeng. Orang-orang bertopeng itu, sungguh sangat menikmati dengan kehidupannya. Walaupun harus selalu menipu terhadap hatinya sendiri.
Hanya, Allah Azza Wa Jalla, menegaskan, di dalam al-Qur'an,
"Barangsiapa yang berbuat baik, maka kebaikan yang diusahakannya itu, pasti akan kembali kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, barangsiapa yang berbuat jahat, maka perbuatan jahat itu, pasti akan kembali kepada dirinya sendiri".
Karena itu, siapa yang menanam pasti akan menuai, sesuai dengan yang ditanamnya. Tidak mungkin menanam kacang, memetik buah jagung. Semuanya yang diusahakan yang ditanam, dan dusahakan manusia, sesuai dengan amal usahanya. Tidak pernah berselisih. Perbuatan manusia itu, pasti akan nampak dengan gamblang di depan manusia lainnya.
Mereka yang berpura-pura bersih, jujur, amanah, dan suci, jika mereka hanyalah manusia-manusia yang bertopeng, dan hanya ingin menipu manusia lainnya, dan hanya ingin berkhianat, pasti suatu saat, mereka tidak mungkin dapat menipu selamanya. Tersingkap semua perbuatan jahat dan busuknya. Secara gamblang. Seperti ikan dalam aquarium.
Allah Azza Wa Jalla dengan caranya sendiri melakukan proses penyaringan, Dan melakukan kristalisasi dengan sempurna.
Mereka yang mukmin dan komit terhadap manhaj-Nya (al-Qur'an dan as-Sunnah), dan istiqomah pasti Allah Azza Wa Jalla, nantinya akan memberikan kemuliaan dan kemenangan, dan mendapatkan rahmat-Nya.
Begitu pula, siapa saja yang berkhianat, meninggalkan Allah dan Rasul-nya, Kitab-nya (al-Qur'an), pasti Allah Azza Wa Jalla akan mempertontonkan dihadapan manusia.
Orang-orang yang berkhianat, yang sudah mengaku sebagai "mujahid" atau "mukmin", tetapi berkhianat, Allah akan menghinakan mereka, di dunia dan akhirat. Sebanding lurus dengan amal yang pernah mereka lakukan di dunia.
Emas dan loyang tidak pernah tertukar. Minyak dengan air tak pernah bercampur. Kekufuran dengan ahlul tauhid tidak pernah bersatu.
Orang-orang yang jujur, tidak pernah bersatu dengan para pengkhianat. Orang-orang yang shalih tidak pernah bersatu dengan ahlul maksiat. Selamanya.
Jika mereka yang mengaku sebagai mukmin, tetapi perilakunya dipenuhi dengan maksiat, maka sejatinya orang itu, tak lain, ahlul maksiat. Agamanya yang diyakininya, hanyalah topeng belaka.
Di masa depan. Orang-orang yang ingin meninggikan al-haq (dinullah) itu, hanya akan dapat dibawa oleh orang-orang yang memiliki kualitas hidupnya, seperti yang sudah dicontohkan oleh para shalafusshalih. Bukan jenis manusia yang bertopeng.
Manusia yang hanya menjadi abdi perut dan kemaluan. Manusia yang hanya hidup dan matinya diorientasikan atas kenikmatan dunia, tak akan pernah bertemu dengan Allah Azza Wa Jalla dalam kemuliaan-Nya.
Mereka yang menjadikan kenikmatan dunia, sebagai "tuhan" mereka, pasti akan jatuh tersungkur dalam keadaan hina dina. Betapapun mereka itu, menyatakan dirinya sebagai "mujahid", tetapi sejatinya mereka orang-orang yang bertopeng, dan menipu.
Mengapa? Jika kita mengimani bahwa Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, sebagai utusan-Nya, dan suri tauladan, tetapi mengapa kita tidak mau beritiba' kepada Nabi Shallahu Alaihi Wassalam?
Nabi Shallahu Alaihi Wassalam, bukan tidak pernah digoda, digoda oleh kemuliaan dan kenikmatan dunia.
Nabi Shallahu Alaihi Wassalam, pernah ditawari oleh kafir Qurays, tentang segala kenikmatan dunia yang manjadi obsesi manusia. Kekuasaan, harta, dan wanita. Tetapi, tak pernah surut sedikitpun atas tawaran kenikmatan itu. Sungguh Al-Amin, benar-benar suri tauldadan yang mulia.
Hari ini, kita hanya disuguhi oleh barisan para pendukung kerakusan syahwat, dan para pemuja syahwat, perut dan kemaluan.
Tetapi, mereka masih berani mengatakan dirinya sebagai "mijahid". Mestinya, mereka ini berani melakukan pengakuan atas segala penyimpangannya (inhirofnya), dan kembali ke jalan-Nya. Tidak menjadi hamba hawa nafsu. Tidak menjadi hamba thogut.
Mereka tidak akan pernah dapat menipu Allah Rabbul Alamin, dan menipu dirinya sendiri. Mereka akan dibuka segala muslihat yang mereka tutupi selama ini.
Allah Azza Wa Jalla, tidak pernah tidur sekejappun, dan mencatat segala apa yang dilakukan oleh manusia. Mereka yang berlaku bathil, pasti akan mendapatkan balasannya.
Sekarang sapu Allah Azza Wa Jalla sedang membersihkan kotoran yang menempel di dalam Jamaah Islam, dan membuka topeng-topeng yang melekat di wajah para munafiqin, yang selama ini mengaku sebagai pejuang Islam, atau mujahid.
Sejatinya mereka yang mengaku pejuang Islam dan mujahid itu, mereka hanyalah kumpulan orang-orang yang menghalangi-halangi manusia untuk kembali ke jalan Allah Rabbul Alamin. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!