Senin, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Oktober 2017 16:01 wib
6.048 views
Guru Besar: Kata 'Kita' untuk Indonesia Lahir dari Umat Islam
JAKARTA (voa-islam.com)- Umat Islam sungguh besar perannya terhadap Negara Indonesia, baik sebelum merdeka maupun paska kemerdekaan. Bahkan disebutkan bahwa umat Islam itu yang menjadi pelopor konsep kebangsaan, bahwa penjajahan Belanda harus dilawan. "Konsep Indonesia itu adalah konsep yang muncul pada dekade abad ke-20 di Belanda oleh pemuda-pemuda Indonesia di sana, yang salah satu tokohnya adalah M. Hatta. Tidak lama kemudian muncullah Sumpah Pemuda. Nah, kapan ada nama 'Kita'?
Sejak itu ada kata 'kita'. Tapi 'kita' itu baru untuk Islam. Karena itu gerakan massal pertama di Indonesia maka namanya Syarikat Islam (SI), tidak ada konsep Indonesia," demikian kata Guru Besar Universitas Pertahanan, Prof. Salim Said, belum lama ini di Jakarta. Baru setelah pemuda-pemuda belajar Belanda mengembangkan konsep 'kita' ini, orang Indonesia melawan Belanda tidak dalam pengertian agama saja. Barulah berkembanglah konsep Indonesia melawan Belanda.
"Pada mulanya itu Islam melawan Belanda. Kita orang Islam melawan orang kafir, istilahnya. Apa artinya itu? Peranan Islam itu besar sekali dalam proses (konsep) negara," jelasnya tegas.Sejarah yang berawal itu, bermula menurut dari perang Padri. "Perang Padri itu, yang saya kira karena pengaruh Wahabi, ada tiga haji di situ: Haji Miskin, Haji Piayabang, dan satu lagi saya lupa. Mereka ini berperang karena melawan adat.
Belanda masuk. Padahal itu kekuatan adat, lalu tidak mau keluar lagi. Kayak Amerika di Afganistan. Kayak Amerika di Irak," tambahnya. Kaum Padri melihat bahwa yang mereka perangi itu orang Belanda selain perangi adat. "Mereka meneruskan: 'Yang kita lawan ini kafir, kita ini siapa? Kita ini Islam'. Jadi mulailah konsep kita.
Jadi bukan haji (Piayabang) yang perang, tapi 'kita' yang perang. Ini kemudian menular ke Aceh. Tahunnya kan tidak jauh. Menular ke Diponegoro. Diponegoro itu kalau Anda pelajari, itu ingin buat negara Islam. Diponegoro itu kan orang tarekat. Makanya dia tidak pakai blangkon, kan," tutup terangnya. (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!