Senin, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Desember 2014 08:30 wib
9.063 views
Kala Cinta Menggoda
Membicarakan cinta selalu saja indah. Apalagi ketika usia memang sudah cukup untuk mengalami dan merasakan cinta. Seolah-olah dunia penuh berisi bunga bermekaran, penuh warna-warni. Gula Jawa pun serasa coklat. Kalau ini sih lidahnya pasti sariawan sehingga susah membedakan rasa hehe...
Baiklah sobat muda muslim, cinta di sini kita batasi cinta terhadap lawan jenis. Cinta yang menghasilkan banyak kisah romantis di dunia semacam Romeo-Juliet, Sampek-Engtay, hingga Syah Jahan-Mumtaz Mahal yang menghasilkan bangunan Taj Mahal. Belum lagi kisah Bandung Bondowoso yang naksir Roro Jonggrang sehingga menyanggupi membangun candi seribu dalam semalam.
Terlepas kisah tersebut dongeng atau bukan, abadi atau patah di tengah jalan, kita bisa melihat dahsyatnya kekuatan cinta. Karena kedahsyatan yang dimilikinya, tak heran Islam memberikan rambu-rambu tertentu sebagai aturan. Ketika cinta menggoda, kecerdasan manusia entah itu laki-laki atau perempuan bisa meluncur ke titik nadir alias tak berfungsi. Ini semua akan menjadi awal malapetaka bila tak segera disikapi dengan bijak.
Mahabenar Allah yang memberikan aturan bukan hanya curative atau mengobati tapi juga preventive atau pencegahan. Jauh hari bahkan ketika masih kecil, tiap anak muslim telah diajari batasan aurat. Terpisahnya kehidupan laki-laki dan perempuan kecuali untuk alasan syari. Ghodul Bashor atau menundukkan pandangan dari hal yang belum halal baginya hingga diharamkannya berduaan karena pihak ketika adalah setan.
Ini semua adalah pencegah agar benih cinta yang belum seharusnya hadir bisa diminimalkan. Tapi ketika segala upaya telah diusahakan, cinta itu masih tetap hadir dan menggoda, lantas apa yang harus dilakukan? Apalagi di tengah kehidupan yang jauh dari syariat Islam seperti hari ini, godaan syahwat itu begitu meresahkan.
....Cinta yang menggoda itu bukan cinta yang sebenarnya. Bukankah godaan itu sifatnya hanya main-main saja?...
Bila memang sudah siap lahir dan batin, maka muara cinta itu adalah pernikahan. Bila godaan cinta begitu kuat, tak ada jalan lain kecuali menghalalkannya. Setiap anak manusia baik laki-laki maupun perempuan yang telah memasuki masa baligh, maka ia telah pantas untuk menikah. Tak ada istilah pernikahan dini atau terlalu muda. Ini adalah istilah yang dihembuskan kaum kuffar untuk menghalangi pemuda Islam segera menikah dan terus bermaksiat di masa lajangnya. Naudzubillah.
Godaan cinta terhadap lawan jenis adalah pintu setan untuk mencari teman bila tak segera disahkan. Ketika terbentur satu dan lain hal, masih sekolah dan belum berpenghasilan misalnya, maka berpuasalah. Dengan berpuasa, maka godaan cinta bisa diredam. Beraktivitaslah, jangan manjakan perasaan dan pikiranmu pada si dia yang telah membuatmu makan tak nyenyak dan tidur tak enak, upz...kebalik ya.
Cinta yang menggoda itu bukan cinta yang sebenarnya. Bukankah godaan itu sifatnya hanya main-main saja? Cinta yang sebenarnya dan bukan hanya sebatas godaan itu datang nanti ketika laki-laki dan perempuan telah disatukan dalam akad nikah. Dan ketika akad nikah ini masih terasa jauh untuk dijangkau maka tepis godaan ini seperti kita menepis godaan setan yang akan menyeret kita ke neraka. Istighfar.
Yakinlah bahwa ketika kita kuat dan tak mempan untuk digoda, kadar godaan itu semakin lama akan berkurang kemudian hilang. Akan ada saatnya nanti ketika rasa cinta itu terasa begitu lezat yaitu saat satu sama lain telah halal untuk bercengkerama dan bermesraan. Dan saat itu adalah saat ketika setiap pertemuan menjadi ladang pahala yang bernilai barokah, insya Allah. (riafariana)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!