Sabtu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Februari 2015 16:00 wib
26.322 views
Yuk! Ramai-Ramai Hapus Doktrin Valentine
Oleh: Abdullah Azzam
Sahabat Smart Teen yang Shalih dan Shalihah...
Suasana atau situasi apa yang terjadi di dunia, juga di negeri Indonesia - yang mayoritas beragama Islam - mendekati, menyambut tanggal 14 Februari? Mungkin di seluruh tempat-tempat hiburan yang ada, tempat-tempat publik dan tempat-tempat wisata, yang banyak dikunjungi masyarakat, para pemilik dan pengurusnya sudah siap memberikan diskon-diskon menarik dengan balutan program-program yang dibuat sedemikian rupa agar orang mengikutinya. Yang pada intinya untuk melampiaskan syahwat masyarakat pada tanggal itu.
Ada apa dengan tanggal 14 Februari? Jika kita mencoba untuk melakukan survey kecil-kecilan kepada masyarakat khususnya pada mereka yang dianggap sebagai pemuda-pemudi mengenai tanggal 14 Februari, apa kira-kira pendapat dominan yang dihasilkan.
Kejahatan (kemaksiatan, kesesatan) yang teroganisir akan mengalahkan kebenaran yang tidak diorganisir
Penulis cukup yakin pendapat dominan yang muncul khusunya dari pemuda-pemudi itu mengenai tanggal 14 Februari adalah mengenai adanya sebuah hari yang bernama hari Valentinee (Valentinee Days), yang terkenal dengan sebutan hari kasih sayang. Ironisnya hari yang diartikan sebagai hari kasih sayang itu, sering diimplementasikan dengan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Mulai dari meminum minuman keras, ikhtilaf, berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, bergandengan tangan, berpelukan, berciuman bahkan sampai dengan hubungan yang layak dilakukan oleh suami-istri, padahal mereka belum resmi menikah.
Bagi umat Islam, jelas Valentine bukan hanya persoalan yang biasa atau tidak penting. Valentine ini sudah menyangkut tentang aqidah. Kenapa? Karena Valentine bukanlah berasal dari tradisi Islam, Valentine bahkan berasal tradisi agama Kristen (sejarah lengkapnya bisa dibaca di sini (Lihatlah Sejarah Valentine Day, Tak Pantas Dirayakan).
Artinya jika seorang muslim meyakini atau bahkan ikut merayakan hari Valentine ini, sedangkan ia sudah tahu kebenarannya, bisa jadi keimanannya akan cacat bahkan bisa terhapus dalam pandangan ALLAH SWT. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum itu” (H.R Abu Daud).
Doktrin hari Valentine sebagai hari-hari biasa seperti hari-hari perayaan lainnya yang tidak ada sangkutnya dengan agama, memang terus disosialisasikan, disebarkan, diteguhkan oleh para musuh Islam yang tujuannya tentu untuk merusak aqidah kaum muslimin.
Oleh karena itu, upaya untuk menghapus doktirn Valentine ini rasanya menjadi sebuah kewajiban kepada seluruh kaum muslimin. Caranya bagaimana?.
Seperti yang dilakukan oleh para musuh Islam dalam menyebarkan doktrin Valentine ini, maka kita semua kaum muslimin juga harus terus medakwahkan, menyebarkan, mensosialisasikan, meneguhkan kepada masyarakat kaum muslimin di seluruh dunia bahwa hari Valentine adalah bukan tradisi Islam.
Bahwa meyakini dan merayakan hari Valentinee, akibatnya bisa membuat cacat bahkan terhapusnya keimanan kita dihadapan ALLAH SWT. Dan upaya ini harus kita lakukan tentunya dengan semangat yang lebih kuat dan tinggi, semangat yang tidak boleh kalah dengan para musuh-musuh Islam. Jika upaya ini terus dilakukan dengan istiqamah, bi idznillah dengan izin Allah SWT doktrin Valentine ini dengan sendirinya akan terhapus dalam jiwa-jiwa kaum muslimin.
Ali Bin Abu Thalib pernah mengatakan:
“Kejahatan (kemaksiatan, kesesatan) yang teroganisir akan mengalahkan kebenaran yang tidak diorganisir”.
Perkataan Imam Ali ini , dalam konteks Valentinee ini bisa kita maknai jika Valentinee (sebuah kesesatan) yang dilakukan diucapkan secara terus-menerus akan dijadikan sebuah kebenaran. Tentunya itu jangan sampai terjadi na’udzu billahi min dzalik.
Selamanya dalam Islam, yang namanya sesat (bathil) itu sesat sampai kapan pun walaupun banyak orang yang meyakini, mengucapkan dan melakukannya. Dan yang haq selamanya juga haq sampai kapan pun walaupun hanya sedikit yang meyakini, mengucapkan dan mengamalkannya
Selamanya dalam Islam, yang namanya sesat (bathil) itu sesat sampai kapan pun walaupun banyak orang yang meyakini, mengucapkan dan melakukannya. Dan yang haq selamanya juga haq sampai kapan pun walaupun hanya sedikit yang meyakini, mengucapkan dan mengamalkannya.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat…” (QS 2:256). Wallahu’alam bis showab. Wallahu'alam. [syahid/voa-islam]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!