Rabu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Mei 2015 23:35 wib
18.347 views
Ulang Tahun, yang Ditunggu dan Dirindu
Halo sobat voa-islam,
Pastinya kalian sudah tidak asing dengan istilah sweet seventeen atau perayaan ulang tahun ke-17. Bahkan saking enggak asingnya, ada yang bilang sweet seventeen itu wajib lho untuk dirayakan. Dari yang sekadar potong tumpeng di rumah, syukuran di panti asuhan, pesta kecil-kecilan dengan kue tar ala kadarnya sampai acara gede-gedean di hotel. Dari yang modal kecil sampai modal jutaan rupiah. Intinya sweet seventeen wajib bin kudu mesti dirayakan.
Entah benar atau tidak, alasan sweet seventeen wajib dirayakan karena di usia itu kalian bisa memiliki KTP alias Kartu Tanda Penduduk. Selain itu, kalian sok jadi mandiri padahal uang saku juga masih minta ke ortu. Iya apa iya? Trus, kalau ada film yang sedikit “biru-biru” yangselalu disertai tulisan “UNTUK 17 TAHUN KE ATAS”, kalian beralasan sudah boleh nonton karena sudah gede. Ih...ngaku aja kalau demen nonton porno.
Terlepas dari sweet seventeen tadi, sebenarnya merayakan ulang tahun itu boleh nggak sih?
Nah Sob, tahu nggak sih kamu kalau ternyata di balik perayaan ulang tahun itu ada banyak bibit kesyirikan lho. Waduh,dosa besar dong? Kalo sobat enggak percaya, inilah alasan kenapa perayaan ulang tahun mengandung kesyirikan:
- Perayaan ulang tahun ternyata sudah dilakukan sebelum munculnya agama Kristen. Lebih tepatnya perayaan ini sudah dilakukan oleh penganut paganisme untuk menangkal roh-roh jahat yang mengganggu di hari ulang tahun mereka. Perayaan ini juga mengundang orang-orang agar memberikan doa dan pengharapan yang baik.
- Ulang tahun nggak afdol tanpa kue tar atau tumpengan. Tau gak sih kamu kalau tradisi kue ini dibudayakan oleh orang-orang Yunani Awal untuk menghormati Dewi Artemis? Mereka membuat kue bulat yang melambangkan bulan. Selain itu ada juga yang berpendapat jika penggunaan kue ini diawali di Jerman dengan membuat kue berbentuk bayi Yesus kain lampin.
- Di atas kue tar pasti kurang lengkap jika tidak dipasang lilin. Ternyata eh ternyata lilinnya juga berasal dari Yunani. Jadi Dewi Artemis itu, sudah dibuatkan kue bulan, juga minta diberi cahaya supaya semakin mempresentasikan bulan yang bercahaya. Sebagian orang ada yang mengatakan juga bahwa menyalakan lilin itu membantu mengirim doa kepada dewa.
- Terakhir biasanya ada silent wishes atau berdoa dalam hati sebelum meniup lilin. Silent wishes ini diyakini membawa keberuntungan jika kita meniup semua lilin dalam satu tarikan nafas.
Wah wah wah. Ternyata dari A sampai Z perayaan ulang tahun penuh dengan budaya paganisme ya. Budaya berhala yang dihiasi dengan sikap bermewah-mewahan. Jika dipikir-pikir ulang, sebenarnya enggak ada untungnya sama sekali lho kita ikut-ikutan yang kayak begini. Ada sih, tapi untungnya buat setan. Heuheu...
... Ternyata dari A sampai Z perayaan ulang tahun penuh dengan budaya paganisme ya...
Selain itu juga, coba deh sobat renungkan. Sebenarnya arti ulang tahun itu menandai hari dimulainya kehidupan di luar rahim dalam perjalanan menuju liang lahat. Dunia ini adalah tempat kita beramal. Satu hal utama yang sering dilupakan dalam perjalanan ini adalah, dunia juga tempat kita menabung amal supaya masuk syurga atau masuk neraka. Andai kita diberi umur hingga 25 tahun, dan setiap tahun kita selalu merayakan ulang tahun, itu seolah-olah kita mengatakan kepada diri sendiri ‘cie yang mau cepet mati’. Duh, padahal diri ini pasti belum siap kan menghadapi kematian?
MILAD = ULANG TAHUN ISLAM ?
Terus kalau ulang tahunnya di ganti dengan milad, bolehkah?
Sist, bro, gan, sobat sobat sekalian. Sebenarnya milad hanyalah pengalih bahasa saja. Translet dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab. Hal ini tidak menjadikan ucapan “selamat milad ” menjadi boleh. Semacam kamu bilang “aku minum arak” dan “aku minum Khamr” sama saja tho?
Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin pernah ditanya tentang masalah ini. Lalu beliau mengatakan bahwa bila ini dijadikan ibadah maka perayaan ini bid'ah. Sedangkan bila dijadikan kebiasaan, maka hal tersebut menjadi bentuk kelancangan kita menjadikan hari raya selain hari ‘ied dan bentuk tasyabuh terhadap orang kafir. Selain itu, bertambahnya umur seharusnya dijadikan bentuk muhasabah diri. Artinya sobat, kita sudah semakin dekat dengan batas akhir hidup kita. Tapi yang jadi pertanyaan, sudah siapkah kamu menghadap Allah dengan amalanmu?
Kalau sudah begitu, apakah kamu masih menunggu dan merindukan datangnya ulang tahun? (dbs/villanurfillah/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!